Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Pramuka
A. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter terdiri dari dua kalimat, yaitu pendidikan dan karakter. Pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda untuk kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang. Sedangkan karakter yaitu watak, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Maka pendidikan karakter yaitu proses pewarisan budaya pada generasi muda untuk membentuk kepribadian sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.
Pendidikan karakter tertuang dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional pasal 3 menyebutkan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sehingga pendidikan karakter sudah menjadi kuwajiban yang harus diberikan pada peserta didik dalam satuan pendidikan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pendidikan karakter siswa, antara lain :
1. Pelaksanaan Pendidikan budaya dan karakter bangsa
Karakter bangsa Indonesia adalah karakter yang dimiliki warga Negara Indonesia berdasarkan tindakan-tindakan yang dinilai sebagai suatu kebajikan, berdasarkan nilai yang berlaku di masyarakat dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan budaya dan karakter bangsa diarahkan pada upaya pengembangan nilai-nilai yang mendasari suatu kebajikan sehingga menjadi suatu kepribadian diri yang baik.
Pengembangan materi pendidikan budaya dan karakter bangsa seperti sikap empati, rasa toleransi, dijadikan sebagai dasar bagi tindakan dalam perilaku kehidupan peserta didik sehari-hari dan merupakan persyaratan awal yang mutlak untuk keberhasilan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Proses pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa dilaksanankan melalaui proses belajar aktif sesuai dengan prinsip pengembangan nilai harus dilakukan secara aktif oleh peserta didik (dirinya sebagai subjek yang akan menerima kemudian menjadikan nilai sebagai miliknya dan menjadikan nlai-nilai yang sudah dipelajarinya sebagai dasar dalam setiap tindakan). Pepatah mengatakan satu teladan lebih bijaksana disbanding seribu nasihat yang hendaknya kita tulis di depan meja kerja masing-masing sebagai ingatan dan peringatan kita untuk bertindak” , sehingga kata-kata bijak itu tidak hanya berfungsi sebagai pajangan indah di tempat-tempat umum yang strategis. Artinya pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial, budaya masyarakat, dan budaya bangsa. Pendidikan juga memiliki fungsi untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan prestasi masa lalu menjadi nilai-nilai budaya bangsa yang sesuai dengan kehidupan masa kini dan masa yang akan dating, serta mengembangkan prestasi baru yang menjadi karakter bangsa. Oleh karena itu pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan inti dari suatu proses pendidikan.
Pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bagsa dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam kegiatan sehari-hari sekolah yaitu melalui hal-hal berikut, contohnya upacara pada hari senin, berobadah/ solat bersama ,berdoa mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru, tenaga kependidikan, atau teman. Sedangkan contoh kegiatan yang harus ditinggalkan seperti membuang sampah tidak pada tempatnya, berteriak-teriak sehingga mengganggu pihak lain, berkelahi, memalak, beerlaku tidak sopan, mencuri, berpakaian tidak senonoh, dan lain-lain. Sedangkan sikap peserta didik yang baik perlu dipuji, misalnya: memperoleh nilai tinggi, menolong orang lain, memperoleh presatasi dalam olahraga atau kesenian, berani menentang atau mengoreksi perilaku teman yang tidak terpuji, berpakaian rapi, dating tepat pada waktunya, bekerja keras, bertutur kata sopan, penuh kasih sayang, perhatian terhadap peserta didik, jujur, menjaga kebersihan dan lain-lain.
2. Tujuan Pendidikan Karakter
Memasuki abad 21 ini, kita berada pada zaman yang memiliki pendidikan dan teknologi yang relative maju. Sudah sewajarnya bila negara Indonesia dan negara lain pada umunya ingin menjadi Negara yang maju. Namun semua hal yang baik tidak selalu diiringi hal yang baik pula. Era pendidikan dan teknologi yang semakin maju sekarang ini menimbulkan dampak negatif pada khususnya bagi masyarakat. Masyarakat tengah mengalami degadrasi moral, krisis karakter, dan memudarnya rasa cinta tanah air.
Berbagai peristiwa atau kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang dapat kita saksikan melalui TV maupun media cetak menunjukkan betapa masyarakat kita dilanda degradasi jati diri. Seiring perjalanan waktu moral bangsa terasa semakin amburadul dan memperihatinkan, huru-hara terjadi dimana-mana tata karma pun hilang, nyawa seperti tidak ada harga, korupsi menjadi-jadi bahkan telah dilakukan terang-terangan dan berjamaah (Taufik Ismail). Berbagai bentuk kerusuhan yang diikuti penjarahan, pembunuhan dan pemerkosaan terjadi di berbagai daerah. Selain dari itu keutuhan dan ketahanan bangsa pun terancam dengan terjadinya beberapa konflik di berbagai daerah seperti di Aceh, Maluku, dan Papua.
Masyarakat Indonesia seperti kehilangan prinsip dan nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Konsep Bhineka Tunggal Ika sudah mulai luntur dari jiwa-jiwa generasi sekarang. Jika pendiri bangsa ini ( The founding fathers) masih sempat menyaksikan bangsa ini, tentu mereka akan sangat sedih dan menyesal. Bangsa Indonesia yang merdeka dengan mengorbankan segenap harta, jiwa, dan harta harus menjadi bangsa yang tidak memiliki karakter dan kehilangan prinsip kebangsaan. Untuk menjawab fenomena tersebut, apakah yang harus kita lakukan? Tentunya sebagai generasi penerus yang diharapkan betul oleh bangsa, tidak sepantasnya hanya menjadi orang ketiga yang hanya bisa menyaksikan kengerian yang terjadi di negeri ini. Tidak bisa hanya berdiam diri saja, namun harus melakukan sesuatu tentunya.
Upaya-upaya dilakukan guna mengatasi moral dan krisis karakter khususnya yang dialami oleh peserta didik sebagai calon pemimpin bangsa, salah satunya melalui pendidikan karakter. Karakter menjadi poin utama dalam mengatasi krisis yang terjadi pada bangsa ini.
Guna memenuhi harapan tersebut, maka dirumuskanlah program pendidikan karakter yang terpadu dengan semangat kebangsaan. Selain itu, semangat religiositas juga sangat mendesak untuk dikembangkan demi terciptanya suasana damai dan saling menyayangi antar sesame makhluk Tuhan di muka bumi. Pendidikan karakter merupakan jawaban yang utuh dari berbagai kegelisahan dan keterpurukan yang masih mencengkeram bangsa Indonesia.
Karakter bangsa merupakan pilar penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ibarat kemudi, dalam wahana berbangsa dan bernegara. Bagi bangsa Indonesia, jelas bahwa kemudinya adalah pancasila yang merupakan falsafah bangsa.
Tujuan dari pendidikan karakter adalah untuk mengembangkan karakter bangsa agar mampu mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila. Pembangunan karakter ini berfungsi untuk mengembangkan potensi dasar agar berbaik hati, berpikiran baik, dan berperilaku baik (memperbaiki perilaku yang kurang baik dan menguatkan perilaku yang sudah baik) serta menyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Ruang lingkup pembangunan karakter ini mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.
Karena cakupan karakter sangat luas dan dalam, maka UNESCO telah melakukan kajian dan menyimpulkan ada enam karakter yang bersifat universal yang dapat diterima semua agama dan bangsa manapun, yaitu :
No. Nilai Karakter Identitas karakter
1 Trustworthiness Orang yang amanah : jujur, andal, berani
2 Respect Orang yang menghargai : beradab, sopan
3 Responsibility Orang yang bertanggungjawab
4 Fairness Orang yang fair/ terbuka
5 Caring Orang yang peduli
6 Citizenship Warga Negara yang baik
Sementara, dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa Kemendiknas telah merumuskan materi pendidikan karakter yang mencakup :
No. Karakter No. Karakter
1 Religius 10 Semangat kebangsaan
2 Jujur 11 Cinta Tanah Air
3 Toleransi 12 Menghargai prestasi
4 Disiplin 13 Bersahabat/Komunikatif
5 Kerja Keras 14 Cinta Damai
6 Kreatif 15 Gemar membaca
7 Mandiri 16 Peduli Lingkungan
8 Demokratis 17 Peduli sosial
9 Rasa ingin tahu 18 Tanggung jawab
Pendidikan karakter diwujudkan dalam berbagai strategi seperti pendidikan karakter yang disisipkan dalam pendidikan formal. Hal tersebut tentu dirasa masih sangat kurang untuk mewujudkan karakter bangsa seperti yang diharapkan.
B. Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi Siswa Sekolah Dasar
Dalam tujuan pendidikan nasional, pendidikan karakter merupakan gambaran tentang kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh satuan pendidikan, serta menjadi dasar dalam mengembangkan pendidikan karakter bangsa. Pendidikan karakter lebih mudah diberikan pada usia dini, hal ini akan mudah diterima dan tersimpan dalam memori anak, dan akan membawa pengaruh pada perkembangan watak dan pribadi anak hingga dewasa. Menurut Daniel Golemen, dalam bukunya Kecerdasan Ganda menyebutkan bahwa kecerdasan emosional dan sosial dalam kehidupan dibutuhkan 80%, sedangkan kecerdasan intelektual hanya sebesar 20%. Oleh sebab itu, masa sekolah dasar merupakan masa dimana perkembangan kecerdasan sangat tinggi. Siswa sekolah dasar mulai mengenal segala pola perilaku lingkungan dengan sangat aktif seperti: menirukan perilaku orang dewasa, meniru gaya artis idolanya, dan meniru segala sesuatu yang dilihatnya. Dengan berkembangnya iptek secara pesat dan dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat termasuk siswa sekolah dasar, maka hal itu dapat memberikan efek yang positif dan negatif bagi perkembangan karakternya. Dan disini tugas pendidik adalah mengarahkan segala perilaku peserta didik guna membentuk karakter yang positif. Maka dari itu pendidikan karakter sangat penting diberikan kepada siswa sekolah dasar agar dalam perkembangan selanjutnya tidak hanya intelektualnya saja yang berkembang, tetapi juga memiliki karakter yang baik sehingga siswa sekolah dasar tersebut dapat beradaptasi dalam kehidupan masyarakat.
Dalam kegiatan belajar mengajar , guru sekolah dasar tidak hanya mentransfer materi pelajaran kepada siswa, tetapi juga berperan aktif dalam mendidik karakter atau kepribadiannya. Banyak guru sekolah dasar yang menguasai materi pelajaran dengan baik tetapi dalam kegiatan belajar mengajar kurang memperhatikan perkembangan perilaku masing-masing siswanya. Akibatnya guru tersebut kesulitan mengenali karakter masing-masing siswanya pada masa-masa itu sedang mengalami perkembangan kecerdasan baik emosional dan intelektual dengan pesat.
Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan pendidikan karakter bagi siswa sekolah dasar. Banyak hal yang dapat dilakukan guru sekolah dasar untuk mendidik dan mengarahkan perkembangan karakter siswanya. Biasa dengan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat non formal. Tetapi kegiatan tersebut dapat menanamkan nilai-nilai luhur yang dapat berpengaruh dalam perkembangan karakter siswanya. Dalam hai ini pramuka dapat menjadi kegiatan ekstrakurikuler yang paling tepat dalam pendidikan karakter siswa sekolah dasar karena terdapat nilai-nilai positif yang terkandung dalam setiap kegiatannya.
C. Pengertian Gerakan Pramuka
1. Definisi Gerakan Pramuka
Unsur di dalam pendidikan nonformal adalah pendidikan kepemudaan. Unsur yang ada di dalam pendidikan kepemudaan adalah gerakan pramuka. Dalam UU No. 12 tahun 2010 tentang gerakan pramuka disebutkan gerakan pramuka adalah organisasi yang dibentuk pramuka untuk menyelenggarakan kegiatan kepramukaan. Kegiatan pramuka merupakan wadah pendidikan generasi muda usia 7-25 tahun, yang mempersiapkan anggotanya untuk mempunyai karakter bangsa sesuai dengan dasa dharma dan trisatya.
2. Tujuan Gerakan Pramuka
Tujuan dari gerakan pramuka untuk membentuk setiap anggota pramuka agar memiliki kepribadian beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriot, taat hokum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup. Tujuan dari gerakan pramuka sejalan dengan fokus pendidikan karakter yang menjadi program utama Kementrian Pendidikan Nasional.
Dalam menanamkan dan menumbuhkan karakter bangsa, di kepramukaan mempergunakan 10 pilar yang menjadi kode kehormatan. Kode kehormtan mempunyai makna suatu norma (ukuran) yang menjadi ukuran kesadaran mengenai akhlak yang tersimpan dalam hati yang menyadari harga dirinya, serta menjadi standar tingkah laku pramuka di masyarakat. 10 pilar tersebut bernama dasa dharma, yaitu :
1) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3) Patriot yang sopan dan ksatria.
4) Patuh dan suka bermusyawarah.
5) Rela menolong dan tabah.
6) Rajin, terampil, dan gembira.
7) Hemat, cermat dan bersahaja.
8) Disiplin, berani, dan setia.
9) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
10) Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Dalam mengimplementasi 10 pilar tersebut, antara anggota penggalang, penegak, dan pandega hingga anggota dewasa disesuaikan dengan perkembangan rohani dan jasmani. Sedangkan untuk anggota siaga pilar yang digunakan untuk menanamkan pendidikan karakter melalui dwi dharma, yang berbunyi sebagai berikut “ Siaga itu menurut ayah dan bundanya, serta siaga itu berani dan tidak putus asa”. Mengingat usia siaga masih senang dengan bermain, maka dalam menanamkan norma pramuka melalui media permainan dan visual serta contoh dari ayah dan ibundanya.
Setiap item dalam 10 pilar tersebut dijabarkan dalam satuan kecakapan khusus (SKK) yang menjadi alat untuk mengetahui perkembangan kemampuan dan ketrampilan dalam menerapkan norma-norma yang ada. Bila anggota pramuka usia 11 sampai 15 tahun mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari pilar norma yang ada, tentunya akan menjadi kebanggaan bagi peserta didik itu sendiri. Sedangkan anggota dewasa menjadi pembimbing dan memantau dalam menghayati dan melaksanakan di kehidupan sehari-hari. Tidak setiap anggota dewasa diperbolehkan menjadi pembimbing langsung anggota pramuka usia 7 sampai dengan 25 tahun, karena pembimbing harus menjadi contoh bagi adik didiknya. Untuk itu anggota pramuka dewasa yang diijinkan menjadi pembina /pembimbing sudah menyelesaikan pelatihan khusus pembina pramuka mahir dasar (KMD) serta KML. Dengan harapan adanya persepsi yang sama di seluruh Indonesia tentang tata cara penanaman dan penumbuhan karakter bangsa melalui kegiatan kepramukaan sehingga hasilnya bisa dipertanggungjawabkan.
Pola pembinaan antara usia 7 sampai dengan 10 tahun dengan anggota pramuka usia 21 sampai dengan 25 tahun tidak sama. Semakin tinggi usianya semakin kecil keikit sertaan anggota dewasa untuk mendampingi. Semakin kecil usianya keterlibatan pembina masih besar bahkan ada yang 90% Pembina harus mendampingi, seperti pada anggota pramuka siaga. Untuk itu khusus anggota pramuka siaga, panggilan Pembina bukan kakak tapi bunda dan ayahnda. Hal ini sesuai dengan system among yang digunakan dalam salah satu prinsip metode pendekatan di pramukaan.
Sistem among proses pendidikan kepramukaan bertujuan membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbale balik antar manusia. System among selalu terimplementasikan dalam kegiatan pramuka mulai tingkatkan anggota siaga hingga dewasa, dengan cara atau pola yang dipergunakan disesuaikan dengan peserta didik, sehingga memudahkan dalam menanamkan karakter bangsa dan dapat tersimpan lama dalam memori pikiran. Terdapat 3 prinsip dalam sistem among, yaitu di depan menjadi teladan, di tengah membangun kemauan, dan di belakang mendorong dan memberikan motivasi kemandirian.
Makna di atas untuk anggota siaga ketergantungan ke pembina masih besar sebanyak 90 %, sehingga pembina menjadi sentra atau contoh bagi anggota siaga sedangakn anggota penggalang tingkat ketergantungan ke pembina sebesar 60%. Pembina masih menjadi sentra dalam kegiatan pramuka, namun semakin tinggi tingkat penggalang semakin besar tingkat mandirinya. Di dalam penggalang ada tiga tingkatan, yaitu mula, trap, dan trampil.
Ketergantungan pembina semakin kecil pada anggota penegak dan pandega hanya 10%, karena anggota pramuka penegak dan pandega sudah cukup dewasa utamanya pada pandega, sehingga bisa melaksanakan kegiatan pramuka secara mandiri, pembina hanya berfungsi sebagai motivator dan konsultan program.
Dengan adanya system among tersebut, karakter anggota pramuka sudah terpantau sejak usia 7 tahun dan terus dipantau sampai berhenti menjadi anggota pramuka sedangkan anggota dewasa, untuk memantapkan penanaman karakter melalui jenjang kursus, mulai kursus pembina pramuka mahir dasar dan lanjut hingga jenjang kursus pelatih pembina pramuka tingkat dasar hingga lanjut.
3. Kegiatan Pramuka di Sekolah Dasar
a. Pengertian Pramuka Siaga
Siaga adalah sebutan bagi anggota pramuka sekolah dasar yang berusia antara 7-10 tahun. Disebut pramuka siaga karena sesuai dengan kiasan (kiasan dasar) masa perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika bangsa Indonesia menyiagakan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908 sebagai tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia.
b. Kode Kehormatan
Kode kehormatan bagi pramuka siaga ada dua, yaitu pertama disebut Dwi Satya ( janji pramuka siaga), dan yang kedua disebut Dwi Darma (ketentuan moral pramuka siaga)
Dwi Satya
Demi kehormatanku, aku berjanji akan sungguh-sungguh :
1) Menjalankan kuajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mengikuti tata karma keluarga.
2) Setiap hari berbuat kebajikan
Dwi Darma
1) Siaga itu berbakti kepada ayah dan ibundanya.
2) Siaga berani dan tidak putus asa.
Dua kode kehormatan yang disebutkan di atas adalah standar moral bagi seorang pramuka siaga dalam bertingkah laku di masyarakat. Jadi kalau ada anggota pramuka siaga yang tingkah lakunya tidak sesuai dengan standar moral ini, dia belum bisa disebut pramuka siaga seutuhnya.
c. Satuan
Satuan terkecil dalam pramuka siaga disebut barung. Setiap beberapa barung dihimpun dalam sebuah satuan besar yang bernama “perindukan”. Barung diberi nama dengan warna semisal, barung merah, barung hijau dll. Sebuah barung beranggotakan antara 6-10 orang pramuka siaga dan dipimpin oleh seorang pemimpin barung (pinrung) yang dipilih oleh barung itu sendiri. Masing-masing ketua barung ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang akan menjadi pemimpin barung utama yang disebut sulung. Sebuah perindukan terdiri dari beberapa barung yang akan dipimpin oleh sulung tersebut.
d. Syarat Kecakapan
1) Syarat Kecakapan Umum
Syarat Kecakapan Umum (SKU) Pramuka Siaga adalah syarat wajib yang harus dipenuhi oleh seorang Pramuka siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum (TKU). TKU dalam Pramuka Siaga ada tiga tingkat, yaitu :
a) Siaga Mula
b) Siaga bantu
c) Siaga Tata
2) Syarat Kecakapan Umum
Syarat Kecakapan Khusus (SKK) adalah syarat wajib yang harus dipenuhi oleh seorang pramuka siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK). TKK dalam pramuka siaga hanya terdiri dari satu tingkatan.
e. Tanda Kecakapan
1) Tanda Kecakapan Umum
Tanda Kecakapan Umum (TKU) pramuka siaga dapat dikenakan pada lengan baju sebelah kiri di bawah tanda barung. TKU untuk siaga berbentuk sebuah janur (ini juga diambil dari kebiasaan para pahlawan dulu untuk menandakan pangkat seseorang).
2) Tanda Kecakapan Khusus
Tanda Kecakapan Khusus (SKK) Pramuka Siaga berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang masing-masing sisi 3 cm dan tingginya 2 cm. TKK dapat dipasang di lengan baju sebelah kanan membentuk setengah lingkaran di sekeliling tanda Kwarda dengan puncak menghadap ke bawah sebanyak 5 buah.
f. Lain-lain.
1) Pembina pramuka siaga putra dipanggil Yahnda dan pembina siaga pramuka putrid dipanggil Bunda.
2) Pembantu Pembina siaga pramuka siaga putra dipanggil Pakcik dan pembantu Pembina pramuka putri dipanggil Bucik.
3) Bentuk barisan dalam upacara siaga adalah lingkaran dengan Pembina berada di tengah lingkaran. Ini mengandung filosofi bahwa cara pandang pramuka siaga yang masih terfokus pada satu titik.
4) Kegiatan pramuka siaga salah satunya adalah pesta siaga yang berupa perkemahan satu hari tanpa menginap.
D. Peran Kegiatan Pramuka Dalam Pembentukan Karakter
Gerakan pramuka dalam melaksanakan fungsinya sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda Indonesia mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggung jawab, mampu membina dan mengisi kemerdekaan nasional dan membangun dunia yang lebih baik. Dan dalam melaksanakan tugas pokoknya memerlukan suatu perencanaan dan program yang strategik dan berkesinambungan berupa kebijakan dan prioritas program yang dituangkan dalam Rencana Strategik (Renstra) Gerakan Pramuka.
Dasar - dasar serta acuan daripada didirikannya Gerakan Pramuka di Indonesia telah tertuang dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Kwartir Nasional tahun 2009 serta tercantum pada visi , misi , dan strategi kepengurusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka masa bakti 2003-2008 dan masa bakti 2009-2014.
Adapun dasar tersebut adalah:
1. Dalam Pembukaan AD/ART Gerakan Pramuka tahun 2009
“Dengan asas Pancasila , Gerkan Pramuka menyelenggarakan upaya pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan , dengan sasaran meningkatkan sumber daya kaum muda , mewujudkan masyarakat madani dan melestarikan keutuhan :
Negara kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhineka tunggal Ika.
Ideologi Pancasila.
Kehidupan rakyat yang rukun dan damai.
Lingkungan hidup di bumi nusantara.
Bahwa dalam upaya meningkatkan dan melestarikan hal-hal tersebut, gerakan pramuka menyelenggarakan pendidikan nonformal, melalui kepramukaan, sebagai bagian pendidikan nasional yang dilandasi sistem among dengan prinsip dasar dan metode kepramukaan.
2. Dalam BAB II Anggaran Dasar Gerkan Pramuka, pasal 4 tahun 2009
Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga menjadi:
1. Manusia yang berwatak, berkepribadian dan berbudi pekerti luhur.
2. Tinggi moral, spiritual, kuat mental, sosial, intelektual, emosional, dan fisiknya.
3. Tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya.
4. Kuat dan sehat jasmaninya.
3. Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta besama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan Negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik local, nasional maupun internasional.”
Dalam misi Kepengurusan Gerkan pramuka masa bakti 2003-2008, adapun misi- misinya adalah:
a. Mempramukakan kaum muda
Yakni tidak berarti seluruh kaum muda dimasukkan sebagai anggota Gerakan Pramuka melainkan lebih pada tataran jiwa dan perilaku kaum muda yang sesuai dengan pramuka sebagai bagian dari masyarakat Indonesia.
b. Membina anggota yang berjiwa dan berwatak Pramuka, berlandaskan iman dan takwa serta selalu mengikuti perkembangan iptek
Bahwa semua sendi program pendidikan yang dilaksanakan Gerkan Pramuka harus dilandaskan pada imtaq dan selalu mengkuti perkembangan iptek sehngga apapun yang dilakukan perlu mengikuti perkembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan pada eranya.
c. Membentuk kader bangsa patriot pembangunan yang memiliki jiwa bela Negara.
d. Menggerakkan anggota dan organisasi gerkan pramuka agar peduli dan tanggap dengan masalah-masalah kemasyarakatan.”
Dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka , pasal 11 tahun 2009, terletak pada sub bab pembinaan watak, keterampilan dan kesehatan, yang mana isinya :
1. Pada hakikatnya semua kegiatan dalam Gerkan Pramuka diarahkan untuk membina watak, kepribadian dan akhlak mulia serta keterampilan, dan kesehatan anggota muda.
2. Pembinaan watak, kepribadian dan akhlak mulia dilakukan melalui kegiatan:
a. Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Kesadaran berbangsa dan bernegara.
c. Pengamalan moral Pancasila.
d. Pemahaman sejarah perjuangan bangsa.
e. Rasa percaya diri.
f. Kepedulian dan tanggung jawab serta disiplin.
3. Pembinaan keterampilan dilakukan melalui kegiatan pelatihan alat indera, kecerdasan, dan kejuruan sesuai dengan syarat-syarat kecakapan dan kegiatan satuan Karya Pramuka.
4. Pembinaan kesehatan dilakukan melalui kegiatan kebersihan, olahraga dan penyuluhan kesehata, serta keindahan dan kelestarian lingkungan hidup.
Kepanduan atau pramuka adalah merupakan wadah gerak bagi peserta didik dibawah pimpinan mereka sendiri dalam rangka melakukan kegiatan- kegiatan yang positif, inovatif dan produktif yang akan membantu mereka dalam mengembangkan fungsi kewarganegaraan dengan daya tarik dalam lingkungan.
Dimana proses pendidikan secara nasional terdiri atas 2 jalur, yakni jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah yang tidak melalui sistem KMB yang berjenjang dan berkesinambungan. Namun, di beberapa Negara proses atau sistem pendidikan terdiri atas 3 jalur yakni, pendidikan formal yang berjenjang dan berkesinambungan, pendidikan non formal yang melalui KBM yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan, dan pendidikan informal yang dilakukan di dalam keluarga yang mana tidak mengenal KBM, tidak berjenjang dan tidak berkesinambungan. Sedangkan gerakan pramuka adalah lembaga pendidikan yang komplementer, pelaksanaanya menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.
Metode kepramukaan itu sendiri adalah cara memberikan pendidikan watak kepada anggota muda,yaitu dengan:
1. Kegiatan pramuka yang menarik
2. Menyenangkan dan menantang.
3. Menyesuaikan kondisi dan situasi kegiatan anggota muda.
Yang Di dalam pramuka bukanlah materi atau isi pelajaran yang lebih dipentingkan melainkan melahirkan dan menumbuhkan sikap-sikap serta perbuatan-perbuatan yang baik yang akan membentuk intelegensia,kekuatan jasmani dan karakter dari diri tersebut. Yang mana hal tersebut terlihat pada cara kerja regu dan kelompok penggalang,dimana mereka diajjak untuk bekerja sama dalam satu tim dalam mencapai satu tujuan yang sama,sehingga dalam kelompok tersebut dapat terlihat latihan dalam berdemokrasi,bahkan itu adalah demokrasi pancasila dalam prakteknya.
Jika kita mengacu pada arti kiasan lambang gerakan pramuka yakni nyiur ,yang mana ia dapat tumbuh dimana saja yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekeliling dimanapun ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Pramuka adalah wadah pelatihan dan pendidikan yang menghasilkan atau mencetak generasi yang mampu hidup berdampingan dengan sekelilingnya dan dalam keadaan apapun yang tidak hanya bisa bergantung kepada orang lain.
Pramuka mengajarkan untuk bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cinta alam, kasih sayang terhadap sesama manusia, patriot yang sopan dan kesatria, patuh terhadap orang tua, pemimpin dan Tuhan, suka bermusyawarah untuk mencapai mufakat, rela menolong orang lain, tabah, rajin, terampil, selalu gembira, orang hemat, cermat, bersahaja, disiplin, berani dalam kebenaran, setia, bertanggungjawab dan selalu bisa untuk dipercaya, itulah pramuka.
Dewasa ini ada sebuah kenyataan yang teramat pahit atau mungkin juga sebuah cobaan dan tantangan yang teramat berat, ketika semakin banyak jumlah remaja penyandang masalah sosial. Mereka terjebak kedalam perilaku yang menyimpang dan menghambakan dirinya kepada tata nilai asing. Mereka berpotensi untuk menimbulkan berbagai problema sosial di masyarakat. Di samping itu secara internal terdapat pula ketidak siapan mental dan rohani pada sebagian remaja, sehingga mereka gagal untuk mempertahankan diri dari pengaruh negatif yang menyesatkan.
Dari sini Pramuka berperan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cara melaksanakan semua prinsip dasar yang sudah tertuang pada AD/ART. Sehingga, dengan begitu problema di masyarakat yang sebagian besar dialami,dan disebabkan oleh kaum muda dapat diminimalisir ataupun dimusnahkan agar tercipta masyarakat yang makmur dan terorganisir dengan baik. Serta terjaganya generasi muda dari ancaman-ancaman era globalisasi yang semakin besar memiliki ancaman untuk menjerumuskan generasi muda.
E. Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Pramuka di Sekolah Dasar.
Semua orang sudah tahu bahwa dalam perkembangan zaman saat ini, pendidikan karakter sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Terutama pembelajaran anak sekolah dasar yang pada dasarnya sedang mengalami kecerdasan secara pesat baik emosional maupun intelektualnya. Oleh karena itu, untuk mengulangi adanya pengaruh yang negative dalam perkembangan kecerdasannya dibutuhkan suatu pendidikan karakter yang tepat.
Pramuka sebagai suatu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dasar dapat menjadi sarana seorang guru untuk menanamkan nilai-nilai luhur yang berpengaruh dalam pendidikan karakter siswanya. Karena kegiatan belajar mengajar saat ini lebih mengedepankan peningkatan kecerdasan siswa dalam menguasai materi pembelajaran dan kurang mengedepankan peningkatan dalam pendidikan karakter siswanya. Melalui kegiatan pramuka tersebut diharapkan siswa sekolah dasar dapat terdidik karakternya menuju kea rah posistif dan dapat menerapkan nilai-nilai luhur kepramukaan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kegiatan pramuka di sekolah dasar dapat menjadi suatu sarana dalam mendidik karakter siswa.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhammad Nuh telah memasukkan bidang kepramukaan dalam kurikulum 2013. Hal ini dilakukan mengingat begitu pentingnya pendidikan karakter bagi peserta didik dalam kehidupannya, terutama siswa sekolah dasar yang dalam perkembangannya masih sangat membutuhkan bimbingan dan pengarahan dalam tingkah laku sehari-hari.
Gerakan pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai peran besar dalam pendidikan karakter generasi muda. Pendidikan karakter dari pramuka diimplementasikan melalui kegiatan-kegiatan di alam terbuka sehingga kegiatan pramuka menjadi menarik dan menyenangkan, tetapi tetap berpegang teguh pada metode kepramukaan. Kegiatan-kegiatan menarik dalam pramuka yang berada di alam terbuka misalnya, yaitu wide game, berkemah, api unggun dll.
Semua kegiatan kepramukaan sangat memberi manfaat bagi pendidikan karakter peserta didik. Peserta didik dapat bekerja sama satu sama lain dalam memecahkan persoalan, mempunyai jiwa tolong menolong, menambah keberanian dan percaya diri, dan pramuka juga dapat melatih peserta didik untuk menjadi pribadi yang lebih berdisiplin. Oleh karena itu, kegiatan pramuka di sekolah dasar sangat berpengaruh dalam pendidikan karakter siswa sekolah dasar.
F. Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Pramuka di SD Negeri Karangwuluh.
Kegiatan pramuka telah diimplementasikan di SD Negeri Karangwuluh, Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Jumat, dimulai dari pukul 13.30-16.30 WIB, diikuti oleh siswa kelas IV, V, dan VI (semester 1). Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menanamkan sikap percaya diri, menghormati orang tua, menghargai orang lain, menambah keberanian, melatih disiplin siswa serta cinta tanah air. Selain dalam kegiatan pramuka, para siswa di SD Negeri Karangwuluh juga telah ditanamkan sikap cinta tanah air selain dengan mengikuti upacara pada hari Senin, atau upacara wajib lainnya, merayakan hari Kartini dengan memakai baju kebaya untuk siwa perempuan, melakukan pawai atau karnaval dengan baju adat Indonesia pada perayaan HUT RI, juga ditanamkan cinta produk dalam negeri yaitu dengan penggunaan baju seragam khusus yaitu baju batik untuk siswa kelas I sampai siswa kelas VI yang dipakai setiap hari Rabu dan Kamis. Para guru juga memakai baju batik khas Purworejo dan baju batik khas Jawa Tengah yaitu setiap hari Rabu dan hari Sabtu. Dengan memakai baju batik, siswa ditanamkan untuk cinta produk dalam negeri dan cinta tanah air karena batik merupakan ciri khas bangsa Indonesia, selain itu batik telah diakui UNESCO sebagai warisan dunia dari Indonesia.











Tidak ada komentar:
Posting Komentar