A. Hama
1. Wereng
Wereng adalah sejenis kepik yang menyerang tumbuhan dan menyebabkan daun dan batang menjadi berlubang-lubang. Jika serangannya parah maka daun akan menguning, kering, dan akhirnya mati. Wereng dapat dikendalikan secara kimiawi, misalnya dengan penyemprotan menggunakan insektisida. Menyemprot dengan pestisida harus menggunakan baju lengan panjang, sarung tangan, penutup muka (masker), topi, sepatu, dan diupayakan tidak melawan arah angin.
2. Gangsir
Gangsir merupakan binatang yang sering menyerang tanaman yang masih muda, misalnya tanaman yang baru dipindah dari persemaian. Gigitan gangsir menyebabkan tanaman mati karena batangnya putus atau patah. Potongan pangkal batang itu biasanya tidak dimakan tapi hanya diputus. Serangan gangsir biasanya terjadi pada malam hari. Gangsir membuat liang di dalam tanah sampai kedalaman 90 cm dengan ciri khas ada onggokan tanah di permukaan liang. Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain dengan tidak menanam bibit yang terlalu muda karena disukai gangsir. Adapun pengendalian terhadap gangsir dapat dilakukan dengan menyiram larutan insektisida pada liang gangsir kemudian ditutup dengan tanah.
3. Tikus
Tikus merupakan hama tanaman yang sangat merugikan petani karena hal-hal sebagai berikut.
a. Menyerang tanaman pada masa persemaian, pertumbuhan, pembungaan, panen, hingga masa penyimpanan.
b. Sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi yang baik.
c. Memiliki kemampuan berkembang biak yang tinggi dan penyebarannya cepat. Tikus betina dapat melahirkan 4 sampai dengan 12 anak dalam satu siklus reproduksi.
d. Memakan bagian tanaman seperti biji-bijian, umbi tanaman, dan buah. Selain itu, tikus juga merusak batang tanaman.
Tanda-tanda serangan tikus antara lain adanya kerusakan tanaman, ada jejak dan kotoran tikus, adanya bekas potongan-potongan pada tanaman yang dirusak tikus, serta adanya liang tikus. Pengendalian tikus dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
a. Pemberian racun tikus yang bersifat akut. Racun ini jika termakan oleh tikus dapat membunuh tikus hanya dalam beberapa jam.
b. Gropyokan, yaitu memburu dan membunuh tikus secara beramai-ramai dalam sebuah desa atau wilayah kelompok tani.
c. Emposan, yaitu dengan membakar campuran belerang dan jerami diarahkan ke dalam liang tikus. Sebelumnya lubang-lubang yang ada ditutup agar tidak ada tikus yang lari keluar melalui lubang lain.
d. Pengendalian biologis dilakukan dengan melepaskan musuh alami, misalnya burung hantu, kucing, dan ular sawah.
e. Penanaman padi secara serentak, yaitu agar serangan tikus tidak memusat pada salah satu wilayah persemaian
4. Lalat buah
Lalat buah biasanya menyerang tanaman pada waktu musim hujan. Lalat betina menusuk buah-buahan dengan alat peletak telur untuk memasukkan telurnya ke dalam daging buah. Telur akan menetas dan menjadi belatung yang memakan buah tersebut sehingga buah akan busuk dan rusak. Pengendalian lalat buah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Sanitasi lingkungan dengan membersihkan semua buah yang rontok.
b. Pemasangan perangkap berupa sex pheromon.
c. Penyemprotan insektisida secara berselang-seling. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari ketika masih ada embun.
5. Walang sangit
Walang sangit merupakan serangga hama tanaman padi. Setiap kali bertelur, serangga betina dapat menghasilkan 100–200 butir telur. Telur-telur tersebut diletakkan pada daun bendera tanaman padi. Telur yang telah menetas akan menjadi nimfa yang berwarna hijau dan berangsur-angsur menjadi coklat. Nimfa dan imago menyerang buah padi yang sedang matang susu dengan cara menghisap cairan buah sehingga menyebabkan buah menjadi hampa. Pengendalian terhadap wereng coklat dapat dilakukan dengan cara menanam secara serentak, sanitasi tanaman yang terserang, atau dengan penyemprotan insektisida dengan dosis yang sesuai.
6. Artona
1. Pengendalian secara kimiawi
Pengendalian hama secara kimiawi merupakan upaya pengendalian pertumbuhan hama tanaman menggunakan pestisida, yaitu zat kimia pembasmi hama tanaman. Pestisida terdiri atas insektisida, larvasida, fungisida, dan algasida.
a. Insektisida digunakan untuk memberantas serangga (insekta).
b. Larvasida digunakan untuk memberantas larva (ulat).
c. Fungisida digunakan untuk memberantas jamur (fungi).
d. Algasida digunakan untuk memberantas ganggang (algae).
Penggunaan pestisida harus dilakukan secara cermat dan hati-hati mengikuti aturan pakai. Hal ini karena pestisida terbuat dari zat kimia yang berbahaya. Dampak penggunaan pestisida antara lain sebagai berikut.
a. Dapat membunuh hewan lain yang sebenarnya bermanfaat bagi manusia.
b. Apabila masuk ke dalam bahan makanan dapat bersifat racun sehingga membahayakan kesehatan manusia.
c. Dapat merusak keseimbangan ekosistem.
Fumigasi memiliki tingkat penetrasi yang tinggi dan dapat membunuh semua tingkat perkembangan hama tanpa mengotori bahan atau tanaman yang difumigasi. Namun, karena bahan yang digunakan adalah senyawa beracun maka penggunaan lebih lanjut masih dipelajari lebih lanjut supaya tidak terjadi dampak yang merugikan.
2. Secara biologi
Pemberantasan hama secara biologi merupakan upaya pengendalian hama tanaman dengan menggunakan agen pemangsa alami (predator). Contoh berbagai hewan pemangsa hama tanaman antara lain lebah penyengat, semut rangrang, dan burung hantu.
a. Ulat kupu artona diberantas dengan hewan semacam lebah penyengat.
b. Kutu loncat diberantas dengan semut rangrang.
c. Tikus diberantas dengan burung hantu
B. Gulma
Gulma adalah tanaman pengganggu tanaman budi daya. Berbeda dengan hama dan penyakit tanaman, pengaruh yang diakibatkan oleh gulma tidak terlihat secara langsung dan berjalan lambat. Namun, secara keseluruhan kerugian yang ditimbulkan sangat besar. Gulma mampu berkompetisi kuat dengan tanaman budi daya untuk memenuhi kebutuhan unsure hara, air, sinar matahari, udara, dan ruang tumbuh. Contoh tumbuhan yang termasuk gulma, yaitu rumput teki, tanaman paku-pakuan, dan enceng gondok.
1. Pertumbuhan tanaman terhambat sehingga waktu mulai berproduksi lebih lama.
2. Penurunan kuantitas dan kualitas hasil produksi.
3. Gulma dapat menjadi sarang hama dan penyakit.
4. Pengendalian gulma membutuhkan biaya yang mahal.
Cara pengendalian gulma dilakukan melalui dua cara, yaitu:
1. Cara tradisional dengan mencabuti gulma secara langsung.
2. Cara modern dengan menyemprot menggunakan herbisida.
C. Penyakit Tanaman
Selain hama dan gulma, ada lagi yang dapat menurunkan kualitas tanaman, yaitu penyakit tanaman. Penyakit tanaman dapat menyebabkan terganggunya daya tahan tubuh tanaman terhadap pengaruh luar. Secara umum, penyakit tanaman disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur.
Berbagai contoh penyakit tanaman antara lain sebagai berikut.
a. CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration)
CVPD adalah penyakit yang merusak pembuluh tapis batang tanaman jeruk. Penyakit CVPD disebabkan oleh virus.
b. TMV (Tobacco Mozaic Virus)
TMV adalah virus mosaik yang menyerang tanaman tembakau. Daun tanaman tembakau yang terserang virus mosaik menjadi berwarna belang hijau muda sampai hijau tua. Ukuran daun menjadi relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran daun normal. Apabila tanaman muda terserang virus ini, pertumbuhan tanaman terhambat dan akhirnya kerdil.
c. Penyakit bulai
Penyakit ini biasanya menyerang tanaman jagung. Penyebabnya adalah jamur dengan penyebaran menggunakan spora yang diterbangkan oleh angin.
d. Penyakit virus belang
Penyakit ini biasanya menyerang tanaman kedelai. Penyebabnya adalah virus dengan penyebaran melalui perantaraan angin.
e. Penyakit kerdil rumput
Penyakit ini biasanya menyerang tanaman padi. Penyebabnya virus dengan penyebaran melalui perantaraan hama wereng.
Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan jalan mengendalikan hewan perantaranya, yaitu wereng. Cara pengendalian tersebut antara lain sebagai berikut.
1) Menanam padi yang tahan terhadap hama wereng (VUTW).
2) Memutuskan daur perkembangbiakan wereng dengan jalan mengupayakan rotasi tanaman, yaitu menanam dua jenis tanaman di satu lahan secara bergantian.
3) Menanam padi secara serentak dalam areal yang luas dengan jenis padi yang ditanam sama. Hal ini dilakukan agar pemanenan dapat dilakukan serentak dalam satu waktu. Dengan demikian, terdapat tenggang waktu, yaitu tidak terdapatnya tanaman padi sama sekali sehingga hama wereng tidak memperoleh makanan dan akhirnya mati.
4) Membunuh wereng secara langsung menggunakan insektisida dengan dosis yang tepat. Dosis yang tepat sangat penting supaya hama wereng dapat diberantas tanpa mengganggu keseimbangan ekosistem.
LES PRIVAT DI RUMAH BIMBEL AQILA | |||||||
Telp/SMS/WhatApps 085641399383
Bimbel Aqila Course adalah Bimbel yang di-Mitrakan meliputi Modul Bimbel, Software Administrasi, SOP dan Aplikasi Mobile Learning. Download Proposal Lengkap Klik Disini
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar