Etimologi
Kata "kata" dalam bahasa Melayu dan Indonesia diambil dari bahasa Sansekerta kathā. Dalam bahasa Sansekerta kathā sebenarnya artinya adalah "konversasi", "bahasa", "cerita" atau "dongeng". Dalam bahasa Melayu dan Indonesia terjadi penyempitan arti semantis menjadi "kata".
Masalah pendefinisian
Istilah "kata" sungguh sulit untuk didefinisikan. Di dalam artikel ini dicoba untuk menjelaskan konsep ini dengan menyajikan tiga definisi yang berbeda: definisi menurut KBBI, tata bahasa baku bahasa Indonesia dan definisi yang umum diberikan di Dunia Barat.
Definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1997) memberikan beberapa definisi mengenai kata:
1. Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa
2. konversasi, bahasa
3. Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas
4. Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan)
Definisi pertama KBBI bisa diartikan sebagai leksem yang bisa menjadi lema atau entri sebuah kamus. Lalu definisi kedua mirip dengan salah satu arti sesungguhnya kathā dalam bahasa Sansekerta. Kemudian definisi ketiga dan keempat bisa diartikan sebagai sebuah morfem atau gabungan morfem.
Jenis kata
Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu:
1. Nomina (kata benda); Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Kata benda dapat dibagi menjadi dua: kata benda konkret untuk benda yang dapat dikenal dengan panca indera (misalnya buku), serta kata benda abstrak untuk benda yang menyatakan hal yang hanya dapat dikenal dengan pikiran (misalnya cinta). Selain itu, jenis kata ini juga dapat dikelompokkan menjadi kata benda khusus atau nama diri dan kata benda umum . Kata benda nama diri adalah kata benda yang mewakili suatu entitas tertentu (misalnya Jakarta atau Ali), sedangkan kata benda umum adalah sebaliknya, menjelaskan suatu kelas entitas (misalnya kota atau orang).
Contoh :
Murid-murid harus membaca buku.
Ratna mengagumi ibunya
Saya murid.
Kata Murid murid Ratna dan saya adalah nomina yang berfungsi sebagai subjek. Kata buku adalah nomina yang berfungsi sebagai objek. Kata Ibunya adalah nomina yang berfungsi sebagai pelengkap. Kata murid adalah nomina yang berfungsi sebagai predikat.
2. Verba (kata kerja); (bahasa Latin: verbum, "kata") atau kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Jenis kata ini biasanya menjadi predikat dalam suatu frasa atau kalimat. Berdasarkan objeknya, kata kerja dapat dibagi menjadi dua: kata kerja transitif yang membutuhkan pelengkap atau objek seperti memukul (bola), serta kata kerja intransitif yang tidak membutuhkan pelengkap seperti lari. . Dilihat dari fungsinya, verba memiliki fungsi utama sebagai predikat atau inti predikat dalam kalimat Dilihat dari bentuknya, verba bisa berupa verba asal (Misal : datang, mandi, tidur), bisa pula berupa verba turunan (misal : mendarat, (mem)baca, bertemu, berjalan-jalan, campur tangan). Kata-kata berimbuhan me-, di-, ber-, ter-, -kan, dan -i adalah kata-kata yang berkategori verbal.
Contoh :
Saya tidak mengetahui perkara itu.
Pikiran Anda itu sungguh berharga
Perhatikanlah soal sebaik-baiknya!
Ibu mencarikan saya sebuah gaun.
3. Adjektiva (kata sifat); (bahasa Latin: adjectivum) atau kata sifat adalah kelas kata yang mengubah nomina (kata benda) atau pronomina, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik. Adjektiva dapat menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas, maupun penekanan suatu kata. Contoh kata sifat antara lain adalah keras, jauh, dan kaya.
4. Adverbia (kata keterangan); Adverbia (Bahasa Latin: ad, "untuk" dan verbum, "kata") atau kata keterangan adalah kelas kata yang memberikan keterangan kepada kata lain, seperti verba (kata kerja) dan adjektiva (kata sifat), yang bukan nomina (kata benda). Contoh adverbia misalnya sangat, amat, tidak.
• Jenis adverbia
Cara penggolongan kata keterangan keterangan bermacam-macam tergantung dari sumber rujukan yang digunakan. Berikut salah satu cara pembagian kata keterangan.
1. Kata keterangan alat. Misalnya: dengan.
2. Kata keterangan kesertaan. Misalnya: bersama.
3. Kata keterangan perlawanan. Misalnya: meskipun.
4. Kata keterangan tujuan. Misalnya: untuk.
5. Kata keterangan sebab. Misalnya: karena.
6. Kata keterangan akibat. Misalnya: maka.
7. Kata keterangan waktu. Misalnya: kemarin.
8. Kata keterangan tempat. Misalnya: sana.
9. Kata keterangan syarat. Misalnya: jika.
10. Kata keterangan derajat. Misalnya: sedikit, banyak.
11. Kata keterangan keadaan. Misalnya: sungguh-sungguh
12. Kata keterangan kepastian. Misalnya: mungkin
5. Numeralia (kata bilangan); Numeralia atau kata bilangan adalah kata yang menyatakan jumlah benda atau urutannya dalam suatu deretan. Kata bilangan dapat dibagi menjadi dua jenis: kata bilangan tentu (takrif), misalnya satu, setengah, ketujuh; serta kata bilangan tak tentu, misalnya beberapa, seluruh, banyak. Kata bilangan juga dibagi 2 berdasarkan urutan/deretan yaitu : Angka kardinal contoh satu, dua, tiga dan yang kedua angka ordinal contoh kesatu, kedua, ketiga.
6. Kata tugas ; Kata tugas atau partikel adalah sejenis kategori kata dalam tatabahasa formal bahasa Indonesia yang berdasarkan peranannya dapat dibagi menjadi lima subkelompok :
• preposisi (kata depan) (kata depan) (contoh: dari),
• konjungsi (kata sambung) Konjungsi berkoordinasi (dan), Konjungsi subordinat (karena),
• artikula (kata sandang) - artikula (kata sandang) (contoh: sang, si) - Umum dalam bahasa Eropa (misalnya the),
• interjeksi (kata seru) (contoh: wow, wah), dan
• partikel penegas
7. Pronomina (kata ganti); Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Contohnya adalah saya, kapan, -nya, ini. Pronomina dibagi atas beberapa golongan yaitu :
• Kata ganti orang. Terbagi tiga dan dapat bersifat tunggal maupun jamak.
Kata ganti orang pertama. Misalnya: saya, aku, kami, kita.
Kata ganti orang kedua. Misalnya: engkau, kamu, kalian.
Kata ganti orang ketiga. Misalnya: dia, beliau, mereka.
• Kata ganti pemilik. Misalnya -ku, -mu, -nya.
• Kata ganti penanya; berfungsi menanyakan benda, waktu, tempat, keadaan, atau jumlah. Misalnya apa, kapan, ke mana, bagaimana, berapa.
• Kata ganti petunjuk. Misalnya ini, itu.
• Kata ganti penghubung. Misalnya yang.
• Kata ganti tak tentu. Misalnya barang siapa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar