Download di Aplikasi Lebih Mudah
Rapi dan Siap Cetak, Klik Disini untuk Download Aplikasi
Modul untuk Bimbel / Materi Belajar Sekolah TK SD SMP SMA lebih lengkap dan lebih mudah di Aplikasi Produk Aqila Klik Disini untuk Download
Daftar Link Pemetaan Soal UN SMP
- TryOut IPA SMP P1 Soal 2020
- TryOut Inggris SMP P2 Soal 2020
- TryOut Indonesia SMP P1 Soal 2020
- Pemetaan SKL UN SMP Matematika 2020 Statistika
- Pemetaan SKL UN SMP Matematika 2020 Geometri Bagian 3
- Pemetaan SKL UN SMP Matematika 2020 Geometri Bagian 2
- Pemetaan SKL UN SMP Matematika 2020 Geometri Bagian 1
- Pemetaan SKL UN SMP Matematika 2020 Bilangan Bagian 2
- Pemetaan SKL UN SMP Matematika 2020 Bilangan Bagian 1
- Pemetaan SKL UN SMP Matematika 2020 Aljabar Bagian 2
- Pemetaan SKL UN SMP Matematika 2020 Aljabar Bagian 1
- Pemetaan SKL UN SMP IPA 2020 Struktur dan Fungsi M...
- Pemetaan SKL UN SMP IPA 2020 Struktur dan Fungsi M...
- Pemetaan SKL UN SMP IPA 2020 Struktur dan Fungsi M...
- Pemetaan SKL UN SMP IPA 2020 Pengukuran Zat dan Si...
- Pemetaan SKL UN SMP IPA 2020 Pengukuran Zat dan Si...
- Pemetaan SKL UN SMP IPA 2020 Pengukuran Zat dan Si...
- Pemetaan SKL UN SMP IPA 2020 Mekanika dan Tata Sur...
- Pemetaan SKL UN SMP IPA 2020 Mekanika dan Tata Sur...
- Pemetaan SKL UN SMP IPA 2020 Mekanika dan Tata Sur...
- Pemetaan SKL UN SMP IPA 2020 Makhluk Hidup dan Lin...
- Pemetaan SKL UN SMP IPA 2020 Makhluk Hidup dan Lin...
- Pemetaan SKL UN SMP IPA 2020 Gelombang Listrik Mag...
- Pemetaan SKL UN SMP IPA 2020 Gelombang Listrik Mag...
- Pemetaan SKL UN SMP IPA 2020 Gelombang Listrik Mag...
- Pemetaan SKL UN SMP Inggris 2020 Unsur Kebahasaan
- Pemetaan SKL UN SMP Inggris 2020 Fungsi Sosial dan...
- Pemetaan SKL UN SMP Inggris 2020 Fungsi Sosial dan...
- Pemetaan SKL UN SMP Indonesia 2020 Menyunting Kata...
- Pemetaan SKL UN SMP Indonesia 2020 Menyunting Ejaa...
- Pemetaan SKL UN SMP Indonesia 2020 Menulis Terbatas
- Pemetaan SKL UN SMP Indonesia 2020 Membaca Sastra
- Pemetaan SKL UN SMP Indonesia 2020 Membaca Non Sastra
MEMBACA SASTRA
--------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
Menentukan Makna Kata Dalam Cerpen dan Fabel
-------------------------------------------------------------------------
1. Cermatilah teks fabel berikut!
"Hei kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu. Ayo jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?" Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka.
Bahkan, sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang semut merasa bahwa dirinya adalah binatang yang paling hebat. Si kepompong hanya diam mendengar ejekan tersebut. Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu. Karena hujan, genangan lumpur terdapat di mana-mana. Lumpur yang licin membuat semut tergelincir dan jatuh ke dalam lumpur. Sang semut hampir tenggelam dalam genangan lumpur itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk meminta bantuan." Tolong, bantu aku! Aku mau tenggelam, tolong..., tolong...!" Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas.
Makna gramatikal kata membanggakan diri pada teks di atas adalah ....
A. sombong
B. bersahaja
C. rendah hati
D. lapang hati
2. Cermatilah cerpen berikut!
Sangatlah mengherankan cara dan kecepatan mereka bekerja. Sesudah pukul empat pagi hanya tinggal lima buah candi yang harus disiapkan. Di samping itu, sumurnya pun sudah hampir selesai. Apa yang harus diperbuat? Segera gadis-gadis dibangunkan dan disuruh menumbuk padi di lesung serta menaburkan bunga yang harum baunya.
Makna kata lesung pada teks di atas adalah ....
A. batu besar
B. bambu besar
C. alat penumbuk padi
D. alat memanen bunga
3. Cermatilah kutipan fabel berikut!
Ia melempari Kera dengan batu-batu kecil. Mula-mula Kera tidak peduli. Kancil tidak berputus asa. Kancil terus melempari Kera. Ia berusaha agar Kera marah. Lama-kelamaan Kera menjadi kesal dan marah. Ia balik melempari Kancil dengan kulit pisang. Setelah kulit pisang habis, Kera melempari Kancil dengan buah pisang.
Makna dari kata tidak berputus asa dalam fabel tersebut adalah ....
A. tidak menyerah
B. sabar
C. pasrah
D. tidak marah
4. Cermati kutipan fabel berikut!
"Semua sudah hadir. Peserta dimohon untuk bersiap," kata sang Gagak yang kali ini bertugas sebagai wasit pertandingan. Dengan sigap Kelinci muncul dari balik tenda. Ia berjalan lincah, melompat kesana-kemari menunjukkan kegesitannya dalam berlari. Sang Kelinci berdiri di samping Kura-kura.
Makna kata sigap yang tepat pada kutipan fabel tersebut adalah ....
A. tangkas
B. hebat
C. kuat
D. rajin
5. Bacalah cerpen berikut
Aku adalah mahasiswa di sebuah universitas termuka di Yogyakarta. Aku memang anak desa yang mendapat beasiswa kuliah di universitas impianku. Aku termasuk di antara orang-orang pintar tersebut . Namun, aku hanyalah beruntung. Dengan alasan yang demikian itulah, aku tidak berani berharap banyak terhadap apa pun di sini. Aku merasa tak pantas. Di kelas, aku hanya bisa diam. Mengagunin argumentasi teman-teman yang memiliki pengetahuan selangit. Tidak sepertiku yang hanya mengerti sedikit tentang apa yang mereka bahas. Hanya anggukan-anggukan kecil yang selalu kulakukan untuk mengekspresikan bahwa aku mengerti. Serta hanya kerutan kening yang selalu kutunjukkan saat aku tak mengerti. Suasana kelas yang baru ini membuatku semakin terbungkam.
Makna gramatikal kata selangit pada cerpen tersebut adalah ....
A. dengan langit
B. tentang langit
C. setinggi langit
D. sangat tinggi
6. Bacalah fabel berikut!
Elin adalah sosok yang sangat baik, suka menolong, dan ramah. Ia tidak sungkan untuk membantu setiap hewan yang ingin meminta bantuan kepadanya. Namun, takdir kehidupan tidak sesuai dengan kebaikannya. Salah satu kaki Elin tidak sempurna seperti kelinci pada umumnya. Dulu,saat dia teramat kecil, ia pernah tertangkap oleh pemburu. Elin sempat melarikan diri saat pemburu tersebut pergi meninggalkannya sebentar untuk mengambil sesuatu dan Elin memanfaatkan waktu itu untuk melarikan diri. Walaupun, kakinya yang satu bercucuran darah, dia lari ke tempat yang aman dengan sekuat tenaganya.
Makna kata ramah pada teks tersebut adalah ....
A. baik hati dan menarik budi bahasanya
B. manis tutur katanya
C. suka menolong
D. suka bercanda
7. Ayah mengamati aku dari atas ke bawah. Ia berdiri dan menjangkau tangan kananku. Katanya:
"Untuk apa bunga ini, heh." Aku tidak tahu karena apa, telah mencintai bunga ditangan ku ini. Ayah meraih. Merenggutnya dari tanganku. Kulihat bungkah otot tangan ayah menggenggam bunga kecil-kecil itu. Aku menahan untuk tidak berteriak.
"Laki-laki tidak perlu bunga, Buyung. Kalau perempuan, bolehlah. Tetapi engkau lqki-laki."
Ayah melemparkan bunga itu. Aku menjerit. Ayah pergi. Ibu masih berdiri. Aku membungkuk, mengambil bunga itu, membawanya ke kamar.
Dikutip dari: Kuntowijoyo, "Dilarang Mencintai Bunga-Bunga", Jakarta, Pustaka Firdaus, 1996.
Makna simbol kata bunga dalam kutipan tersebut adalah.....
a. Bunga melambangkan keindahan sehingga tidak boleh dipetik.
b. Bunga melambangkan kesucian hanya boleh dipandang.
c. Bunga melambangkan kelembutan sehingga identik dengan perempuan.
d. Bunga melambangkan kemurnian yang harus dilindungi.
8. Para penghuni rimba merasa kurang senang. Keangkuhan si merak semakin menjadi-jadi! Setiap berjumpa penghuni rimba lainnya, merak selalu pamer bulu-bulunya itu. "Siapa yang bisa menandingi keelokan diriku?" kata merak berulang kali, tanpa bosan-bosan. Tentu saja teman-temannya kian jengkel kepada merak.
"Ah, aku ada akal untuk menyadarkan si merak," pikir kancil suatu hari. Lantas kancil membisiki beberapa teman lain. Di antaranya kijang, kelinci, dan tupai. Pagi itu merak kembali pamer kepada teman-temannya. Jalannya dibuat miring-miring agar bagian bulunya kelihatan siapa saja.
Dikutip dari: Imam Musbikin, "Merak yang Angkuh" dalam Si Kodok dalam Tempayan, Yogyakarta, Mitra Pustaka, 2005
Simbol bulu tersebut mengandung makna....
a. kekayaan
b. keindahan
c. kebaikan
d. kesombongan
-------------------------------------------------------------------------
Menentukan Makna Tersurat Dalam Cerpen dan Fabel
-------------------------------------------------------------------------
1. Cermatilah penggalan teks fabel berikut!
Tidak jarang pula Anjing itu mengigit tumit dari orang yang temuinya. Karena biasaan itu, majikannya memasang kalung lonceng di lehernya sebagai penanda jika Anjing ini akan mendekat. Si Anjing menganggap bahwa lonceng tersebut sebagai ciri khasnya. Anjing itu sangat bangga dan senggaja membunyikannya di setiap sudut pasar. Dia selalu berlari ke setiap penjuru dann menunjukkan lonceng tersebut kepada setiap orang yang lewat.
Makna kata penanda dalam teks fabel di atas adalah ....
A. lambang
B. ciri
C. bukti
D. bahaya
2. Cermatilah teks cerita fabel berikut!
Aku melihatnya. Aku melihat perempuan yang pernah kau ceritakan. Sepulang sekolah tadi, di dekat taman, aku melihat sepasang kupu-kupu berputar saling melingkar. Tapi mereka tak seperti kupu-kupu dalam ceritamu, ayah. Mereka lebih cantik. Yang satunya berwarna hitam dengan bintik biru bercahaya seperti mutiara. Yang lain bersayap putih jernih, sebening sepatu kaca Cinderella, dengan serat tipis kehijauan melintang di tepi sayapnya.
Makna kata serat pada teks di atas adalah ....
A. sutra
B. kasa
C. sendat
D. jaring
Kutipan fabel berikut untuk soal nomor 3 - 4.
Pada suatu hari, Kancil merasa sangat lapar. Dia berjalan kesana-kemari, tetapi tidak mendapatkan makanan. Ketika hari sudah sore, Kancil melihat Kera sedang asyik makan pisang di atas pohon. Nikmat betul kelihatannya.
Kancil ingin sekali menikmati pisang itu. Akan tetapi, bagaimana caranya mengambil pisang itu? Memanjat pohon, ia tidak bisa. "Meminta pada Kera, pasti ia tidak memberi. Kera itu kan pelit." Kancil mencari akal. Kancil pun menemukan akal.
Ia melempari Kera dengan batu-batu kecil. Mula-mula Kera tidak peduli. Kancil tidak berputus asa. Kancil terus melempari Kera. Ia berusaha agar Kera marah. Lama-kelamaan Kera menjadi kesal dan marah. Ia balik melempari Kancil. Mula-mula Kera melempar dengan kulit pisang. Setelah kulit pisang habis, Kera melempari Kancil dengan buah pisang.
Kancil pura-pura kesakitan. Kera semakin bersemangat melempar hingga semua pisang dilempari ke arah Kancil. Kera merasa puas kemudian meninggalkan pohon itu. Akal Kancil berhasil. Setelah Kera pergi, Kancil mulai mengumpulkan pisang yang berserakan. Dimakannya pisang-pisang itu dengan santai.
"Hmm... enak sekali"
3. Makna tersurat dalam fabel tersebut adalah ....
A. Kera yang baik karena mau memberikan makanannya kepada Kancil.
B. Kancil dimusuhi kera karena ulah jahilnya.
C. Dengan akalnya, Kancil akhirnya dapat menikmati pisang tanpa harus memanjat terlebih dahulu.
D. Dengan kecerdikannya, Kancil berhasil membuat Kera untuk melemparinya dengan pisang.
4. Makna dari kata tidak berputus asa dalam fabel tersebut adalah ....
A. tidak menyerah
B. sabar
C. pasrah
D. tidak marah
5. "Semua sudah hadir. Peserta dimohon untuk bersiap," kata sang Gagak yang kali ini bertugas sebagai wasit pertandingan. Dengan sigap Kelinci muncul dari balik tenda. Ia berjalan lincah, melompat kesana-kemari menunjukkan kegesitannya dalam berlari. Sang Kelinci berdiri di samping Kura-kura.
Makna kata sigap yang tepat pada kutipan fabel tersebut adalah ....
A. tangkas
B. hebat
C. kuat
D. rajin
6. Bacalah fabel berikut!
Elin adalah sosok yang sangat baik, suka menolong, dan ramah. Ia tidak sungkan untuk membantu setiap hewan yang ingin meminta bantuan kepadanya. Namun, takdir kehidupan tidak sesuai dengan kebaikannya. Salah satu kaki Elin tidak sempurna seperti kelinci pada umumnya. Dulu,saat dia teramat kecil, ia pernah tertangkap oleh pemburu. Elin sempat melarikan diri saat pemburu tersebut pergi meninggalkannya sebentar untuk mengambil sesuatu dan Elin memanfaatkan waktu itu untuk melarikan diri. Walaupun, kakinya yang satu bercucuran darah, dia lari ke tempat yang aman dengan sekuat tenaganya.
Makna kata ramah pada teks tersebut adalah ....
A. baik hati dan menarik budi bahasanya
B. manis tutur katanya
C. suka menolong
D. suka bercanda
7. Cermatilah cerpen berikut!
Rapat dibuka bakda Isya ketika gerimis tiris dan langi malam menghamparkan warna abu-abu pucat. Sekitar 15 kepala keluarga Cibaresah berkumpul di rumah Munar. Meraka mau memenuhi undangan lantaran pengundangnya sesepuh desa. Sebagian dengan perasaan terpaksa dan masygul. sebagian lagi cari angin. Sebagian karena ingin ngerumpi. Cuma Casmidi yang tidak hadir. Karena dia tidak diundang. Karena dialah yang membuat sesepuh desa bernama Munar mengelar rapat pada hari itu. Tapi, istri dan anaknya ada di sana.
Makna kata sesepuh dalam cerpen di atas adalah ....
A. orang yang penting
B. orang yang dituakan
C. orang yang kaya raya
D. orang yang bijaksana
8. Bacalah penggalan fabel berikur!
Hiduplah seekor Rusa pada zaman dahulu. Ia sangat sombong dan pemarah. Ia sering meremehkan kemampuan hewan lain. Pada suatu hari, si Rusa berjalan di pinggir danau. Ia bertemu dengan Kura-kura tersebut berwarna hitam dengan bintik biru bercahaya seperti mutiara. "Kura-kura, apa yang sedang Engkau lakukan di sini?"
Makna kata mutiara pada teks tersebut adalah ....
A. permata
B. kristal
C. batu
D. perhiasan
-------------------------------------------------------------------------
Menentukan Bagian Cerpen Dan Fabel
-------------------------------------------------------------------------
1. Bacalah penggalan cerpen berikut!
Pagi ini ibu menyuruhku berbelanja sedikit lebih banyak. Ada warga asing yang datang. Home stay. Orang Jepang. Sebetulnya dari mana pun itu aku tak peduli. Ada atau tidaknya orang baru disekitarku, aku tak pernah menghiraukan. Toh mereka pun tak akan merasakan keberadaanku. Hari-hariku selain membantu Ibu kuhabiskan di dalam kamar. Menatap lambaian pepohonan kelapa dari balik jendela.
Latar suasana penggalan cerpen tersebut adalah ....
A. terharu
B. sunyi
C. sedih
D. senang
2. Bacalah kutipan cerpen berikut!
"Hei apa sih?" Dia datang ke mejaku dan itu membuat kelas hening seketika. Seisi kelas melihat ke arah kami.
"Maksudmu apa ada seorang nenek suka padaku? Nenenk itu memberikan apa? Ini kosong", kata laki-laki itu.
"Hah?!!!"Aku seketika berdiri dan mengambil kotak anyaman berisi jam tangan itu. Jujur ucapannya yang mengatakan ada seorang nenek yang menyukainya itu membuatku hampir tertawa, tetapi ketika dia mengatakan isinya kosong, aku bahkan lupa kalau aku ingin tertawa.
"Ada, harusnya ada," kataku.
"Aku ingat betul, sesaat sebelum kuberikan tadi aku sudah pastikan jamnya ada di sana. Aku sempat membukanya lagi sebentar. Tapi, kenapa hilang?"
Konflik kutipan cerpen tersebut adalah ....
A. nenek memberikan sebuah jam tangan kepadaku.
B. aku menerima jam tangan pemberian nenek.
C. jam tangan hilang.
D. jam tangan dicuri.
3. Bacalah penggalan cerpen berikut!
"Itulah akibatnya jika kau mengabaikan Ibumu, La," Paman memarahiku.
Aku terus menundukkan pandangan ke bawah. Tak berani melihat wajah Paman.
"Sekarang kalau sudah begini kau tidak dapat mengikuti ujian kan?"
Aku mengangguk pelan tanda menyesal.
"Bajumu semua kotor, buku-buku basah. Datang ke sekolah pun percuma, jam pelajaran sudah dimulai sejak sejam yang lalu."
Aku menyesal, sungguh menyesal tidak menuruti nasihat Ibu hari ini.
Amanat kutipan cerpen tersebut adalah ....
A. jangan mengabaikan nasihat orang tua.
B. jangan terlambat sekolah.
C. berhati-hati saat bepergian ke luar rumah.
D. hindari pertikaian sesama anggota keluarga.
Cermatilah teks fabel berikut untuk menjawab nomor 4 dan 5!
Beruang yang Malang
(1) Alkisah pada suatu hari yang cerah di hutan, ada seekor Beruang yang kelaparan. Ia menjelajahi hutan untuk mencari madu, tapi sayang dia tidak menemukan satu sarang lebah sama sekali. Ia pun akhirnya pergi ke sungai mencari ikan. Di sana, ia menemukan banyak ikan yang sedang berenang.
(2) Ia akhirnya berhasil menangkap satu ikan yang sangat besar. Di saat sang Beruang membuka mulutnya lebar-lebar untuk melahap sang ikan, tiba-tiba sang Ikan membuka mulutnya. "Tolong, jangan makan aku!" teriak sang Ikan. Sang Beruang pun tidak jadi memakan ikan tersebut. "Memangnya kenapa?" tanya sang Beruang keheranan.
(3) "Kau boleh memakanku, tapi ada syarat. Izinkanlah aku meminta izin terlebih dahulu pada keluargaku di rumah. Tunggulah sebentar, aku akan kembali, "janji sang Ikan, "Baiklah, kau akan kulepaskan," ucap sang Beruang yang percaya pada sang Ikan. Akan tetapi, setelah lama sekali, ternyata sang Ikan tidak muncul kembali. Akhirnya sang Beruang pun sadar dirinya telah ditipu sang Ikan. Ia pun sangat menyesal karena sifatnya yang terlalu mudah ditipu sehingga ia tidak jadi mendapatkan apa yang nyaris ia dapatkan.
(4) Akhirnya, sang Beruang berjanji bahwa dirinya akan menjadi seekor hewan yang tidak mudah dibodohi atau ditipu hewan lainnya.
4. Paragraf keempat teks fabel tersebut merupakan bagian ....
A. orientasi
B. komplikasi
C. resolusi
D. koda
5. Paragraf kedua teks fabel di atas merupakan bagian ....
A. orientasi
B. komplikasi
C. resolusi
D. koda
6. Bacalah teks cerita fabel berikut ini!
Kelinci Sang Penakluk
Di sebuah hutan hiduplah seekor singa yang ganas. Suatu hari sang singa ganas itu membuat peraturan bahwa dia tidak akan berburu binatang hutan. Sebagai gantinya harus ada binatang di sekelilingnya yang suka rela menjadi mangsanya.
Pada hari pertama setelah peraturan itu diberlakukan datanglah seekor kelinci. Sambil terengah-engah kelinci itu minta maaf kepada sang singa yang ganas itu.
“Maaf sang raja, saya datang terlambat. Ada singa lain yang tadi memburu saya,” kata si kelinci.
Kemudian, singa yang ganas itu mengangguk-anggukkan kepala dan langsung menyahut, “Mana singa yang mengejarmu? Akan kuhabisi dia sekarang juga.”
“Ya sang raja, dia ada di dalam sumur itu.”
......
Kutipan teks fabel tersebut memuat bagian…..
a. Orientasi dan Koda
b. Komplikasi dan Resolusi
c. Orientasi dan Komplikasi
d. Resolusi dan Koda
7. Bacalah teks berikut ini!
. . . .
“Apa-apaan sih, elo? Posternya kan jadi sobek!!!”
“Sorry, Rin! Gue bener-bener nggak sengaja!”
Rinta sama sekali nggak ngegubris pembelaan Anya. Ia masih memandangi poster Blur kesayangannya yang kini sudah terbagi dua karena robek. “Rin, sorry,ya. Gue . . . .”
“Aah! Udah, deh! Pulang, sana!” potong Rinta kesal, matanya sudah sembap, hampir nangis. Anya nggak mau memperburuk keadaan. Ia pun langsung keluar dari kamar Rinta dan bergegas pulang.
Kutipan teks cerpen tersebut memuat bagian…..
a. Orientasi
b. Komplikasi
c. Resolusi
d. Koda
-------------------------------------------------------------------------
Menyimpulkan Makna Simbol dalam Cerpen Dan Fabel
-------------------------------------------------------------------------
1. Cermatilah teks cerita pendek berikut!
(1) Aku berlari secepat yang kubisa, berusah tak menghiraukan tanda biru kehitaman yang ada di kakiku. (2) Samar-samar aku bisa mendengar seseorang meneriakkan namaku dari belakang. (3) Suara orang itu seakan memotivasiku untuk berlari lebih cepat. (4) Hari ini, materi olahraga yang diujikan adalah lari jarak 100 meter. (5) Untuk membuktikan bahwa aku baik-baik saja, aku harus bisa berlari dengan kecepatan yang baik, rata-rata 17 detik kurasa.
Makna simbol tanda biru kehitaman pada kalimat pertama adalah ....
A. luka goresan
B. luka memar
C. tato
D. tahi lalat
2. Bacalah fabel berikut!
(1) Di sebuah hutan, musim kemarau, burung-burung dan hewan lain sangat sulit untuk mendapatkan air. (2) Namun, ada seekor burung perkutut yang menemukan kendi tua yang berisi sedikit air. (3) Kendi tersebut memiliki bentuk yang tinggi dan juga sempit, sehingga burung tersebut tidak bisa menjangkau air di dalam kendi tersebut. (4) Burung perkutut tersebut tetap mencoba untuk meminum air yang ada di dalam kendi, tetapi tetap saja tidak bisa. (5) Burung itu putus asa hingga muncullah sebuah ide.
Makna keputusasaan terdapat pada kalimat nomor ....
A. (2)
B. (3)
C. (4)
D. (5)
3. Cermati kalimat berikut!
Sekarang ini emigrasi dianggap sebagai solusi bagi seseorang yang ingin mendapatkan penghasilan besar.
Makna kata emigrasi pada kalimat tersebut adalah ....
A. Perpindahan penduduk dari desa ke kota.
B. Pindah dari tanah air ke negara lain dengan menetap di sana.
C. Perpindahan penduduk dari negara lain ke negara tertentu untuk menetap di sana.
D. Perpindahan penduduk padat ke daerah yang berpenduduk jarang.
4. Cermati kalimat berikut!
Sebagai perencana, kita harus bisa menentukan prioritas dalam pelaksanaan proyek tersebut. Dengan begitu, perencanaan kita akan menjadi ideal.
Makna kata prioritas yang tepat pada kalimat tersebut adalah ....
A. yang didahulukan daripada yang lain.
B. yang lebih dicermati daripada yang lain.
C. yang lebih dipikirkan daripada yang lain.
D. yang lebih diwujudkan daripada yang lain.
5. Cermati kalimat berikut!
Sebagai pembicara kita harus mengenali siapa audien target penyampaian informasi.
Makna kata audien pada kalimat tersebut adalah ....
A. panitia sebuah seminar.
B. pendengar suatu ceramah
C. peserta suatu ujian
D. peserta sebuah lomba
6. Cermatilah kutipan cerpen berikut!
Kamar yang berukuran 3 x 4 itu, bekas gudang Tuannya. Gudang butut itu, hanya terdiri dari satu dipan dan almari yang sudah pecah kacanya. Sebuah televisi yang separuh gambarnya hilang, tanpa remote. Di satu sisi tembok kamar ada jendela menghadap ke jalan, sehingga Mimin bisa melihat pokok pohon trembesi yang tumbuh berjajar-jajar sepanjang jalan depan rumah Tuannya.
Lewat jendela itulah, Mimin melihat, betapa di luar sana, anak-anak sebayanya asyik bermain. Sementara ia harus bekerja membanting tulang, bersama emaknya. Ia hanya bisa melihat dari balik jendela dengan tatapan mata berbinar.
Makna membanting tulang pada kutipan cerpen tersebut adalah ....
A. bekerja sebagai buruh
B. bekerja keras
C. bekerja berdagang
D. bekerja setiap hari
7. Ayah mengamati aku dari atas ke bawah. Ia berdiri dan menjangkau tangan kananku. Katanya:
"Untuk apa bunga ini, heh."
Aku tidaktahu karena apa, telah mencintai bunga ditangan ku ini.
Ayah meraih. Merenggutnya dari tanganku. Kulihat bungkah otot tangan ayah menggenggam bunga kecil-kecil itu. Aku menahan untuk tidak berteriak.
"Laki-laki tidak perlu bunga, Buyung. Kalau perempuan, bolehlah. Tetapi engkau lqki-laki."
Ayah melemparkan bunga itu. Aku menjerit. Ayah pergi. Ibu masih berdiri. Aku membungkuk, mengambil bunga itu, membawanya ke kamar.
Dikutip dari: Kuntowijoyo, "Dilarang Mencintai Bunga-Bunga", Jakarta, Pustaka Firdaus, 1996.
Makna simbol kata bunga dalam kutipan tersebut adalah.....
a. Bunga melambangkan keindahan sehingga tidak boleh dipetik.
b. Bunga melambangkan kesucian hanya boleh dipandang.
c. Bunga melambangkan kelembutan sehingga identik dengan perempuan.
d. Bunga melambangkan kemurnian yang harus dilindungi.
8. Para penghuni rimba merasa kurang senang. Keangkuhan si merak semakin menjadi-jadi! Setiap berjumpa penghuni rimba lainnya, merak selalu pamer bulu-bulunya itu.
"Siapa yang bisa menandingi keelokan diriku?" kata merak berulang kali, tanpa bosan-bosan.
Tentu saja teman-temannya kian jengkel kepada merak.
"Ah, aku ada akal untuk menyadarkan si merak," pikir kancil suatu hari.
Lantas kancil membisiki beberapa teman lain. Di antaranya kijang, kelinci, dan tupai.
Pagi itu merak kembali pamer kepada teman-temannya.
Jalannya dibuat miring-miring agar bagian bulunya kelihatan siapa saja.
Dikutip dari: Imam Musbikin, "Merak yang Angkuh" dalam Si Kodok dalam Tempayan, Yogyakarta, Mitra Pustaka, 2005
Simbol bulu tersebut mengandung makna....
a. kekayaan
b. keindahan
c. kebaikan
d. kesombongan
-------------------------------------------------------------------------
Menyimpulkan Isi Tersirat dalam Cerpen/Fabel
-------------------------------------------------------------------------
1. Cermatilah teks cerita pendek berikut!
Disebut-sebut, kemampuan turun-temurun Banun ini tak hanya ampuh mengobati patah-tulang orang-orang tani. Tetapi bisa juga mempertautkan kembali lutut kuda yang retak, akibat bendi yang dihelanya terguling lantaran sarat muatan. Kedua, Banun yang kehandalannya lebih dipercayai ketimbang bidan desa yang belum apa-apa sudah angkat tangan, yang menyarankan pasien buntingnya bersalin di rumah sakit kabupaten. Sedemikian mumpuninya kemampuan Banun kedua ini, bidan desa merasa lebih banyak menimba pengalaman dari Banun ketimbang dari buku-buku semasa di akademi.
Simpulan karakter tokoh Banun dalam kutipan cerita pendek tersebut adalah ....
A. orang yang tak punya kecakapan apa-apa.
B. orang yang punya kecakapan, tetapi tak mau berbagi.
C. orang yang tidak memunyai kecakapan, tetapi mau berbagi.
D. orang yang memunyai kecakapan, tetapi mau berbagi dan menyerahkan keahliannya jika tidak sanggup.
2. Cermatilah cerpen berikut!
(1) Semula ia hanya dipanggil Banun. (2) Namun, lantaran sifat kikirnya dari tahun ke tahun semakin mengakar, seseorang menambahkan kata "kikir" di belakang nama ringkas itu, hingga ia ternobat sebagai Banun kikir. (3) Konon, hingga kini, belum ada yang sanggup menumbangkan rekor kekikiran Banun. (4) Kekikiran karena memperjuangkan hidup. Kehidupan untuk diri sendiri dan anaknya karena sudah ditinggal suaminya.
Simpulan bahwa tokoh Banun memunyai sifat kikir yang berlebihan terlihat pada kalimat nomor ....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
3. Bacalah cerpen berikut!
Selesai belajar, dia menyuruh saya pulang karena hendak pergi mencari jangkrik. Saya langsung ingin menyatakan ingin ikut, tapi dia keberatan. Ayah dan ibunya pun melarang. Saya memang sering mendengar anak-anak beramai-ramai berangkat ke sawah untuk mencari jangkrik. Jangkrik-jangkrik yang diperoleh nantinya dapat dijual atau hanya sebagai koleksi, ditempatkan di sebuah kotak, lalu sesekali digelitik dengan lidi atau sehelai ijuk agar berteriak lantang. Dari apa yang saya dengar itu, proses mencarinya sangat mengasyikan. Sayang, Ayah tidak pernah membolehkan saya. Namun, malam itu saya nekat dan sahabat saya itu akhirnya tidak kuasa menolak.
Simpulan karakter tokoh saya dalam kutipan cerpen tersebut adalah ....
A. orang yang tak tahu diri.
B. orang yang ingin menang sendiri.
C. orang yang tidak memunyai kemauan.
D. orang yang memunyai kemauan yang kuat.
4. Bacalah cerpen berikut!
(1) Dua-tiga hari pertama, Mak Inang cukup senang berada di rumah berdinding batu setengah triplek milik Jamal. (2) Rasa senangnya itu bersumber dari cucu bujangnya yang masih merah itu. (3) Walau, sesungguhnya Mak Inang terkaget-kaget saat Kurti mengantarnya ke rumah Jamal. (4) Dalam benaknya yang mulai ringkih, Jamal berada di rumah-rumah beton yang diceritakan Mak Sangkut, bukan di rumah kecil sepengap ini.
Simpulan bahwa harapan tokoh Mak Inang tidak sesuai dengan kenyataan terdapat pada kalimat ....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
5. Ayah mengamati aku dari atas ke bawah. Ia berdiri dan menjangkau tangan kananku. Katanya:
"Untuk apa bunga ini, heh." Aku tidaktahu karena apa, telah mencintai bunga ditangan ku ini. Ayah meraih. Merenggutnya dari tanganku. Kulihat bungkah otot tangan ayah menggenggam bunga kecil-kecil itu. Aku menahan untuk tidak berteriak.
"Laki-laki tidak perlu bunga, Buyung. Kalau perempuan, bolehlah. Tetapi engkau lqki-laki."
Ayah melemparkan bunga itu. Aku menjerit. Ayah pergi. Ibu masih berdiri. Aku membungkuk, mengambil bunga itu, membawanya ke kamar.
Dikutip dari: Kuntowijoyo, "Dilarang Mencintai Bunga-Bunga", Jakarta, Pustaka Firdaus, 1996.
Isi tersirat kutipan cerpen tersebut adalah . . .
a. Ayah tidak ingin Buyung memiliki sifat lembut seperti perempuan.
b. Ayah tidak ingin anaknya menyukai bunga seperti dia.
c. Ayah tidak ingin jika bunga itu dipetik.
d. Ayah ingin bunga itu sebagai hiasan di taman.
6. Para penghuni rimba merasa kurang senang. Keangkuhan si merak semakin menjadi-jadi! Setiap berjumpa penghuni rimba lainnya, merak selalu pamer bulu-bulunya itu.
"Siapa yang bisa menandingi keelokan diriku?" kata merak berulang kali, tanpa bosan-bosan.
Tentu saja teman-temannya kian jengkel kepada merak.
"Ah, aku ada akal untuk menyadarkan si merak," pikir kancil suatu hari.
Lantas kancil membisiki beberapa teman lain. Di antaranya kijang, kelinci, dan tupai.
Pagi itu merak kembali pamer kepada teman-temannya.
Jalannya dibuat miring-miring agar bagian bulunya kelihatan siapa saja.
Dikutip dari: Imam Musbikin, "Merak yang Angkuh" dalam Si Kodok dalam Tempayan, Yogyakarta, Mitra Pustaka, 2005
Isi tersirat kutipan fabel tersebut adalah . . .
a. Penghuni hutan hidup rukun meskipun ada salah satu penghuni yang sombong karena memiliki bulu indah.
b. Kancil dan teman-temannya selalu menghindari merak karena ia suka memamerkan bulu-bulunya.
c. Merak tidak disukai teman-temannya karena ia sombong, merasa tidak tertandingi kecantikannya.
d. Kancil dan teman-temannya membiarkan ulah merak yang suka memamerkan bulu-bulunya.
7. Bacalah kutipan cerpen berikut!
"Boleh", jawab ibu. Akhirnya Syifa berjalan membeli baju. Di tikungan jalan dia bertemu dengan pengemis. Syifa merasa kasihan, dia memberikan semua uangnya kepada pengemis itu. Syifa tidak jadi membeli baju. "Syifa, mana baju yang kamu beli?" tanya ibu kepada Syifa. "Tidak jadi, Bu... karena uangnya aku berikan kepada pengemis yang tidak makan selama 3 hari," jawab Syifa. Syifa ke luar rumah, dan bertemu dengan temannya Lala dan Lulu. Mereka memberikan baju kepada Syifa. Syifa pun senang.
Amanat kutipan cerpen tersebut adalah ....
A. Kita harus prihatin kepada pengemis dengan memberi uang yang banyak.
B. Berilah baju baru kepada para pengemis dan teman-teman yang membutuhkan!
C. Bantulah sesama dengan ikhlas pasti Tuhan akan memberikan pahala yang setimpal.
D. Sudah seharusnya kita selalu membagi-bagikan makanan kepada teman-teman.
-------------------------------------------------------------------------
Menyimpulkan Sebab/Akibat Konflik
-------------------------------------------------------------------------
Bacalah kutipan cerpen berikut dengan saksama!
"Jadi, kita akan kuburkan ia di Simagara?" katanya pelan-pelan, setengah, ditujukan kepada dirinya sendiri; Soleha tidak sanggup menjawab. Ia mau berpikir panjang. Ia mau mengatakannya, tapi ia segera ingat pada yang lain. "Tapi, kita sudah menikahkan dia. Dan kini ia sudah jadi istri Sumarto. Apa yang akan dikatakan oleh Sumarto?" Pikirannya makin tidak yummy bila mengingat soal itu. Ia memang sudah keberatan dikala suami Soleha dipanggil orang dari kampung sawah untuk mengobati Pak Murad. Sebagai mantri kesehatan di sekitar itu memang tak ada dokter. Suami Soleha sering diminta pertolongan. Namun, ia tahu betul Pak Murad ayah Mumi. Murni kini menjanda lantaran suaminya meninggal dunia. Suami Soleha saling mengasihi dengan Murni dikala masih bujang dan gadis. Mereka tak sanggup melakukan niat hatinya alasannya ialah Murni dipaksa menikah.
1. Konflik yang terdapat dalam kutipan tersebut ialah ....
A. Soleha perang batin sewaktu mau bicara dengan Sumarto.
B. Pak Sumarto kebingungan sewaktu mau bicara dengan Soleha.
C. Soleha tidak rela menguburkan mayat anaknya di Simagara.
D. Suami Soleha dan Soleha perang verbal mengenai penguburan jenazah.
2. Penyebab terjadinya konflik dalam kutipan tersebut ialah ....
A. Karena suaminya mantri kesehatan.
B. Karena suaminya diminta pertolongan
C. Karena cemburu terhadap Murni.
D. Karena suami Soleha pernah mengasihi Murni.
3. Peristiwa yang terjadi jawaban konflik dalam kutipan cerpen tersebut ialah ....
A. Suaminya mengobati Pak Murad yang sakit.
B. Suaminya sering diminta sumbangan lantaran tidak ada dokter.
C. Soleha tidak sanggup memilih daerah penguburan anaknya.
D. Suaminya akan bertemu dengan Murni anak Pak Murad.
4. Bacalah teks cerita berikut!
Berbagai pikiran buruk menghantui kepala yang penat dan tubuh yang lelah. Kemanakah engkau gadis kecil? Mungkinkah anak gedongan itu telah tewas? Parameter pencarian demikian luas. Flo bisa saja tidak menuruni lereng menuju kembali melainkan naik terus ke puncak atau berjalan berputar-putar mengelilingi lereng, tersesat dalam fatamorgana sampai habis tenaganya.
Simpulan akibat dari konflik tersebut adalah ...
A. Pencarian terhadap tokoh belum berhasil ditemukan.
B. Pencarian tokoh dilakukan di lereng dan di lembah.
C. Pencarian terhadap tokoh dihentikan karena lelah.
D. Pencarian terhadap tokoh dihentikan karena tokoh tewas.
5. Bacalah kutipan teks berikut!
Suatu hari di hutan lindung di Amerika Serikat, ada dua binatang yang selalu berteman bernama Bee, lebah, dan Bear, beruang. Mereka selalu bekerja sama untuk mencari makan. Bear menunjukkan letak bunga yang terdapat nektarnya dan Bee akan membuat madu untuk bear. Sebab itu mereka berteman.
Bee mempunyai cadangan madu yang banyak untuk Bear karena hari ini Bear berulang tahun. Karena hadiah ulang tahunnya berupa kejutan, Bee berpura-pura menusuk hidung Bear yang sedang tidur. Bear langsung marah dan menjatuhkan sarang buruh sampai telur pecah. Ia juga menginjak-nginjak kebun wortel punya rabbit, kelinci, bahkan mencakar-cakar pohon dengan kuku-kukunya yang tajam.
Penyebab konflik pada teks tersebut adalah ....
A. Bear berulang tahun
B. Bee menjahili Bear
C. Bee berulang tahun
D. Bear menjahili Bee
-------------------------------------------------------------------------
Membandingkan Pola Pengembangan
Cerpen Dan Fabel
-------------------------------------------------------------------------
1. Cermatilah kedua kutipan cerpen dan fabel berikut!
Kutipan Cerpen
Suminah teringat suara anaknya, Titin. "Ibu memang egois, apa begitu besar kesalahan saya, Bu, sampai-sampai ibu tidak bisa memaafkan saya," lanjut Titin. "Titin benar." Suminah membatin. Tetapi, haruskah ada maaf untuk seorang anak, darah daging sendiri yang tega menyakiti orang tuanya sendiri? Titin terus merajuk. Akhirnya hati Suminah luluh juga atas rajukan Titin.
Teks Fabel
Si Kupu-kupu mengangkat ranting itu yang menurunkannya di tempat yang aman.
Kemudian, sang Semut berterima kasih kepada Kupu-kupu karena Kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya. Ia memuji Kupu-kupu sebagai binatang yang hebat dan terpuji. Mendengar pujian itu, Kupu-kupu berkata kepada Semut. "Aku adalah kepompong yang pernah kau ejek," kata si Kupu-kupu. Ternyata, kepompong yang dulu ia ejek sudah menyelamatkan dirinya.
Perbandingan pola pengembangan kedua kutipan tersebut adalah ....
A. Cerpen: tokoh manusia, bagian resolusi
Fabel: tokoh hewan, bagian resolusi
B. Cerpen: tokoh utama ibu, bagian resolusi
Fabel: tokoh utama aku, bagian resolusi
C. Cerpen: tokoh manusia, bagian orientasi,
Fabel: tokoh hewan, bagian orientasi.
D. Cerpen: tokoh utama ibu, bagian orientasi
Fabel: tokoh utama aku, bagian orientasi
2. Bacalah kutipan kedua kutipan fabel berikut!
Kutipan Fabel I
Buaya dan burung penyanyi bersahabat akrab, Hari ini mereka asyik bercakap. Burung penyanyi bertengger di hidung buaya. Namun beberapa saat kemudian, buaya merasa mengantuk. Ia menguap dan membuka mulutnya lebar-lebar. Oh, burung penyanyi yang bertengger di hidung buaya terpeleset masuk ke dalam mulut buaya. Sayangnya, buaya tidak tahu. Ia bingung mencari burung penyanyi yang kini tak ada lagi di hidungnya.
"Aneh! Ke mana burung penyanyi?" gumam buaya. Ia pasti sedang mengajakku bercanda."
Buaya melihat ke belakang, ke ekornya. Namun burung itu tidak ada. Buaya lalu mencari burung penyanyi di semak-semak. Ia memasukkan moncongnya ke semak-semak di tepi sungai. Namun burung penyanyi tetap tidak ditemukannya.
"Ke mana ia?" gumam buaya kembali.
Kutipan Fabel II
Setelah lama terdiam, "Hmm, aku ada ide," kata si kancil tiba-tiba.
"Begini, kau bilang pada harimau kalau aku telah menghajarmu karena telah menggangguku. Katakan juga pada si harimau bahwa aku akan menghajar siapa saja yang berani menggangguku, termasuk harimau, karena aku sedang menjalankan tugas penting," kata kancil pada kelinci.
"Tugas penting apa, cil?" tanya kelinci heran.
"Sudah, bilang saja begitu, kalau si harimau nanti mencariku, antarkan ia ke bawah pohon besar di ujung jalan itu. Aku akan menunggu harimau di sana."
"Tapi aku takut, cil. Benar nih rencanamu akan berhasil?" kata kelinci.
"Percayalah padaku, kalau gagal jangan sebut aku si kancil yang cerdik."
"Iya, iya. Aku percaya, tapi kamu jangan sombong, nanti malah kamu jadi lebih sombong dari si harimau lagi."
Perbedaan pola pengembangan pada kutipan fabel tersebut adalah ....
A. Kutipan Fabel I: menggunakan alur maju
Kutipan Fabel II: menggunakan alur sorot balik
B. Kutipan Fabel I: menggunakan alur sorot balik
Kutipan Fabel II: menggunakan alur maju
C. Kutipan Fabel I: menggunakan sebutan aku
Kutipan Fabel II: menggunakan sebutan nama tokoh
D. Kutipan Fabel I: menggunakan paparan
Kutipan Fabel II: menggunakan bentuk dialog
3. Cermatilah kedua kutipan berikut!
Kutipan Cerpen
Ibu dan anak itu segera membuka bungkusan. Namun, di dalam bungkusan itu bukan emas berkilau, tetapi ular yang mengejar ibu tiri dan Bawang Merah yang berlari pergi dari rumah Bawang Putih, pergi dari desa tempat Bawang Putih tinggal.
Kutipan Fabel
Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor Semut berjalan-jalan di taman. Ia sangat bahagia karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang Semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yangh berada di taman itu.
Perbandingan pola pengembangan kedua kutipan tersebut adalah ....
A. Cerpen: siapa, bagaimana
Fabel: bagimana, mengapa
B. Cerpen: kapan, mengapa
Fabel: siapa, apa
C. Cerpen: siapa, apa
Fabel: kapan, mengapa
D. Cerpen: di mana, mengapa
Fabel: mengapa, kapan
4. Bacalah kutipan cerpen dan fabel berikut!
Kutipan Cerpen
Ia tiba-tiba muncul di muka pintu. Tubuhnya kurus, di sampingnya berdiri anak remaja. Katanya itu anaknya yang bungsu. Kupersilahkan duduk sambil bertanya-tanya dalam hati, siapa mereja berdua? "Kita teman bermain waktu kecil. Di bawah pohon bambu. Tidak jauh dari tepi Danau Toba," katanya memperkenalkan diri. Wau, kataku dalam hati. Itu enam puluh tahun yang lalu. Ketika itu masih anak kecil, usia empat tahun barangkali. "Ketika sekolah SD kau pernah pulang ke kampung dan kita bersama-sama satu kelas pula," katanya melanjutkan. Aku tersenyum sambil mengangguk-angguk. Belum juga dapat kutebak siapa mereka. Ia seakan-akan mengetahui siapa mereka sesungguhnya. "Wajahmu masih seperti dulu," katanya melanjutkan.
Kutipan Fabel
Gerombolan semut-semut hitam tengah mengangkut bangkai lalat ke dalam sarangnya. Oto si Demut jantan yang terkenal gigih pun bersama kawan sekoloninya sedang bersemangat menapaki tangkai demi tangkai pohon. "Hei Oto! Ke sini cepat, ada bangkai lagi. Cepat!" teriak Matis si semut tua yang masih bersemangat layaknya semut-semut muda. Oto pun naik ke atap, ke arah Matis berada. Benar saja, di sana ada bangkai lalat yang cukup besar. Dengan sigap rahang capitnya yang kuat menggigit bangkai lalat yang malang itu bersama dengan Matis. Kemudian banyak rekan-rekannya yang lain datang membantu. Ada Toka, Avo, Hoho, dan Boto. Mereka adalah semut-semut muda yang giat bekerja.
Perbandingan pola pengembangan kedua kutipan tersebut adalah ....
A. Cerpen: tokoh manusia, bagian resolusi
Fabel: tokoh hewan, bagian resolusi
B. Cerpen: tokoh utama aku, bagaian resolusi
Fabel: tokoh utama semut, bagian resolusi
C. Cerpen: tokoh manusia, bagian orientasi
Fabel: tokoh hewan, bagian orientasi
D. Cerpen: tokoh utama aku, bagian orientasi
Fabel: tokoh utama semut, bagian orientasi
5. Bacalah kutipan cerpen dan fabel berikut!
Kutipan Cerpen
Dari kamar ibu yang tertutup melata kabut. Kabut itu berjelanak dari celah bawah pintu. Merangkak memenuhi ruang tengah, ruang tamu, dapur, kamar mandi, hingga merebak ke teras depan.
Awalnya, orang-orang mengira bahwa rumah kami tengah sesak dilalap apai. Tapi kian waktu mereka kian bosan membicarakannya, karena mereka tak pernah melihat api sepercik pun menjilati rumah kami.
Kutipan Fabel
Dua ekor domba berjalan dengan tegapnya dari arah yang berlawanan di sebuah perbukitan yang sangat curam, saat itu secara tidak senggaja, mereka secara bersamaan masing-masing tiba di tepi jurang yang di bawahnya mengalir air sungai yang sangat deras.
Sebauh batang pohon yang telah lama jatuh, telah dijadikan sebagai jembatan untuk menyeberangi jurang tersebut. Batang pohon yang dijadikan jembatan tersebut sangatlah teramat kecil sehingga tidak dapat dilalui secara bersamaan oleh dua ekor musang dengan selamat, apalagi dilalui oleh dua ekor domba.
Perbandingan pola pengembangan kedua kutipan tersebut adalah ....
A. Cerpen: siapa, apa
Fabel: bagaimana, mengapa
B. Cerpen: kapan,kapan
Fabel: bagaimana, apa
C. Cerpen: siapa, apa
Fabel: kapan, mengapa
D. Cerpen: di mana, kapan
Fabel: siapa, apa
6. Bacalah kedua kutipan cerpen berikut!
Kutipan Cerpen I
"Sudah saya pikir masak-masak."
Saya terkejut.
"Pikirkan sekali lagi! Bapak kasi waktu satu bulan!"
Taksu menggeleng.
"Dikasih waktu satu tahun pun hasilnya sama, Pak. Saya ingin jadi guru."
"Tidak! Kamu pikir saja dulu satu bulan lagi!"
....
Bukan hanya satu bulan, tetapi dua bulan kemudian, kami berdua datang lagi mengunjungi Taksu di tempat kosnya. Sekali ini kami tidak muncul dengan tangan kosong. Istri saya membawa krupuk ikan kegemaran Taksu. Saya sendiri membawa sebuah laptop baru yang paling canggih, sebagai kejutan.
Kutipan Cerpen II
"Jadi, apa yang membawamu kemari?"
"Kenangan."
"Palsu! Kalau hanya ini soal kenangan, tidak perlu menunggu 10 tahun setelah keluargamu kembali dan menetap 30 kilometer saja dari sini."
Saya tersenyum. Hanya sebentar kecanggungan di antara kami sebelum kata-kata obrolan meluncur seperti peluru-peluru yang berebutan keluar dari magasin.
Bertemu dengannya, mau tidak mau mengingatkan kembali pada pengalaman kami dahulu. Pengalaman yang menjadikan dia, walau tidak setiap waktu, selalu lekat di ingatan saya. Tentu dia mengingatnya pula, bahkan saya yakin rasa yang dihadapinya lebih besar efeknya. Karena sebagai seorang sahabat, dia jelas jauh lebih tulus dan setia daripada saya.
Malam itu saya berada di sini, memperhatikannya belajar. Teplok yang menjadi penerang ruangan diletakkan di atas meja, hampir mendekat sama sekali dengan wajahnya jika dia menunduk untuk menulis. Di atas amben, ayahnya santai merokok. Sesekali menyalakan pemantik jika bara rokok lintingannya soak bertemu potongan besar cengkeh atau kemenyan yang tidak lembut diirisnya. Ibunya, seorang perempuan yang banyak tertawa, berada di sudut sembari bekerja memilih sabut-sabut kelapa menjadi tambang.
....
Kami tertawa. Tertawa dan tertawa seakan-akan seluruh rentetan kejadian yang akhirnya menjadi pengingat abadi persahabatan kami itu bukanlah sebuah kejadian meloloskan diri dari maut karena waktu telah menghapus semua kengeriannya.
Perbedaan pola pengembangan kedua kutipan cerpen tersebut adalah ....
A. Kutipan Cerpen I: menggunakan alur maju
Kutipan Cerpen II: menggunakan alur sorot balik
B. Kutipan Cerpen I: menggunakan alur sorot balik
Kutipan Cerpen II: menggunakan alur maju
C. Kutipan Cerpen I: menggunakan alur maju
Kutipan Cerpen II: menggunakan alur campuran
D. Kutipan Cerpen I: menggunakan alur sorot balik
Kutipan Cerpen II: menggunakan alur campuran
7. Bacalah kedua kutipan cerpen berikut!
Kutipan Cerpen I
"Kelihatannya wajahmu cepat sekali tuanya sekarang," kata Angku seperti menyindirku.
"Ya, Angku. Rantau telah menguras pikiran dan tenagaku. Susah hidupku di rantau Angku. Kurus badanku ini dibuatnya."
"Semoga kau tidak seperti orang rantau lain, pulang kampung karena tidak sanggup hidup sulit. Namun, aku tahu orang tegar dan kuat."
"Di antara kawan-kawan kau dulu, hanya kau yang keras kepala." kata Angku sedikit tersenyum. "Kau pemimpinnya. Aku tak lupa, dulu kepala belakangmu berdarah karena aku lempar dengan batu," kata Angku.
"Ah, Angku. Aku jadi malu."
"Tetapi, kini aku yang malu dan merasa berdosa. Bila kuingat, abakmu tidak berani mendatangiku," kata Angku lagi sambil menunduk, "Abakmu sudah tidak ada sekarang. Belum sempat aku meminta maafpadanya."
"Sudah dimaafkan Angku," kataku.
"Ah, Kau."
Lalu tiba-tiba aku ingat Abak. Kata-kata abak.
"Jangan lagi kau buat dia memamrahimu. Apa kalian tidak ada kerja. Orang tua jangan dipermainkan. Awas kau. Kulecut dengan ikat pinggang kau nanti," kata Abak dulu, ketika tahu kami mengusik Angku.
Kutipan Cerpen II
Gito, anak Getas Pejaten, kawasan pinggiran kota Kudus, setiap hari, kecuali Minggu dan hari libur, berjalan kaki pergi pulang hampir empat belas kilo, ke sekolahnya, di jalan Daendels. Karena banyak jalan menuju ke sekolahnya, Gito bisa memilih jalan mana yang paling disukainya. Kalau pergi, dia juiga lewat jalan-jalan kecil yang lebih jauh, untuk menyenangkan hatinya.
Seperti anak-anak lain, Gito hanya makan satu kali, setelah pulang sekolah. Juga seperti anak-anak lain, Gito tidak memunyai sandal, apalagi sepatu. Guru-guru pun bertelanjang kaki. Kalau ada guru memakai sepatu atau sandal, pasti sepatu atau sandalnya sudah reyot.
Perbedaan pola pengembangan cerita kedua kutipan cerpen tersebut adalah ....
A. Kutipan Cerpen I: menggunakan alur maju
Kutipan Cerpen II: menggunakan alur sorot balik
B. Kutipan Cerpen I: menggunakan alur sorot balik
Kutipan Cerpen II: menggunakan alur maju
C. Kutipan Cerpen I: diawali dengan konflik
Kutipan Cerpen II:diakhiri dengan konflik
D. Kutipan Cerpen I: diawali dengan pengenalan tokoh
Kutipan Cerpen II: diawali dengan pengenalan latar
-------------------------------------------------------------------------
Membandingkan Penggunaan Bahasa Cerpen/Fabel
-------------------------------------------------------------------------
1. Bacalah kedua kutipan fabel berikut!
Kutipan Fabel I
Seekor singa merungut dan menderam kepada seekor nyamuk yang asyik terbang berlegar di kepalanya ketika dia cuba melelapkan mata.
"Pergi kamu dari sini sebelum aku memijakmu dengan kakiku," ngaumnya.
"Aku tidak takut'padamu," kata nyamuk.
"Kamu mungkin digelar Raja Rimba, tapi aku lebih kuat daripada kamu. Aku juga boleh membuktikannya. Mari berlawan dan lihat siapa yang menang," singa pun bersetuju.
Nyamuk dengan pantas menjunam ke arah singa dan menggigitnya bertalu-talu di hidung dan telinganya. Ketika cuba memijak nyamuk itu, singa tercakar diri sendiri dengan kukunya yang tajam hingga berdarah.
"Cukup, cukuplah! Kamu, menang," jerit singa.
Kutipan Fabel II
Pada suatu musim yang sangat kering, di mana saat itu burung-burung pun sangat sulit mendapatkan sedikit air untuk diminum, seekor burung gagak menemukan sebuah kendi yang berisikan sedikit air. Tetapi kendi tersebut merupakah sebuah kendi yang tinggi dengan leher kendi sempit. Bagaimanapun burung gagak tersebut berusaha untuk mencoba meminum air yang berada dalam kendi, dia tetap tidak dapat mencapainya.
Burung gagak tersebut hampir merasa putus asa dan merasa akan meninggal karena kehausan.
Perbedaan penggunaan bahasa pada kutipan fabel tersebut adalah ....
A. Kutipan I menggunakan majas. Kutipan II menggunakan ungkapan.
B. Kutipan I bahasa mudah dipahami. Kutipan II bahasa sulit dipahami.
C. Kutipan I kalimat menggunakan dialog. Kutipan II kalimat tidak menggunakan dialog.
D. Kutipan I menggunakan bahasa Melayu. Kutipan II menggunakan bahasa Indonesia.
2. Bacalah kutipan cerita fabel dan cerpen berikut!
Kutipan fabel
Dahulu kala ada seekor anjing yang punya kebiasaan mendekati tumit orang. Tidak jarang pun anjing itu menggigit tumit dari orang yang ditemuinya. Karena kebiasaan itu majikannya memasang kalung lonceng di lehernya sebagai penanda jika anjing ini akan mendekat.
Si anjing menganggap bahwa lonceng tersebut sebagai ciri khasnya. Anjing itu sangat bangga dan sengaja membunyikannya di setiap sudut pasar. Dia selalu berlari ke setiap penjuru dan menunjukkan lonceng tersebut kepada setiap orang yang lewat.
Seekor anak anjing bertanya, “Mengapa kamu selalu berlari ke sana kemari dengan loncengmu?”
“Ya aku bangga pada lonceng di leherku. Tidak setiap anjing punya lonceng sepertiku.”
Kutipan Cerpen
Perlahan kanvas putih langitku menjadi hitam, gulungan awannya terlihat semakin mencekam. Sedang aku masih terkurung di tengah desing puluhan mesin, di suatu jalan lurus yang di kiri kanannya berdiri kokoh beton-beton kaum investor, yang juga di samping jalan berderet pemandangan mesin-mesin yang terparkir berdesakan, sehingga tak jarang terlihat wisatawan memamerkan lekuk tubuh seksinya untuk melewati sela-sela mesin-mesin itu. Dan wistawan yang tak seseksi mereka, hanya bias berbisik dalam hati, ‘Mana hak pejalan kaki?
Ya , aku sedang berada di jalan Malioboro. Jalan yang menjadi ikon kota Yogyakarta.
Seperti tempat iconik di kota-kota lain, tentu di dalamnya ada pedagang yang pandai merayu, ada pengemis yang bermimik layu, ada pramuniaga yang selalu siap menjamu, dan barangkali ada copet yang sedang kelaparan atau ada preman-preman yang meminta uang keamanan.
Maaf, aku tak sempat meneliti satu persatu, meskinya juga ada beribu-ribu kenangan yang tertinggal di setiap jejak kaki mereka, atau ada cinta pandang pertama antara kusir andong dan penumpangnya. Sekali lagi maaf, aku tak bias mendeskripsikannya.
Perbedaan penggunaan bahasa kedua teks di atas adalah ….
A. Fabel Bahasa binatang
Cerpen Bahasa sehari-hari
B. Fabel Bermakna konotasi
Cerpen Bermakna denotasi
C. Fabel Bermakna denotasi
Cerpen Bermakna konotasi
D. Fabel Bahasa lugas, sehari-hari
Cerpen Bahasa kias, bermajas
3. Teks I
Boma, ya, Boma, lelaki cacat itu sudah lama menjadi ciri di terminal kami. Dialah peminta-minta permanen yang pemarah dan sombong. Dia tak segan bila kesal tak dapat uang.
“Kodir ! Aku haus!” teriaknya. Karuan saja, Kodir sedang asyik menggoda tukang pecel dekat toilet umum.
“Kadir!” teriakannya lagi.
Teks II
“Ampun, Pak!” Sukito merunduk-runduk ambil mengangkat tangan tanda menyerah saat beberapa lelaki kekar berjaket hitam menyerbu ke dalam gudang.
“Angkat tangan!” seru salah seorang yang baru saja masuk dengan paksa sambil mengacungkan senjata.
“Saya tidak ikut-ikutan , Pak!” Sukino lagi.
“Diam !!” bentak seorang lelaki berjaket hitam.
Perbedaan pola pengembangan kedua kutipan teks tersebut adalah ….
A. Teks I dimulai dengan pengenalan
Teks II Dimulai dengan latar cerita
B. Teks I Dimulai dengan pengenalan tokoh
Teks II Dimulai dengan aksi
C. Teks I Dimulai dengan aksi
Teks II Dimulai dengan pengenalan tokoh
D. Teks I Dimulai dengan latar cerita
Teks II Dimulai dengan latar suasana
4. Bacalah kutipan fabel berikut!
Teks Fabel I
Mumba dengan santai berjalan di tengah hutan. Tanpa sengaja ia menemukan buah yang sangat lezat. Mumba berniat mengambil buah tersebut. Rencananya, dia akan menikmati buah yang lezat itu di pinggir sungai di tengah hutan, ditemani hembusan angin, dan lambaian daun pepohonan yang mendayu-dayu. Sesampainya di tepi sungai, Mumba dengan santai menyantap buah tersebut.
Teks Fabel II
Si rusa tiba-tiba marah mendengar jawaban si kura-kura. “Jangan berlagak engkau, hei kura-kura! Engkau hanya mondar-mandir saja seperti bola namun berlagak tengah mencari sumber kehidupan”. Si kura-kura berusaha menjelaskan, namun si rusa tetap marah. Si kura-kura yang jengkel akhirnya menantang untuk mengadu kekuatan betis kaki.
Perbedaan penggunaan bahasa pada kedua kutipan fabel tersebut adalah….
A. Teks I bermajas litotes
Teks II bermajas personifikasi
B. Teks I bermajas personifikasi
Teks II bermajas perumpamaan
C. Teks I bermajas perumpamaan
Teks II bermajas litotes
D. Teks I bermajas metafora
Teks II bermajas personifikasi
5. Bacalah kedua teks berikut!
Teks I
Kondisi kebersihan lingkungan di perumahan Alam Permai sangat baik. Selokan terpelihara dengan baik dan tidak mampat. Tempat pembuangan sampah pun terorganisasi dengan baik. Setiap rumah memiliki satu tempat sampah yang diletakkan di depan rumah. Tempat sampah berupa tong besar atau drum. Petugas kebersihan mengambil sampah setiap tiga hari sekali. Selain itu, setiap satu bulan sekali warga Perumahan Alam permai melakukan kerja bakti membersihkan selokan dan rumput-rumput liar di sekitar perumahan.
Teks II
Perjalanan kami dari Medan ke Parapat diawali dari iseng aja. Dimulai dari seorang kawan yang ingin meluapkan kegalauannya. Saya sendiri heran, kenapa mesti ke Parapat, itu kan jauh dari Medan. Padahal bisa aja hang out ke cafe di sekitar kota Medan, toh sama aja rasanya. Ternyata melepaskan rasa galau di cafe dengan keindahan alam yang natural beda rasanya. Parapatlah tempat kealamian yang masih ada. Natural dan indah. Parapat merupakan pintu masuk ke Danau Toba, tempat yang indah di Sumatra Utara.
Perbedaan penggunaan bahasa pada kedua teks tersebut adalah ....
a. Teks I: efektif, Teks II: tidak efektif
b. Teks I: baku, Teks II: tidak baku
c. Teks I: mudah dipahami, Teks II: berbelit-belit
d. Teks I: santai, Teks II: resmi
-------------------------------------------------------------------------
Menunjukkan Bukti Latar Dan Watak
-------------------------------------------------------------------------
1. Kuingin kau berbohong padaku. Seperti yang kau utarakan kemarin, dan yang kemarin dulu itu. Ketika mentari meredup berpendar di pucuk daun sebelah barat rumah dan ketika kerumunan itu tak lagi bersamamu, kau mulai dengan kisah kebohonganmu yang pertama kepadaku.
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar waktu sore adalah.…
A. Mentari meredup
B. Mentari di sebelah barat
C. Ketika kerumunan tidak bersama
D. Kebohongan yang disampaikan tokoh kamu
2. (1)"Apakah peranku bagimu, silumankah aku?" tak ada jawabmu, hanya angin berdesir di sekeliling kita. (2)Bulan pucat tak bisa menyembunyikan senyumanmu demi melihat kerutan di dahiku. (3)Biarlah menjadi rahasia alam akan apa yang kita rasakan ini. (4)Jangan lagi memaknainya, menanyakannya atau mengharapkannya esok hari.
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar malam hari terdapat pada nomor ….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
3. Bacalah kutipan cerpen berikut dengan saksama!
Dengan memberanikan diri, aku pun bertanya, "Apa Ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sana itu?" Ia menjawab, "Silakan masuk, Nyonya! Kalau Anda ibunya Eric, sungguh Anda tak punya hati!”. Ia membuka pintu tempat tinggalnya. (1) "Tolong katakan, di mana ia sekarang? Saya janji menyayanginya dan tidak akan meninggalkannya lagi!” (2)
Aku berlari memeluk tubuhnya yang bergetar keras. "Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia. Jasadnya ditemukan di kolong jembatan,” jawabnya dengan suara terbata-bata. (3)
”Eric... maafkan Ibu, Nak!” Aku sungguh menyesal, mengapa anakku Eric, dulu kutinggalkan. (4)
Bukti latar tempat pada kutipan cerita tersebut ditandai nomor ...
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
4. Bacalah kutipan cerpen berikut!
Seperti teman-temannya yang lain, sebenarnya Andi ingin sekali memberi hadiah untuk Tommy, tetapi ia tidak enak hati meminta uang pada ibunya. Apalagi, ibu hanya diam ketika ia menyodorkan undangan pesta ulang tahun Tommy kemarin. Saat itu, ibu sedang duduk-duduk di beranda sambil memandangi matahari yang mulai tenggelam. Diamnya ibu, pertanda ibu belum punya uang untuk membeli hadiah. Andi sadar, sejak ayahnya meninggal tiga tahun yang lalu, ia dan ibunya memang harus hidup hemat.
”Ah masa iya aku tak bisa memberi hadiah untuk Tommy temanku?” gumam Andi seraya bangkit dari tempat tidur pembaringan. Ia beranjak menuju meja belajarnya. Dimatikannya lampu tidurnya dan digantinya dengan lampu belajar. Ia mengambil secarik kertas, pensil, dan spidol warna-warni. Tangannya mulai mencorat-coret. Kini, ada senyum menghiasi bibirnya, “Besok pagi, aku sudah punya hadiah untuk Tommy.”
Bukti bahwa peristiwa tersebut terjadi pada malam hari adalah ....
A. kalimat pertama pada paragraf pertama
B. Kalimat kedua pada paragraph pertama
C. Kalimat ketiga pada paragraf kedua.
D. Kalimat keempat pada paragraf kedua
5. (1) Boleh jadi, itu sikap angkuhnya seorang yang sukses dan kaya menghadapi pemuda kere macam aku. (2) Sebagai pimpinan sebuah bank papan atas di negeri ini, mungkin dia tak rela hati anak gadisnya kupacari. (3) Jadi, amat wajar dia kelihatan tidak suka terhadapku. (4) Apalagi tampangku tidak keren kayak aktor Nicholas Saputra, sementara wajah Mawar memang cakep. (5) Kamu sendiri bilang, Mawar mirip Dian Sastro dengan bodi semampai macam Luna Maya (padahal menurutku, Mawar lebih mirip penyanyi kesukaanmu, Mulan Jamila).
Bukti bahwa watak tokoh ‘dia’ pada kutipan cepen tersebut sombong terletak pada kalimat bernomor .…
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)
C. (3) dan (4)
D. (4) dan (5)
6. Ku tak mungkin jatuh cinta kan? Tidak sekarang, tidak denganmu. Pesonamu menjeratku tapi aku tak kan membiarkan diriku jatuh cinta kepadamu. Tak kan pernah kupercaya segala tuturmu kepadaku, dan ku akan selalu menganggap bohong apa pun yang kau ucapkan kepadaku sejak itu, termasuk yang itu ... yang dua kali kau sampaikan padaku. Sampai kapan pun kau merayuku, aku tak akan pernah lagi percaya padamu. Kebohongan-kebohonganmu telah merusak cintaku.
Bukti bahwa watak tokoh kamu pembohong dapat diketahui melalui ….
A. Tingkah laku tokoh kamu
B. Tingkah laku tokoh aku
C. Dialog tokoh kamu
D. Dialog tokoh aku
7. Bacalah kutipan cerpen berikut!
(1)Kejengkelanku yang sudah mulai hilang kini muncul kembali. (2)’Hebat’ betul si Siti ini. (3)Mana ada, sih, pembantu yang ngambek kalau diomeli majikan? (4)Kalau begini caranya, lebih baik dipecat saja dia. (5)Nanti kalau ibu pulang akan kulaporkan ulahnya. (6)Akan kubujuk ibu agar memecatnya. (7)Biar tahu rasa dia. (8) Yang mau jadi pembantu pasti masih banyak, tidak usah khawatir mengenai penggantinya.
Bukti watak tokoh aku suka mengadu terdapat pada nomor ....
A. (1) dan (2)
B. (3) dan (4)
C. (5) dan (6)
D. (7) dan (8)
8. Bacalah kutipan cerpen berikut!
Pada suatu pagi, Kakek dan Nenek Chen bersiap-siap berangkat ke hutan. Nenek tak lupa membawa bekal untuk makan siang mereka di hutan. Ketika sudah tiba di hutan, mereka melihat anak burung merpati putih menggelepar di tanah. Rupanya anak burung itu terjatuh dari pohon.
“Aduh, kasihan sekali anak burung ini," kata Nenek sambil mengangkat merpati itu. Ia meletakkan anak burung itu di bakul makanan dengan hati-hati. "Kita rawat saja ya, Kek," ujar Nenek, Kakek Chen mengangguk setuju.
Latar tempat pada kutipan cerita tersebut adalah di ....
A. rumah dan dapur
B. rumah dan hutan
C. rumah dan pasar
D. rumah dan warung
-------------------------------------------------------------------------
Mengomentari Unsur Intrinsik Karya Sastra
-------------------------------------------------------------------------
1. Bacalah kutipan cerpen berikut dengan saksama!
Seperti teman-temannya yang lain, sebenarnya Andi ingin sekali memberi hadiah untuk Tommy, tetapi ia tidak enak hati meminta uang pada ibunya. Apalagi, ibu hanya diam ketika ia menyodorkan undangan pesta ulang tahun Tommy kemarin. Saat itu, ibu sedang duduk-duduk di beranda sambil memandangi matahari yang mulai tenggelam. Diamnya ibu, pertanda ibu belum punya uang untuk membeli hadiah. Andi sadar, sejak ayahnya meninggal tiga tahun yang lalu, ia dan ibunya memang harus hidup hemat.
”Ah masa iya aku tak bisa memberi hadiah untuk Tommy temanku?” gumam Andi seraya bangkit dari tempat tidur pembaringan. Ia beranjak menuju meja belajarnya. Dimatikannya lampu tidurnya dan digantinya dengan lampu belajar. Ia mengambil secarik kertas, pensil, dan spidol warna-warni. Tangannya mulai mencorat-coret. Kini, ada senyum menghiasi bibirnya, “Besok pagi, aku sudah punya hadiah untuk Tommy.”
Komentar mengenai amanat yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah ...
A. Kita harus pikir dulu sebelum bertindak, sesal kemudian tidak berguna.
B. Kita harus menyesuaikan diri di mana pun kita berada.
C. Kita haus sadar bahwa tidak ada kata terlambat untuk memaafkan.
D. Kita harus menghormati ibu yang telah melahirkan kita.
Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 2 dan 3!
Di sebuah kolam tinggallah beberapa ekor berudu. Kepalanya besar dan berekor panjang. Tubuhnya berwarna hitam. Mereka berenang ke sana ke mari.
Suatu hari, berudu-berudu itu melihat ibu ikan gurame sedang memberi makan anak-anaknya. Para berudu mendekat dan berkata, "Tolong beritahu kami, bagaimana cara menemukan ibu kami?"
Ibu ikan gurame berkata, "Ibu kalian memiliki mulut yang lebar dan sepasang mata yang besar.
Carilah yang seperti itu."
Para berudu berterima kasih lalu berenang pergi untuk mencari ibunya. Di tengah perjalanan mereka bertemu ikan mas dengan mulut lebar dan mata bundar. Mereka berteriak, "Ibu!Ibu!"
Ikan mas tersenyum dan berkata, "Kalian salah. Ibu kalian mempunyai perut berwarna putih."
(Didik Djunaedi: Berudu Mencari Ibu)
2. Komentar terhadap isi teks cerita tersebut yang tepat adalah ...
A Perbuatan induk ikan mas sangat bijaksana.
B. Anak gurame tidak dapat mencari makan sendiri.
C. Induk berudu binatang yang tidak bertangguug jawab.
D. Berudu mencari induknya karena iri kepada anak gurame.
3. Tindakan terpuji tokoh pada teks tersebut adalah ....
A. menjelaskan sesuatu
B. memberikan pertolongan
C. memberi makan anak-anak
D. membiarkan anak-anak bermain
4. Seperti teman-temannya yang lain, sebenarnya Andi ingin sekali memberi hadiah untuk Tommy, tetapi ia tidak enak hati meminta uang pada ibunya. Apalagi, ibu hanya diam ketika ia menyodorkan undangan pesta ulang tahun Tommy kemarin. Saat itu, ibu sedang duduk-duduk di beranda sambil memandangi matahari yang mulai tenggelam. Diamnya ibu, pertanda ibu belum punya uang untuk membeli hadiah. Andi sadar, sejak ayahnya meninggal tiga tahun yang lalu, ia dan ibunya memang harus hidup hemat.
”Ah masa iya aku tak bisa memberi hadiah untuk Tommy temanku?” gumam Andi seraya bangkit dari tempat pembaringan. Ia beranjak menuju meja belajarnya. Dimatikannya lampu tidurnya dan digantinya dengan lampu belajar. Ia mengambil secarik kertas, pensil, dan spidol warna-warni. Tangannya mulai mencorat-coret. Kini, ada senyum menghiasi bibirnya, “Besok pagi, aku sudah punya hadiah untuk Tommy.”
Komentar mengenai amanat yang terdapat pada cerpen tersebut adalah ...
A. Cerita tersebut mengajarkan kita agar berusaha selalu memberi hadiah kepada teman orang tua!
B. Cerita tersebut mengajarkan kita agar jangan menyusahkan orang tua hanya karena ingin memberi hadiah teman!
C. Cerita tersebut mengajarkan kita agar menemani ibu kita saat duduk-duduk di beranda!
D. Cerita tersebut mengajarkan kita agar mematikan lampu jika sudah tidak diperlukan!
Download di Aplikasi Lebih Mudah
Rapi dan Siap Cetak, Klik Disini untuk Download Aplikasi
Modul untuk Bimbel / Materi Belajar Sekolah TK SD SMP SMA lebih lengkap dan lebih mudah di Aplikasi Produk Aqila Klik Disini untuk Download
Tidak ada komentar:
Posting Komentar