Grammar Bahasa Indonesia - Tata Bahasa
A. Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata dasar yang diberi imbuhan. Imbuhan ada beberapa macam, antara lain:
1. awalan (prefiks): ber-, ter -, me -, di-, dan ke-
2. akhiran (sufiks): - an, - i, - kan
3. sisipan (infiks): - er - , - el - , dan – em –
4. awalan-akhiran (konfiks): ke – an, me – kan, per – an
Bahasa Indonesia mempunyai banyak awalan, akhiran, maupun sisipan, baik yang asli dari bahasa-bahasa Nusantara maupun dipinjam dari bahasa-bahasa asing, antara lain:
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya:
a. Bacalah buku itu baik-baik.
b. Jakarta adalah ibu kota Republik Indonesia.
c. Siapakah gerangan dia?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya:
a. Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
b. Jangan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku.
Catatan : Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun ditulis serangkai. Misalnya:
a. Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.
b. Sekalipun belum memuaskan, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.
c. Walaupun miskin, ia selalu gembira.
3. Partikel per yang berarti 'mulai', 'demi', dan 'tiap' ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya. Misalnya:
a. Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
b. Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
c. Harga kain itu Rp 2.000 per helai.
4. Imbuhan -is, -isme, dan –isasi berfungsi sebagai berikut.
a. Membentuk kata benda atau nomina.
b. Sebagian kata sifat yang dihasilkan melalui pengimbuhan dengan ketiga imbuhan tersebut.
Arti baru yang dihasilkan melalui pengimbuhan dengan -is, -isme, dan –isasi adalah:
a. Imbuhan –is;
Orang yang memiliki keahlian; Contoh: gitaris, pianis, komponis.
Orang yang memiliki sifat / jiwa; Contoh: egois, nasionalis, humoris.
b. Imbuhan –isme; berarti paham/ajaran/aliran. Contoh: nasionalisme, komunisme, animisme.
c. Imbuhan –isasi; menunjukkan makna proses. sinestesia.
5. Kata berimbuhan -man, -wan, dan -wati merupakan nomina atau kata benda. Adapun perubahan makna yang diakibatkan pengimbuhan dengan -man, -wan, dan –wati sebagai berikut.
a. Menunjuk bidang pekerjaan orang yang disebut. Contoh : Pabrik sepatu itu memberikan cuti kepada karyawati yang hamil.
b. Menunjuk sifat orang yang disebut. Contoh : Korban gempa di Bengkulu menunggu kedatangan relawan ke sana.
c. Menunjuk keahlian yang ditekuni orang yang disebut. Contoh : Dua olahragawan mendapat penghargaan dari pemerintah.
6. Fungsi utama awalan me- adalah membentuk kata kerja. Adapun arti awalan me- adalah sebagai berikut.
a. Melakukan pekerjaan; Contoh: Ida membaca naskah drama. (melakukan pekerjaan membaca)
b. Mengeluarkan; Contoh: Anjing menggonggong. (mengeluarkan gonggongan)
c. Menjadi; Contoh: Sobekan di celananya melebar. (menjadi lebar)
d. Menyerupai; Contoh: Karena tidak memerhatikan lingkungan, sampah di kota ini menggunung. (menyerupai gunung)
e. Menuju ke; Contoh: Garuda Indonesia mendarat di Bandar Udara Adisutjipto. (menuju ke darat)
B. Penulisan Kata
1. Kata Dasar adalah satuan bahasa terkecil yang memiliki makna. Kata tersebut belum mengalami penambahan atau perubahan bentuk yang mengakibatkan perubahan makna. Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya:
a. Ibu percaya bahwa engkau tahu.
b. Kantor pajak penuh sesak.
c. Buku itu sangat tebal.
2. Kata Turunan adalah kata baru yang diturunkan dari kata dasar yang mendapat imbuhan.
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya: bergeletar, menengok, dikelola, mempermainkan dan penetapan
b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Misalnya: bertepuk tangan, menganak sungai, garis bawahi dan sebar luaskan
c. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya: menggarisbawahi, dilipatgandakan, menyebarluaskan dan penghancurleburan
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya:
adipati mahasiswa ekawarna saptakrida
aerodinamika mancanegara dwiwarna reinkarnasi
antarkota multilateral demoralisasi purnawirawan
anumerta narapidana dekameter prasangka
audiogram nonkolaborasi dasawarsa pramuniaga
awahama Pancasila ekstrakurikuler semiprofesional
bikarbonat panteisme elektroteknik subseksi
biokimia paripurna infrastruktur swadaya
caturtunggal poligami introspeksi transmigrasi
Catatan:
Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-). Misalnya:
• non-Indonesia
• pan-Afrikanisme
Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah. Misalnya:
• Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
• Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
3. Kata Ulang adalah Kata jadian yang terbentuk dengan pengulangan kata. Kata ulang dapat dikelompokan menjadi:
a. Kata ulang utuh murni: rumah-rumah, anak-anak, buku-buku, kuda-kuda, mata-mata, hati-hati, undang-undang, biri-biri, kupu-kupu, kura-kura, laba-laba, siasia, hulubalang-hulubalang, bumiputra-bumiputra, dst.
b. Kata ulang sebagian: berjalan-jalan, dibesar-besarkan, menulis-nulis, terus-menerus, tukar-menukar, dst.
c. Kata ulang berimbuhan: rumah-rumahan, anak-anakan, kuda-kudaan, dst.
d. Kata ulang suku depan: pepohonan, leluhur, lelaki, dst
e. Kata ulang berubah bunyi: gerak-gerik, huru-hara, lauk-pauk, mondar-mandir, ramah-tamah, sayur-mayur, centang-perenang, porak-poranda, tunggang-langgang, dst.
Fungsi Gramatik kata ulang antara lain:
a. Membentuk adverbia: sebaik-baiknya, secantik-cantiknya, sehebat-hebatnya, dst
b. Membentuk Nomina: Kuda-kudaan, rumah-rumahan, dst
c. Membentuk Ajektif: pening-pening, pusing-pusing, dst
d. Membentuk Verba: hormat-menghormati
4. Kata Depan. Kata depan merupakan kata yang bertugas menghubungkan kata atau bagian kalimat.Yang termasuk kata depan adalah: di, ke , dari, pada, daripada.
5. Kata Sambung. Kata sambung merupakan kata yang berfungsi untuk menyambung kalimat atau anak kalimat
C. Singkatan dan Akronim
1. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik. Misalnya:
• A.S. Kramawijaya
• Muh. Yamin
• Suman Hs.
• Sukanto S.A.
• Bpk. = Bapak
• Sdr. = saudara
• Kol. = Kolonel
• M.B.A. = master of business administration
• M.Sc. = master of science
• S.E. = sarjana ekonomi
• S.Kar. = sarjana karawitan
• S.K.M. = sarjana kesehatan masyarakat
b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Misalnya:
• DPR = Dewan Perwakilan Rakyat
• PGRI = Persatuan Guru Republik Indonesia
• PT= Perseroan Terbatas
• GBHN = Garis-Garis Besar Haluan Negara
• KTP = Kartu Tanda Penduduk
• SMTP = Sekolah Menengah Tingkat Pertama
c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Misalnya:
• dll. = dan lain-lain
• dsb. = dan sebagainya
• dst. = dan seterusnya
• hlm. = halaman
• sda. = sama dengan atas
• Yth. = Yang terhormat
• a.n. = atas nama
• d.a. = dengan alamat
• u.b. = untuk beliau
• u.p. = untuk perhatian
• s.d.= sampai dengan
d. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya:
• Cu = kuprum
• TNT = trinitrotoluen
• cm = sentimeter
• kVA =kilovolt-ampere
• l = liter
• kg = kilogram
• Rp (5.000,00) = (lima ribu) rupiah
2. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya:
• ABRI = Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
• LAN = Lembaga Administrasi Negara
• PASI = Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
• IKIP = Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
• SIM = Surat Izin Mengemudi
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Misalnya:
• Akabri = Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
• Bappenas = Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
• Iwapi = Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia
• Kowani = Kongres Wanita Indonesia
• Sespa = Sekolah Staf Pimpinan Administrasi
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya:
• pemilu = pemilihan umum
• radar = radio detecting and ranging
• rapim = rapat pimpinan
• rudal = peluru kendali
• tilang = bukti pelanggaran
Catatan:
Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat-syarat berikut:
Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazin pada kata Indonesia
Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar