GRAMMAR BAHASA INDONESIA JENIS-JENIS KARYA SASTRA
Karya sastra dapat dibedakan menjadi
A. Puisi
Puisi adalah jenis karangan yang dalam penyajiannya sangat mengutamakan keindahan bahasa dan kepadatan makna. Jenis puisi berdasarkan jamannya :
a. Puisi lama, Merupakan puisi peninggalan sastra Melayu Lama. Puisi lama mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
Anonim (pengarangnya tidak diketahui)
Terikat jumlah baris, rima, dan irama
Merupakan kesusastraan lisan
Gaya bahasanya statis (tetap) dan klise
Isinya fantastis dan istanasentris
Puisi lama terdiri atas puisi asli dan puisi pengaruh asing. Contoh :
1. Pantun, Merupakan satu jenis karya sastra lama yang berbentuk puisi. Pantun mementingkan keindahan bahasa, kepadatan makna kata, serta bentuk penulisan yang berbait-bait. Ciri-ciri pantun :
Satu bait terdiri dari 4 baris.
Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.
Baris ketiga dan keempat merupakan isi.
Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata.
Rima akhir berpola a-b-a-b
Sampiran pada sebuah pantun hanya sebagai pengantar untuk menyampaikan isi pantun. Syarat terpenting sebuah sampiran adalah jumlah baris, jumlah suku kata, dan persajakan yang terikat oleh aturan. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali tentang alam (flora dan fauna), Dua baris terakhir merupakan isi, sebagai tujuan dari pantun tersebut
Jenis pantun ada 7 macam, diantaranya
a. Pantun adat adalah pantun dipakai untuk acara yang bersifat peradatan. Sampai sekarang tetap dilestarikan dalam acara adat, seperti pernikahan, misalnya. Di bawah ini contohkan pantun adat:
Apa guna anjungan perahu
kemudi patah sisi buritan
Apa tanda pengantin Melayu
Inai merah di jari tangan
b. Pantun agama adalah pantun dakwah dimana berisikan syarak beserta sunah; berisikan amanah; juga berisikan jalan mengenal Allah dan berisikan ilmu untuk memahami akidah. Di dalam pantun agama juga tersirat jalan dunia menuju akhirat, menjauhkan orang dari maksiat, membersihkan hati yang berkarat, meluruskan akal yang tersesat, membaikkan orang yang salah niat, menghapuskan segala dengki dan hasad, mengikis segala perbuatan jahat. Semua ditujukan agar manusia selamat dunia akhirat, serta hidup dan mati beroleh rahmat. Di bawah ini contohkan pantun agama:
Kemumu di dalam semak
Jatuh melayang selaranya
Meski ilmu setinggi tegak
Tidak sembahyang apa gunanya
c. Pantun nasihat adalah pantun yang isi nya tentang nasehat-nasehat. Di bawah ini contohkan pantun nasihat:
Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
d. Pantun jenaka adalah pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang mendengar, terkadang dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban, sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung, dan dengan pantun jenaka diharapkan suasana akan menjadi semakin riang. Contoh:
Elok menanam si jeruk purut
Buahnya banyak jatuh di rumpun
Siang dan malam nenek merengut
Jago si kakek tak bisa bangun
e. Pantun kepahlawanan adalah pantun yang isinya berhubungan dengan semangat kepahlawanan. Contohnya :
Adakah perisai bertali rambut
Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kamipun muda lagi perkasa
f. Pantun budi adalah pantun dipakai untuk menunjukkan ketinggian pekerti. Contoh:
Awan mengarak di hari senja
ombak surut ke laut biru
Boleh anak berhati singa
jaga mulut tetap bermadu
g. Pantun teka-teki adalah sebuah pantun teka teki yang biasanya diakhiri dengan pertanyaan. Dan pada umumnya pantun teka teki ini digunakan untuk main tebak tebakan. Berikut contoh pantun teka teki:
Minah ketawa terjerit-jerit
Melihat koyak pada seluar
Orang putih duduk sederet
Pagar didalam tebing diluar? (gigi)
2. Syair adalah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik atau baris, yang berakhir dengan bunyi yang sama. Merupakan jenis puisi lama yang terikat aturan-aturan baku. Ia berasal dari Persia (sekarang Iran) dan telah dibawa masuk ke Nusantara bersama-sama dengan kedatangan Islam. Kata syair berasal dari bahasa Arab syu’ur yang berarti perasaan. Kata syu’ur berkembang menjadi kata syi’ru yang berarti puisi dalam pengertian umum. Syair dalam kesusastraan Melayu merujuk pada pengertian puisi secara umum. Akan tetapi, dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair di negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir. Ciri-ciri syair :
Setiap bait terdiri dari 4 baris.
Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata.
Syair tidak memiliki sampiran.
Semua barisnya merupakan isi.
Rima akhir berpola a-a-a-a
Menurut isinya, syair dapat dibagi menjadi lima golongan, sebagai berikut.
a. Syair Panji. Syair panji menceritakan tentang keadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang yang berada atau berasal dari dalam istana. Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan tentang seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kauripan.
b. Syair Romantis. Syair romantis berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita pelipur lara, hikayat, maupun cerita rakyat. Contoh syair romantis yakni Syair Bidasari yang menceritakan tentang seorang putri raja yang telah dibuang ibunya. Setelah beberapa lama ia dicari Putra Bangsawan (saudaranya) untuk bertemu dengan ibunya. Pertemuan pun terjadi dan akhirnya Bidasari memaafkan ibunya, yang telah membuang dirinya.
c. Syair Kiasan. Syair kiasan berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buah-buahan. Percintaan tersebut merupakan kiasan atau sindiran terhadap peristiwa tertentu. Contoh syair kiasan adalah Syair Burung Pungguk yang isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat, atau seperti perumpamaan “seperti pungguk merindukan bulan”.
d. Syair Sejarah. Syair sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah. Sebagian besar syair sejarah berisi tentang peperangan. Contoh syair sejarah adalah Syair Perang Mengkasar (dahulu bernama Syair Sipelman), berisi tentang perang antara orang-orang Makassar dengan Belanda. Syair berbahasa Arab yang tercatat paling tua di Nusantara adalah catatan di batu nisan Sultan Malik al Saleh di Aceh, bertarikh 1297 M.
e. Syair Agama. Syair agama merupakan syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu: (a) syair sufi, (b) syair tentang ajaran Islam, (c) syair riwayat cerita nabi, dan (d) syair nasihat. Perlu kita ketahui, setiap syair pasti mengandung pesan tertentu. Pesan tersebut dapat kita simpulkan setelah memahami isi sebuah syair.Contoh syair agama : Syair Perahu, Syair Dagang (banyak yg bilang karangan Hamzah Fansuri, tapi para ahli membantahnya), Syair Kiamat, Bahr An-Nisa, Syair Takbir Mimpi, Syair Raksi.
3. Mantra diambil dari kata sansekerta yaitu "mantra" atau "manir" yang merujuk pada kata-kata dalam kitab suci umat Hindu, Veda. Dalam masyarakat Melayu, mantra atau juga dikenal sebagai jampi, serapah, atau seru adalah sejenis pengucapan yang terdengar seperti puisi yang mengandung unsur sihir dan ditujukan untuk mempengaruhi atau mengontrol sesuatu hal untuk memenuhi kenginan penuturnya. Antara lain, mantra merupakan ayat yang dibaca untuk melakukan sihir, yaitu melakukan sesuatu secara kebatinan, seperti menundukkan musuh, melemahkan musuh, atau memikat wanita.
Selain itu mantra dianggap memiliki kekuatan gaib yang luar-biasa yang memungkinkan pembacanya mengontrol seseorang atau alam. Adapun ciri-ciri mantra adalah Mantera yang berbentuk puisi, isi dan konsepnya mencerminkan kepercayaan masyarakat waktu itu, dibuat untuk satu tujuan tertentu. Biasanya, Mantra bersifat sihir simpati, yaitu sesuatu sifat disebut atau dikaitkan dengan sesuatu / seseorang agar pembaca mantra tersebut dapat memiliki sifat yang sama. Misalnya bacaan mantra, ".... Aku bukan tepuk bantal, tetapi tepuk hatimu ....." dan yang lain-lain.
Ciri-ciri mantra pada umumnya adalah:
Mantra terdiri dari beberapa rangkaian kata berirama.
Isinya berhubungan dengan kekuasaan gaib
Mantra diamalkan dengan memiliki tujuan tertentu.
Mantra diwarisi dari perguruan atau melalui cara gaib seperti menurun / keturunan atau mimpi.
Biasanya membutuhkan pengamalnya yakin keras, dan jika pengamalnya merasa kurang keyakinan, Mantra akan menjadi tawar / tidak bereaksi dan tidak efektif.
Contoh mantra :
Hai putri satulung besar
Yang beralun berilir simayan
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
4. Bidal adalah kalimat singkat yang menganduna pengertian atau kiasan dan membayangkan sindiran. Merupakan pusi yang mengandung pebertian atau melukiskan sindiran, perbandingan serta kiasan. Termasuk dalam bidal adalah; peribahasa, pepatah, ungkapan, tamsil, peumpamaan, pameo, kata-kata arif.
a. Ungkapan adalah kiasan pendek.
Contoh : tangan panjang artinya suka mencuri
Ringan tangan = suka membantu
Besar kepala = sombong
b. Pepatah adalah kiasan yang mengandung arti sebenarnya,digunakan untuk memutuskan pembicaraan orang lain.
Contoh : Anjing menyalak tidak menggigit = mulut besar tetapi penakut.
Besar pasak daripada tiang = besar pengeluaran dari pendapatan.
c. Perumpamaan adalah kalimat untuk mengumpamakan seseorang atau sesuatu mengenai pekerti, tabiat dan keadaan.
Contoh: - Bagai durian dengan mentimun = orang kecil melawan orang besar
pasti akan kalah.
- Seperti kerbau di cocok hidung = orang yang bodoh selalu menurut
perintah orang lain.
d. Tamzil adalah kiasan yang bersajak dan berirama.
Contoh : ada ubi ada talas, ada budi ada balas = budi baik dibalas dengan kebaikan, budi jahat dibalas dengan kejahatan.
e. Ibarat adalah perumpamaan untuk mengatakan sesuatu dengan sejelas-jelasnya dengan mengambil perbandingan.
Contoh : - Bagai kerakap tumbuh di batu, hidup segan mati tak hendak =
orang yang selallu sakit-sakitan.
- Ibarat bunga,segar dipakai layu dibuang = tiap-tiap kasih sayang
itu ada juga bencinya pada suatu masa.
f. Kata arif atau Hadist Melayu adalah kata-kata bijak yang mengandung kebenaran.
Contoh : senangkanlah hatimu dengan menyenangkan hati orang lain.
g. Pameo adalah kalimat-kalimat pendek yang pada suatu waktu banyak dipergunakan sebagai semboyan.
Contoh : sekali merdeka tetap merdeka.
Macam-macam Bidal menurut asal kelahiran
a. Bidal dari lingkungan petani. Contoh : pagar makan tanaman artinya orang yang berkewajiban memelihara malah merusaknya.
b. Bidal dari lingkungan rumah tangga. Contoh : - Lubuk akal tepian ilmu artinya orang yang pandai tempat untuk bertanya.
c. Bidal dari lingkungan pedagang. Contoh : Murah di mulut, mahal di timbangan artinya orang yang banyak janji tetapi tak pernah ditepati.
d. Bidal dari lingkungan nelayan. Contoh : dalam laut dapat diduga dalam hati siapa tahu artinya kita tak dapat mengetahui isi hati orang lain.
e. Bidal yang mengingatkan suatu dongeng atau cerita. Contoh : katak hendak jadi lembu artinya orang kecil meniru perbuatan orang besar
Ciri-ciri bidal :
Bahasa berkiasan
Sebagai lambang suatu perbuatan
Kiasan yang berima atau bersajak
5. Talibun, Merupakan pantun panjang yang terdiri dari 6, 8, atau 10 baris Jumlahnya harus selalu genap. Terdiri dari 8 – 12 suku kata, bersanjak a-b-c atau a-b-c-d.
Ciri-ciri talibun :
Setiap baitnya terdiri atas 6, 8, 10 larik lebih, bahkan sampai ada talibun yang satu baitnya terdiri atas 20 larik
Rumus rimanya abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya
Terdiri atas sampiran dan isi
Merupakan jenis puisi bebas
Isinya berdasarkan suatu perkara yaang diceritakan secara terperinci
Contoh talibun :
Pasir bulan dalam perahu
Berlabuh tentang batu bara
Berkiawan lalu ke tepian
Ketika menghadap kemudinya
Kasih tuan hambalah tahu
Bagai orang menggenggam bara
Rasa hangat dilepaskan
Begitu benar malah dikiranya
6. Karmina (pantun kilat), Merupakan pantun yang hanya terdiri atas 2 baris. Baris pertama merupakan sampiran, sedang isinya pada baris terakhir, bersajak; aa.
Ciri-ciri karmina :
Terdiri dari 2 baris
Bersajak a-a atau b-b
Bersifat epik, mengisahkan seorang pahlawan
Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi
Semua baris diakhiri koma, kecuali baris keempat diakhiri titik
Mengandung dua hal yang bertentangan, yaitu rayuan dan perintah
Contoh:
Dahulu parang sekarang besi, Dahulu sayang sekarang benci
Gendang gendut tali kecapi, Kenyang perut senanglah hati
7. Seloka (pantun berkait) adalah puisi yang berisikan pepatah maupun perumpamaan yang mengandung gurau, sindiran, bahkan ejekan.
Ciri-ciri seloka :
Tiap-tiap bait terdiri atas 2 baris.
Tiap-tiap baris terdiri atas 16 suku kata dan merupakan 2 potong kalimat, setiap baris ada 2 X 8 suku kata.
Biasanya berisi pelajaran, naihat atau petuah
Isi bait yang satu dengan berikutnya saling berhubungan
Tidak terikat olek sajak akhir
Contoh seloka :
Seganda gugur di halaman
Daun melayang masuk kulah
Dengan adinda minta berkenalan
Rindunya bukan ulah-ulah
Daun melayang masuk kulah
Batang berangan di tepi paya
Rindunya bukan ulah-ulah
Jangan tuan tidak percaya
8. Gurindam (perhiasan/bunga) adalah sajak dua seuntai. Gurindam merupakan bentuk kesusastraan lama yang berasal dari kesusatraan tamil (India bagian Selatan):
Ciri-ciri gurindam
Tiap-tiap bait terdiri atas 2 baris.
Tiap-tiap baris terdiri atas 10 - 14 suku kata dan merupakan 2 potong kalimat
Biasanya berisi pelajaran, naihat atau petuah
Sajaknya berumus a-a
Contoh gurindam:
Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan yang sia-sia
Jika hendak mengenal orang mulia
Lihatlah pada kelakuan dia
Jika hendak melihat pada orang yang berilmu
Beratnya dan belajarlah tiada jemu
Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal
9. Ghazal adalah jenis puisi lama yang mengandung unsur yang diulang-ulang.
Ciri-ciri ghazal :
Terdiri dari 8 baris
Setiap baris berisi perihal asmara
Tiap baris berakhir dengan kata yang sama
Contoh ghazal :
Maka kusalinlah garis-garis hujan
Ke dalam baris syair, ghazal hujan
Engkau yang riang menyanyikan dingin
mengulang refrain, hingga tinggal hujan
Engkau yang muram mengurung murung
merintih nafas, lalu suara sengal hujan
Diujung setiap gerimis, siulan angin
siapa hati kanak tak mengigal hujan
Buah buah jatuh, lebah kupu meneduh
dalam genang kenang, sepenggal hujan
Jiwaku, ada yang tak pernah basah padamu
sejak berjejal tak terurai dalam sesal hujan
10. Nazam adalah jenis puisi lama yang sudah ada sejak 100 tahun yang lalu.
Ciri-ciri nazam:
Terdiri dari 2 baris dalam 1 bait
Setiap baris terdiri dari 12 suku kata
Bersifat keagamaan, seperti memuji kebesaran tuhan
Contoh nazam :
Aku mula nazam ini dengan nama
Allah yang memberi fahaman agama
Puji ini bagi Allah yang mulia
Lagi kekal ia lagi yang sedia
b. Puisi Baru (Puisi terikat) yaitu puisi yang terikat oleh aturan-aturan bait, baris, dan rima. Puisi baru mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
Pengarangnya diketahui
Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama
Berkembang secara lisan dan tertulis
Gaya bahasanya dinamis (berubah-ubah)
Isinya tentang kehidupan pada umumnya
Para penyairnya antara lain: Amir Hamzah, SutanTakdir Alisjahbana, J.E. Tatengkeng, dan Asmara Hadi Sebagai contoh berikut dikutipkan puisi karya J.E. Tatengkeng yang berjudul “Perasaan Seni”
Puisi baru merupakan pusi yang lahir pada tahun dua puluhan. Berdasarkan isinya puisi baru dibagi menjadi 10, yaitu :
1. Balada adalah puisi berisi kisah/cerita yang terjadi sebenarnya ataupun hanya khayalan penyair. Balada termasuk dalam jenis puisi baru
Ciri-ciri balada :
Terdiri dari tiga bait, masing-masing dengan 8 larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b
Pada bait berikutnya rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c
Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya
Contoh balada :
Orang-orang miskin di jalan,
yang tinggal di dalam selokan,
yang kalah di dalam pergulatan,
yang diledek oleh impian,
janganlah mereka ditinggalkan.
Angin membawa bau baju mereka.
Rambut mereka melekat di bulan purnama.
Orang-orang miskin.
Orang-orang berdosa.
Bayi gelap dalam batin.
Rumput dan lumut jalan raya.
Tak bisa kamu abaikan.
.........................................
2. Himne adalah puisi puji-pujian untuk Tuhan. Himne juga disebut sajak ketuhanan.
Ciri-ciri himne :
Biasanya berupa lagu pujian
Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan
Berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati dan bernafaskan ketuhanan
Contoh himne :
Tuhan kami
Telah nista kami dalam doa bersama
Bertahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani
Ampunilah kami..
Ampunilah..
Amin..
Tuhan kami
Telah terlalu mudah kami
Menggunakan asmaMu
Bertahun di negeri ini
Semoga Kau rela menerima kembali
Kami dalam barisanMu
Ampunilah kami..
Ampunilah..
Amin..
3. Religi adalah jenis puisi baru yang bernafaskan keagamaan.
Ciri-ciri religi :
Menceritakan tentang kehidupan bergama
Bernafaskan tema keagamaan
Contoh religi :
Wahai diri, tunggulah saat itu..
Dengarlah langkahmu..
kapan terakhir kali engkau ikut rombongan itu?
Lihatlah sebelum pergi..
jiwa yang pucat ketakutan atau..
jiwa yang berjalan dengan cahaya..
Adakah bekas dihati..
atau sekadar melepas tanggung jawab..
sekadar berjalan di tempat tanpa sadar maut semakin dekat..
4. Elegi adalah sajak duka nestapa yang mengungkapkan rasa duka, keluh-kesah atas rindu ataupun kehilangan seseorang.
Ciri-ciri elegi :
Berisi curahan akan kesedihan yang mendalam
Menunjukkan perasaan kehilangan/ kerinduan
Contoh elegi :
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada tiang serta temali.
Kapal, perahu tiada berlaut, menghembus diri
dalam mempercaya mau berpaut..
Gerimis mempercepat kelam.
Ada juga kelepak elang
menyinggung muram..
Desir hari lari berenang. Tidak bergerak..
Dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi.
Aku sendiri.. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap..
5. Romansa adalah puisi baru yang berisi luapan perasaan cinta dan kasih.
Ciri-ciri romansa :
Mengandung kalimat yang puitis
Bertemakan romansa yang menggambarkan ungkapan cinta kepada yang dikasihi
Penggambaran dilakukan secara tersirat
Contoh romansa :
Hidup ini tak pernah sempurna.
seperti kata-kata yang ada pahit walau terucap manis..
Hidup ini tak pernah sempurna.
seperti langit yang menyimpan hitam meski putih menyelimuti..
Hidup ini tak pernah sempurna.
seperti nyawa yang hanya bisa mati sekali..
Hidup ini tetap tak akan pernah sempurna bagiku.
jika andai saja kau tak hadir untukku..
6. Epigram adalah puisi yang berisi tentang ajaran-ajaran moral, nilai-nilai hidup yang baik dan benar, yang dilukiskan secara ringkas.
Ciri-ciri epigram :
Kalimat berisikan petuah secara langsung tanpa berbelit-belit
Berisikan nilai nilai kehidupan yang benar
Contoh epigram :
Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
7. Satire adalah puisi yang isinya mengecam, mengejek dengan kasar dan tajam suatu ketidakadilan dalam masyarakat.
Ciri-ciri satire :
Bentuknya rapi, simetris
Tiap tiap barisnya merupakan kesatuan sintaksis
Berisikan sindiran
Sebagian besar puisi empat seuntai
Contoh satire :
Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidad penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
8. Ode adalah puisi yang isinya mengandung pujian terhadap seseorang, benda, hewan, ataupun sesuatu yang dianggap mulia.
Ciri-ciri ode :
Merupakan puisi berisi puji-pujian
Emosi sajak ditata dari bait ke bait
Dapat dirasakan kedalaman perasaan dan curahan pemikiran atau perenungan
Contoh ode :
Engkau campur baur,
dan seringkali kabur..
Namun aku mencatatmu,
untuk rindu lalu kucoba,
Melupakanmu..
9. Volta adalah puisi peralihan pada soneta. Volta termasuk jenis puisi baru yang merupakan peralihan oktaf ke sektet.
Ciri-ciri volta :
Dua quatrain merupakan sampiran dan satu kesatuan yang disebut oktaf
Dua terzina merpakan isi dan satu kesatuan yang disebut sektet
Contoh volta :
(oktaf)............................................(oktaf)
Lelah merayap namun senyum tetap mengembang
(sektet)...........................................(sektet)
10. Coda adalah penambahan baris pada puisi soneta. Biasanya lariknya digunakan untuk akhir sebuah lagu. Coda termasuk jenis puisi baru.
Ciri-ciri coda :
Biasanya lebih mendetail dari bagian isi puisi lainnya
Menjelaskan kesimpulan dari makna puisi tersebut
Merupakan tambahan dari puisi soneta yang lebih dari 14 baris
Contoh coda :
...........................
Waktu berlalu bagai kisah yang indah..
Hingga setiap detik begitu berarti..
Takkan ku lupakan kenanganku bersamamu..
Buatku tersenyum hingga hari ini..
Berdasarkan bentuk, puisi baru dibagi menjadi 8, yaitu
1. Distikon adalah sajak dua seuntai.
Ciri-ciri distikon :
Terdiri dari dua bait, yang masing masing baitnya mencakup 2 baris
Rima aa-bb
Contoh distikon :
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
2. Terzina adalah bentuk sajak tiga seuntai dalam puisi baru.
Ciri-ciri terzina :
Yang dimaksud sajak 3 seuntai disini, tiap satu bait dalam puisi terdiri dari 3 baris
Rimanya a-a-a, a-a-b, dan a-b-b
Contoh terzina :
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bahgia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
3. Quatrain adalah sajak empat seuntai.
Ciri-ciri quatrain :
Yang dimaksud sajak 4 seuntai disini, tiap satu bait terdiri dari 4 baris
Rimanya a-b-a-b
Contoh quatrain :
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
4. Quint adalah sajak lima seuntai dalam puisi baru.
Ciri-ciri quint :
Satu bait terdiri dari lima baris
Memiliki rima a-a-a-a-a
Contoh quint:
Hanya kepada tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
5. Sektet adalah sajak enam seuntai.
Ciri-ciri sektet :
Merupakan terzina ganda
Satu bait terdiri dari 6 baris
Contoh sektet :
Merindu bahagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
6. Septime adalah sajak tujuh seuntai.
Ciri-ciri septime :
Setiap bait terdiri dari 7 baris
Memiliki rima a-a-a-b-c-c-c
Contoh septime :
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
7. Stanza (oktaf) adalah puisi yang terdiri dari delapan baris dalam setiap baitnya.
Ciri-ciri stanza :
Setiap bait terdiri dari 8 baris
Memiliki rima a-a-b-b-c-c-d-d
Contoh stanza :
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
8. Soneta adalah jenis puisi baru yang terdiri atas 14 baris.
Ciri-ciri soneta :
Terdiri atas 4 bait, terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina
Dua quatrain merupakan sampiran dan satu kesatuan yang disebut oktaf
Dua terzina merupakan isi dan satu kesatuan yang disebut sektet
Sektet berisi kesimpulan dari apa yang dijelaskan dalam oktaf
Jumlah suku kata dalam tiap baris antara 9-14 suku kata
Rima akhirnya a-b-b-a,a-b-b-a,c-d-c,d-c-d
Contoh soneta :
Gembala
Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
c. Puisi Modern (puisi bebas), mulai berkembang di Indonesia sejak zaman Jepang atau zaman Angkatan 45. Pelopor puisi modern adalah Chairil Anwar. Tidak terikat aturan-aturan rima, baris, ataupun bait. Merupakan curahan jiwa bebas lepas tak terikat aturan apapun, mementingkan ketajaman dan kepadatan isi yang dikandung.
Jenis-jenis puisi modern :
Romansa = berisi curahan cinta.
Elegi = berisi sanjungan kepada tokoh/pahlawan
Himne = berisi doa dan pujian kepada Tuhan
Epigram = berisi slogan, semboyan untuk membangkitkan semangat
Satire berisi sindiran atau kritik
Balada = berisi kisah atau cerita
d. Puisi Kontemporer. Merupakan puisi yang menonjolkan bentuk puisi yang berbeda dengan puisi lama ataupun puisi baru. Tokoh puisi kontenporer adalah Sutardji Calzoum Bachri. Yang termasik puisi konteporer, antara lain:
Puisi Grafis, merupakan puisi yang memnentingkan bentuk visual.
Puisi Mbeling, Puisi yang bersifat kelakar, berisi kritik sosial, dan ejekan terhadap sikap penyair yang serius dalam menghadapi puisi.
Puisi Mantra, yang mementingkan bunyi daripada kata-kata..
Puisi kontemporer mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Tipografi unik,
Penulisan kata, baris, dan bait menyimpang dari penulisan puisi pada umumnya,
Terjadi kemaetan bunyi, bahkan hampir tidak dapat dibaca karena kadang-kadang hanya berupa beberapa tanda baca yang disejajarkan,
Menggunakan idiom-idiom yang inkonvesional,
Memerhatikan kemerduan bunyi,
Bnayak pengulangan kata, frasa, atau kelompok kata,
Kadang-kadang mencampuradukkan kata atau kalimat bahasa indonesia dengan kata atau kalimat bahasa asing atau bahasa daerah.
Secara umum unsur-unsur puisi dibedakan atas:
a. Unsur fisik (bentuk Lahir):
Rima / persanjakaan; pengulangan-pengulangan bunyi
Ritma Pengulangan-pengulangan tekanan dan perhentian
Majas / gaya bahasa
Diksi / pilihan kata
Imajeri / daya bayang
b. Unsur Batin:
Tema yaitu pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penulis puisi. Tema tersirat dalam keseluruhan puisi.
Rasa yaitu sikap penulis puisi terhadap pokok persoalan yang terkandung dalam puisi.
Nada yaitu sikap penulis puisi terhdap pembacanya. Nada berkaitan erat dengan tema dan rasa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya sikap merayu, mengadu, mengkritik, dan sebagainya.
Amanat yaitu pesan yang ingin disampaikan penulis puisi dalam puisinya.
Beberapa unsur yang terdapat dalam puisi. Unsur-unsur tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Bunyi:
Asonansi adalah persamaan bunyi vokal pada setiap akhir kata. Aliterasi adalah persamaan konsonan pada setiap akhir kata.
Rima awal / akhir adalah persamaan bunyi atau persajakan di awal atau di akhir kata.
Persajakan horizontal adalah persamaan bunyi dalam satu larik atau satu baris. Persajakan vertikal adalah persamaan bunyi dalam larik atau baris yang berbeda.
b. Pilihan kata;
Pengimajian adalah pencitraan untuk mengkonkretkan gambaran ide, gagasan, dan pikiran melalui penginderaan.
Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud membangkitkan imaji pembaca.
pembaitan (bait-bait), adalah menyusun larik-larik dalam bait-bait sesuai dengan makna yang dikandung setiap bait.
pelarikan (larik-larik) adalah menyusun kata-kata dalam lariklarik.
tipografi adalah bahasa puisi yang ditulis dalam bentuk-bentuk bait atau bentuk-bentuk lain yang unik yang membedakan antara bentuk puisi dengan bentuk karya sastra yang lain.
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut atau dampak psikologis pembaca yang muncul setelah membaca puisi, misalnya perasaan haru, sedih, bahagia, bersemangat, dan lain-lain.
Nada adalah sikap penyair kepada pembacanya, misalnya menggurui, menasihati, mengejek, atau menyindir.
Makna adalah maksud keseluruhan puisi yang dibangun oleh kata-kata, larik-larik, dan bait-bait.
c. Tanda-tanda pembacaan sebagai rambu-rambu pola intonasi, tempo, atau jeda, dan aksentuasi (tekanan).
1. / adalah jeda pendek. Berhenti satu ketukan, untuk menyatakan satuan makna frasa
2. // adalah jeda sedang. Berhenti dua ketukan, untuk menyatakan satuan makna kalimat
3. /// adalah jeda panjang. Berhenti agak lama atau tiga ketukan, untuk menyatakan satuan paragraf.
4. - adalah pengucapan kata dengan pemberian aksentuasi (tekanan tertentu)
5. == adalah jangan dipenggal karena akan menimbulkan makna ganda
6. = langsung pada baris berikutnya
7. = intonasi naik
8. = intonasi turun
9. ^ adalah suara perlahan sekali seperti berbisik
10. ^^ adalah suara perlahan
11. ^^^ adalah suara sangat keras seperti berteriak
12. V adalah tekanan kata sangat Pendek
13. VV adalah tekanan kata agak pendek
14. VVV adalah tekan kata agak panjang
c. Membaca puisi dan menanggapi cara pembacaan puisi
Pada dasarnya, puisi merupakan karya sastra untuk didengarkan. Puisi memiliki bunyi, irama, persajakan, bentuk kata, dan kalimat yang menarik. Oleh karena itu, membaca puisi harus dengan lafal, intonasi, dan nada suara yang tepat.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan saat membaca puisi (termasuk ketika menanggapi cara pembacaan temanmu nanti):
Suara (Vokal)
Pembaca puisi hendaknya menyampaikan keindahan puisi dengan suara (vokal) yang baik. Hal-hal yang berkaitan dengan suara (vokal) adalah:
- Artikulasi. Pembaca puisi hendaknya mampu mengucapkan setiap kata dari puisi tersebut dengan jelas, baik bunyi vokal maupun konsonan.
- Intonasi. Puisi akan terkesan menarik jika dibacakan dengan memperhatikan variasi lagu kalimat yang dibawakan secara wajar.
Kinesik
Kinesik adalah ilmu yang mempelajari isyarat yang menggunakan berbagai bagian tubuh. Yang termasuk kinesik adalah ekpresi dan gesture (gerak tubuh).
- Ekspresi. Disebut juga mimik (raut muka) adalah pandangan air muka yang memperlihatkan perasaan seseorang. Mimik harus muncul dengan sendirinya sesuai dengan jiwa puisi.
- Gesture(gerakan tubuh). Termasuk di dalamnya adalah sikap tubuh, gerakan jari-jemari, tangan, lengan, pundak, goyangan pinggul, dan gelengan kepala. Gerakan tubuh dapat menghidupkan sebuah puisi yang dibacakan asalkan tidak berlebihan.
Yang perlu diingat, sebelum membacakan sebuah puisi, pahamilah baik-baik isi puisi tersebut. Dengan memahami apa isi puisi itu, akan gampang mengekspresikan diri, baik intonasi maupun kinesik. Jangan sampai, puisi yang bercerita sedih dibawakan sambil tertawa-tawa.
d. Pengaruh bunyi/rima dalam puisi
menciptakan nilai keindahan lewat unsur musikalitas dan kemerduan.
menuansakan suatu makna tertentu sebagai wujud rasa dan sikap penyairnya.
menciptakan suasana tertentu sebagai perwujudan suasana batin dan sikap penyairnya.
e. Langkah-langkah memparafrasakan puisi
Ada berbagai cara yang dapat ditempuh untuk memahami isi puisi. Salah satu caranya ialah dengan parafrasa puisi. Parafrasa puisi biasanya lebih panjang daripada puisi aslinya. Kegiatan memparafrasakan puisi adalah kegiatan yang berkaitan dengan analisis struktur batin puisi. Oleh karena itu, kegiatan ini juga merupakan kegiatan memahami isi, tema, dan amanat puisi.
Berikut ini langkah-langkah memparafrasakan puisi.
Pahami puisi yang akan diparafrasakan. Baca dan pahami kalimat-kalimat puisi! Gunakanlah berbagai sumber seperti kamus, ensiklopedi, buku teori sastra, sejarah sastra, dan lain-lain! Carilah hubungan antarunsurnya!
Temukan adanya penyimpangan dan keunikan aspek kebahasaan pada puisi yang diparafrasakan! Dalam hal ini, kita harus menguasai berbagai konvensi bahasa, seperti kosa kata, ejaan, dan tata bahasa.
Tulis kembali puisi yang akan diparafrasakan dalam bentuk baru.
B. Prosa
Prosa adalah karya yang tidak terikat oleh aturan-aruran sebagaimana puisi. Karangan prosa ditandai oleh bahasa yang terurai. Menurut zamannya prosa dapat dibedakan menjadi:
1. Prosa Lama
Yang termasuk prosa lama adalah dongeng, hikayat, cerita-cerita berbingkai. Ciri-ciri prosa lama antara lain:
• Isinya fantastis (khayal).
• Berisi cerita tentang raja-raja (istanasentris)
• Pengarangnya anonim (tidak dikenal).
• Milik bersama
• Pola ceitanya monoton.
Dongeng merupakan cerita fiksi atau cerita rekaan. Arti fiksi atau rekaan adalah cerita yang direka-reka atau dibuat-buat dan belum tentu benar keberadaannya. Misalnya, tempat, waktu, pelaku, kejadian yang belum tentu ada. Ada beberapa jenis dongeng,
Dongeng Binatang atau Fabel adalah dongeng yang mengandung pendidikan tentang perbuatan baik dan buruk. Tokoh fabel adalah binatang. Semua binatang tersebut berperilaku sebagai manusia dan menggambarkan watak serta budi pekerti manusia, misalnya:
Dongeng kancil dengan buaya
Dongeng kancil mencuri timun
Dongeng Biasa adalah dongeng tentang tokoh yang mengalami suka dan duka. Cerita dongeng biasa dapat kita temui dalam cerita Bawang Putih Bawang Merah.
Dongeng Lelucon adalah dongeng lucu tentang tokoh tertentu, misalnya Si Kabayan dari Jawa Barat, Lebai Malang dari Melayu, Pan Balangtamak dari Bali, dan Singa Rewa dari Kalimantan Tengah.
Sage adalah dongeng yang mengandung unsur sejarah, misalnya:
Sejarah Melayu (Sulalatusalatina), disusun oleh Mahmud Tun Sri Lanang (1912)
Hikayat Raja-Raja Pasai
Hikayat Hang Tuah
Didaktik adalah dongeng yang berisi pendidikan.
Legenda adalah Dongen yang menceritakan asal mulanya suatu tempat, gunung , peristiwa dan sebagainya, misalnya:
Mythe adalah dongeng tentang dewa-dewi, misalnya:
2. Prosa baru
Yang termasuk prosa baru adalah Novel, cerpen, biografi, otobiografi, kisah perjalanan. Ciri-ciri prosa baru, antara lain:
• Isinya berisikan fakta kehidupan nyata
• Merupakan milik perseorangan
• Ada nama si pengarang
• Pola ceritanya tidak monoton
• Masyarakat sentris
a. Novel
Novel, merupakan cerita yang menceritakan suatu kejadian luar biasa dari kehidupan pelakunya yang dapat menyebabkan perubahan sikap hidup atau menentukan nasibnya, misalnya:
Aki (Idrus)
Jalan Lain ke Roma (Idrus)
Tokoh-tokoh dalam novel terdiri atas:
Tokoh protagonis adalah tokoh yang memiliki sifat baik yang mendukung jalannya cerita, tokoh protagonis mampu mendatangkan simpati dari pembaca.
Tokoh antagonis merupakan kebalikan dari tokoh protagonis, yaitu tokoh yang menentang arus cerita., tokoh ini akan menimbulkan kebencian dan antipati dari pembaca.
Tokoh tritagonis adalah tokoh netral atau tokoh ketiga yang biasanya menjadi penengah konflik antara antagonis dan tritagonis.
Tokoh utama adalah tokoh sentral yang menjadi pusat cerita. Dengan kata lain tokoh utama adalah tokoh yang diceritakan. Cirri-ciri tokoh ini adalah tokoh ini muncul dari awal cerita sampai akhir.
Tokoh pendamping adala tokoh yang biasanya hanya mendampingi atau menyertai keberadaan tokoh utama. Peran tokoh pendamping bias dalam bentuk teman dari tokoh utama, orang tua, saudara, atau yang lainnya
Cara Menampilkan Watak Tokoh dalam Novel
penggambaran secara langsung
secara langsung dengan diperindah
melalui pernyataan atau perkataan tokoh itu sendiri
melalui dramatisasi
melalui pelukisan terhadap keadaan sekitar pelaku
melalui analisis psikis pelaku
melalui dialog pelaku-pelakunya.
Tiga Dimensi Watak
Dimensi psikis (kejiwaan); penggambaran watak dari dimensi psikis atau kejiwaan dilakukan dengan pelukisan temperamen tokoh, apakah tokoh itu baik hati, penyabar, murah hati, dermawan, pemaaf, ataukah sebaliknya.
Dimensik fisik (jasmaniah); penggambaran watak dari dimensi fisiologis atau keadaan fisik dapat dikaitkan dengan ciri fisik, tinggi badan, warna kuit, bentuk muka, potongan rambut, umur, jenis kelamin, dan lain-lain.
Dimensi sosiologis; penggambaran watak dari dimensi sosiologis melukiskan jenis kelamin, suku bangsa, status sosial, pangkat atau kedudukan, profesi atau pekerjaan, kekayaan, dan lain-lain
Menurut Tarigan (1992: 177), cerpen memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
• Isi dari cerpen singkat, padu, dan intensif;
• Unsur utama cerpen yaitu adegan, tokoh dan gerak;
• Bahasanya tajam, sugestif dan menarik perhatian;
• Harus mempunyai seorang pelaku utama;
• Harus mempunyai efek atau kesan yang menarik;
• Harus menimbulkan satu efek dalam pikiran pembaca;
• Bergantung pada satu situasi dan menyajikan satu emosi;
• Memberikan impresi tunggal dan satu kebulatan efek
b. Roman
Kata roman berasal dari bahasa Perancis “romanz” abad ke-12, serta dari ungkapan bahasa Latin yaitu “ lingua romana”, yang dimaksudkan untuk semua karya sastra dari golongan rakyat biasa.. Roman, merupakan cerita tentang kehidupan seseorang atau keluarganya meliputi kehidupan batin dan fisik. Menurut isinya roman dapat dikelompokkan menjadi:
Roman Sejarah; roman yang dasar ceritanya diambil (berlatar belakang) dari sejarah. Roman sejarah harus mempunyai nilai dwi tunggal, seni dan ilmu serta mengenal (menguasai) latar belakang sejarah agar tidak timbul kekeliruan (anacronisme), misalnya:
• Hulubalang Raja (Nur Sutan Iskandar)
• Tambera (Utuj Tatang Sontani)
Roman Tendenz (roman bertujuan); roman yang mengandung maksud atau tujuan yang beasal dari faham atau idiologi pengarang dengan harapan pembaca akan mengambil tindakan (teladan) dari cerita tersebut, misalnya:
• Siti Nurbaya (Marah Rusli)
• Darah Muda (Adinegoro)
• Salah Asuhan (Abdul Muis)
• Layar Terkembang (Sutan Takdir Alisyahbana)
Roman Sosial (roman kemasyarakatan); roman yang melukiskan kejadian atau peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari dengan segal suka dukanya, misalnya:
• Kasih Ibu (Paulus Supit)
• Sukreni Gadis Bali (I Gusti Nyoman Panji Tisna)
• Kehilangan Mustika (Hamidah)
• Si Cebol Ridukan Bulan (Aman Datuk Modjoindo)
Roman Psycologi (roman jiwa); roman yang berisi kupasan tentang; bakat, watak, karakter para pelakunya beserta kemungkinan-kemungkinan perkembangan jiwanya, misalnya:
• Katak Hendak Menjadi Lembu (Nur Sutan Iskandar)
• Andang Teruna (Soetomo Djauhar Arifin)
• Atheis (Achdiat Kartamiharja)
Roman Detektif; roman yang melukiskan sara mnyelesaikan suatu peristia kejadian atau masalah kejahatan, misalnya:
• Percobaan Setia (Suman H.S.)
• Mencari Pencuri Anak Perawan (Suman H.S.)
Roman Ilmu pengetahuan; roman yang dasar ceritanya diambil (berlatar belakang) suatu teori, tekhnik, pendapat atau ilmu pengetahuan, misalnya:
• Palawija (Karim)
Ciri-Ciri Roman:
- Biasanya bercerita tentang seorang tokoh dari tokoh itu hidup sampai tokoh tersebut meninggal
- Karakter tokoh disampaikan secara mendetail.
- Memiliki alur yang kompleks.
c. Biografi
Biografi berarti cerita tentang hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain, misalnya:
• Ayahku (Hamka)
• Dr. Soetomo (Imam Supardi)
• Riwayat Ir. Soekarno (Junan Nasution)
d. Autobiografi
Autobiografi, merupakan cerita tentang hidup seseorang yang ditulis sendiri oleh pengarangnya, misalnya:
• Hikayat Abdullah (Abdullah bin Abdul Kadir Munsji)
• Kenang-kenangan hidup (Hamka)
e. Cerpen
Cerita Pendek, merupakan cerita yang hanya menceritakan salah satu peristiwa daripada seluruh kehidupan yang luas tentang pelakunya, misalnya:
• Radio Masyarakat (Rosihan Anwar)
• Ketika Cinta Bertasbih (Habiburrahman El Shirazy)
f. Kisah Perjalanan
Kisah (riwayat) Perjalanan, merupakan cerita tentang pengalaman hidup seseorang dalam perjalanan atau lawatannya ke suatu daeah atau negara, misalnya:
• Melawat Ke Barat (Adinegoro)
• Mandi Cahaya Di Tanah Suci (Hamka)
Unsur-unsur prosa:
Tema adalah pokok persoalan yang menjiwai karya sastra, misalnya kawin paksa.
Amanat adalah himbauan pengarang melalui karyanya
Gaya bahasa adalah ciri bahasa yang digunakan, misalnya berbelit-berlit, lucu, segar dan lain sebagainya.
Setting adalah latar belakang pengisahan/adegan, misalnya daerah perkotaan, pedesaan, masa revolusi, dan lain sebagainya.
Sudut pandang adalah terlibat / tidaknya si penulis dalam karyanya.
C. Drama
Drama adalah karya sastra dalam bentuk dialog yang dipertontonkan di atas pentas oleh tokoh-tokoh dengan watak masing-masing. Drama dapat dibedakan atas:
o Drama komedi adalah drama yang berisikan cerita lucu.
o Drama tragedi adalah drama yang berisikan cerita menyedihkan
o Drama romantis adalah drama yang berisikan cerita percintaan
o Opera adalah drama yang dialognya berupa lagu dan diiringi musik.
Agar memperoleh manfaat dari sebuah drama:
1. membaca teks drama dengan cermat
2. menganalisis unsur intrinsik, yang meliputi:
penokohan dan wataknya
tema cerita
latar cerita
amanat / pesan pengarang
alur
3. Aspek-aspek pementasan drama yang perlu dinilai:
kemampuan pemain melisankan naskah drama,
kesesuaian dialog dan akting pemeran dengan watak tokoh yang diperankan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis naskah drama:
cermat dalam menangkap dan menggali ide, imajinasi, emosi yang nyata dan masuk akal,
konflik bisa berangkat dari persoalan diri sendiri,
konflik dirumuskan dengan cara mengamati lingkungan sekitar, dan mengamati tayangan film, sinetron, dan sebagainya.
Di dalam bermain peran pada pementasan drama, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
mempersiapkan diri secara matang dan serius sebelum tampil,
pilihlah teks drama yang sesuai dengan keinginan kelompok,
diskusikan teks naskah drama yang akan dipentaskan, mengenai tema, tokohtokoh dan watak-wataknya agar bisa menghayati peran,
casting (penentuan pemeran) dengan jeli dan tepat,
berlatih secara menyeluruh, meliputi membaca, membaca dengan penjiwaan, melatih gerakan-gerakan, dan penguasaan pentas.
siapkan unsur pendukung, di antaranya musik, lampu, dekorasi
Tanggapan/kritik terhadap penampilan seseorang, mencakup:
a. penampilan fisik
b. lagu
c. ucapan
d. penggunaan bahasa
Hal-hal yang perlu dinilai dalam mengevaluasi pemeranan tokoh drama:
a. karakter, ekspresi
b. dialog
c. penampilan
Kerangka naskah drama berfungsi untuk pedoman agar cerita drama tidak menyimpang dari tema. Langkah membuat kerangka:
a. membuat kerangka naskah dengan urutan yang runut dari awal sampai akhir cerita,
b. latar dan catatan lakon bisa dituliskan untuk memudahkan pementasan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis naskah drama dengan memerhatikan kaidah penulisan naskah drama:
a. memerhatikan pemilihan kata dan panjang pendeknya kata-kata dalam dialog,
b. dialog seharusnya memiliki keindahan bahasa,
c. adanya nama-nama pelaku, latar/setting,
d. urutan dialog dengan nama-nama pemain,
e. pencantuman tanda baca koma ( , ), titik ( . ), tanda tanya ( ? ) pada tempatnya,
f. keterangan dalam kurung sebagai catatan lakon,
g. penggunaan bahasa yang jelas.
Langkah-langkah Mengubah Cerpen Menjadi Teks Drama
a. Menghayati tema cerpen. Tema merupakan ide pokok yang mendasari penarasian sebuah cerita. Berangkat dari tema dapat diketahui ide pokok sebuah cerita.
b. Cerpen dibagi menjadi beberapa bagian penting dan kemudian diubah menjadi babak. Cerpen biasanya terdiri atas beberapa bagian. Bagianbagian tersebut tentu memuat beberapa peristiwa penting yang melandasi cerita. Bab-bab yang tergolong penting itu selanjutnya diubah menjadi beberapa babak untuk memaparkan peristiwa-peristiwa tertentu.
c. Menyusun dialog berdasarkan konflik yang terjadi antartokoh. Tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerpen biasanya dirangkai oleh suatu peristiwa yang di dalamnya memiliki konflik-konflik. Konflik-konflik yang terjadi antartokoh tersebut diubah menjadi dialog.
d. Membuat deskripsi-deskripsi untuk menjelaskan latar, akting atau lighting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar