TUJUAN PENDIDIKAN
Di Indonesia, ada beberapa tujuan pendidikan yang pernah dikenal. Tujuan- tujuan tersebut ialah tujuan umun, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional umum dan tujuan instuksional khusus. Tujuan umum ialah tujuan akhir atau tertinggi yang berlaku di semua lembaga dan kegiatan pendidikan di Indonesia, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang bertanggungjawab.. tujuan institusioanal ialah tugas masing- masing lembaga pendidikan untuk mencapainya. Tujuan kurikler ialah tujuan yang akan dicapai suatu bidang atau mata pelajaran. Tujuan instruksional ialah tujuan yang ingin dicapai saat pendidik mengajar. Tujuan instruksional terbagi dalam tujuan instuksional umum (diambil dalam garis- garis besar program pengajaran) dan tujuan instruksional khusus, yaitu tujuan pengajaran yang ingin dicapai pada waktu guru mengajar, tetapi rumusannya sudah khusus dan cakupannya sempit
Pendidikan merupakan suatu proses yang panjang dan berlangsung terus menerus. Pendidikan juga memiliki tujuan sebagai titik tolak dalam perjalanannya. Materi ini akan meneragkan bagaimana batasan pendidikan menurut fungsinya, bagaimaan tujuan pendidikan, termasuk jenisSebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri dari berbagai suku, ras, adat-istiadat, golongan , kelompok dan agama, dan strata sosial. Kondisi dan situasi seperti ini merupaka suatu kewajaran sejauh perbedaan-perbedaan ini disadari keberadaannya dan dihayati. Namun ketika perbedaan-perbedaan tersebut mengemuka dan kemudian menjadi sebuah ancaman untuk kerukunan hidup, maka perbedaan tersebut menjadi masalah yang harus diselesaikan.
Pendidikan berasal dari kata didik, yang berarti memelihara dan bentuk latihan. Bisa diartikan bahwa arti kata pendidikan ialah suatu proses pengubahan sikap dan kelakuan seseorang atau sekelompok dengan tujuan mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan dalam arti luas itu sendiri sudah dilaksanakan sejak manusia berada di bumi ini. Kemajuan dalam diri manusia merupakan salah satu wujud peran pendidikan. Hal utama yang terkandung dalam pendidikan ialah perubahan pengetahuan seseorang, dari semula yang tidak tahu menjadi tahu. Unsur – unsur penting lainnya ialah seperti unsur pembinaan kepribadian, pengembangan kemampuan- kemampuan atau segala potensi yang perlu dikembangkan.
Di dalam proses pendidikan, ada dua pihak yang berperan, pendidik dan peserta didik. Keduanya mempunyai kedudukan dan peran yang berbeda namun keduanya tetap saling mempengaruhi dalam terlaksananya perpindahan dan penyaluran pengetahuan, nilai- nilai dan keterampilan.
Proses dalam pendidikan tidak hanya berlangsung dalam lingkungan akademis seperti sekolah, universitas, atau lembaga- lembaga pendidikan lainnya, tetapi juga berlangsung dimana saja seperti di dalam keluarga dan lingkungan sekitar tempat tinggal. Jangka waktu yang dihabiskan dalam pendidikan juga tidak terbatas pada masa- masa sekolah dan kuliah, tetapi berlangsung sepanjang hayat manusia. Kapan saja dan dimana saja, manusia bisa mendapatkan kesempatan belajar mengenai banyak hal.
Pendidikan mengandung banyak nilai penting seperti pembentukan manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memilki kepercayaan diri, disiplin, da tanggung jawab. Pendidikan berperan penting dalam pembentukan manusia- manusia yang ahli dan terampil. Selain itu dengan adanya pendidikan, masyarakat mempunyai pegangan dalam menghadapi perkembangan zaman dan ilmu tekhnologi.
Fungsi pendidikan ialah menyiapkan manusia dengan kualitas yang baik sehingga mampu berperan baik bagi kehidupannya dan masyarakat di sekitarnya. Dalam hal meraih suatu cita- cita dibutuhkan suatu usaha dan modal pendidikan. Contohnya, menjadi dokter bukanlah hal yang bisa diraih dalam waktu singkat. Perlu pendidikan yang berhubungan mengenai kesehatan atau obat- obatan yang akan menyiapkan seorang calon dokter sebagai dokter yang kompeten saat terjun langsung dalam masyarakat.
Dalam sebuah proses pendidikan, pastilah ada hal- hal yang ingin dicapai. Seseorang mengenyam pendidikan kedokteran dan belajar banyak tentang hal- hal yang berhubungan dengan kesehatan dan obat- obatan pastilah mempunyai tujuan menjadi dokter yang berkualitas setelah lulus. Contoh ini ialah satu contoh yang mempunyai makna bahwa pendidikan memiliki tujuan.
Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan pendidikan. Bisa dikatakan, pendidikan dimulai dengan tujuan yang diasumsikan sebagai nilai. Tanpa tujuan, segala sesuatu tidak ada arti atau nialinya. Ada bermacam- macam tujuan pendidikan seperti tujuan umum, tujuan khusus, tujuan sementara, tujuan intermedier dan tujuan insidental.
Tujuan umum adalah tujuan paling akhir yang ingin dicapai oleh pendidikan, yaiut kedewasaan manusia, ynag ditunjukkan dengan ciri telah hidup dengan pribadi mandiri. Tujuan khusus ialah tujuan umum yang di khususkan berdasar berbagai hal seperti jenis kelamin, intelegensi, bakat, minat, lingkungan social budaya, tahap- tahap perkembangan, tuntutan syarat pekerjaan, dan lain- lain.
Tujuan sementara ialah tujuan yang dimaksudkan untuk sementara saja, jika tujuan sementara sudah dicapai akan diganti dengan tujuan lain. Tujuan insidental ialah tujuan yang dicapai pada saat- saat tertentu atau seketika secara spontan.
-jenis evaluasi pendidikan
B. Pengertian Dan Fungsi Pendidikan
Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak sebuah batasanpun yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Dibawah ini dikemukakan beberapa batasan tentang pendidikan yang bebeda berdasarkan fungsinya.
1. Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari suatu generasi ke generasi lainnya. Nilai-nilai kebudayaan tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada 3 bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggungjawab dan lain-lain, yang kurang cocok diperbaiki misalnya tata cara perkawinan, dan tidak cocok diganti misalnya pendidikan seks yang dahulu ditabukan diganti dengan pendidikan seks melalui pendidikan formal.
Disini tampak bahwa,proses pewarisan budaya tidak semata-mata mengekalkan budaya secara estafet. Pendidikan justru mempunyai tugas kenyiapkan peserta didik untuk hari esok.
2. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai sutu kegiatan yang sistematis dan sitemik dan terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang belum dewasa, dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri. Yang terkhir disebut pendidikan diri sendiri.
3. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan warga Negara
Pendidikan sebagai penyiapan warga negara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.
4. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidkan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memilki bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran.
5. Definisi Pendidikan Menurut GBHN
GBHN 1988 (BP 7 Pusat, 1990:105) memberikan batasan tentang pendidikan nasional sebagai berikut: Pensisikan Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
C. Macam-Macam Tujuan Pendidikan.
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
Didalam praktek pendidikan khususnya pada sistem persekolahan, di dalam rentangan antara tujuan umum dan tujuan yang sangat khusus terdapat sejumlah tujuan antara. Tujuan antara berfungsi untuk menjembatani pencapaian tujuan umum dari sejumlah tujuan rincian khusus. Umumnya ada 4 jenjang tujuan di dalamnya terdapat tujuan antara , yaitu tujuan umum, tujuan instruksional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional.
• Tujuan umum pendidikan nasional Indonesia adalah Pancasila.
• Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan tertentu untuk mencapainya.
• Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran.
• Tujuan instruksional , tujuan pokok bahasan dan sub pokok bahasan disebut tujuan instruksional, yaitu penguasaan materi pokok bahasan/sub pokok bahasan.
1. Hasil Pendidikan dan Evaluasi
2. Hasil Pendidikan
3. Evaluasi
a. Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah suatu tindakan untuk menentukan nilai sesuatu.
b. Tujuan evaluasi
Menurut Sudirman N., dkk.,(1991: 242) tujuan evaluasi adalah
- Mengambil keputusan tentang hasil belajar
- Memahami anak didik
- Memperbaiki dan mengembangkan program pengajaran.
c. Fungsi evaluasi
Dilihat dari segi anak didik secara individual, evaluasi berfungsi :
- Mengetahui tingkat pencapaian anak didik dalam suatu prosese belajar mengajar
- Menetapkan keefektifan pengajaran dan rencana kegiatan.
- Memberi basis laporan kemajuan anak didik.
- Menghilangkan halangan – halangan atau memperbaiki kekeliruan yang terdapat sewaktu praktek.
Dilihat dari segi program pengajaran, evaluasi berfungsi :
- Memberi dasar pertimbangan kenaikan dan promosi anak didik.
- Memberi dasar penyusunan dan penempatan kelompok anak didik yang homogen.
- Diagnosis dan remedial pekerjaan anak didik.
- Memberi dasar pembimbingan dan penyuluhan.
- Dasar pemberian angka dan rapor bagi kemajuan anak didik.
- Memotivasi belajar anak didik.
- Mengidentifikasi dan mengkaji kelainan anak didik.
- Menafsirkan kegiatan sekolah ke dalam masyarakat.
- Mengadministrasi sekolah.
- Mengembangkan kurikulum.
- Mempersiapkan penelitian pendidikan di sekolah.
d. Jenis-jenis evaluasi
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan setiap kali selesai mempelajari suatu unit pelajaran tertentu. Hal – hal yang oerlu diperhatikan dal;am pemakaian evaluasi formati yaitu:
- Penilaian dilakukan pada akhir setiap satuan pelajaran.
- Penilaian formatif bertujuan mengetahui sejauh mana tujuan instruksional khusus (TIK) pada setiap satuan pelajaran yang telah tercapai.
- Penilaian formatif dilakukan dengan mempergunakan tes hasil belajar, kuesioner, ataupun cara lainnya yang sesuai.
- Siswa dinilai berhasil dalam penilaian formatif apabila mencapai taraf penguasaan sekurang-kurangnya 75% dari tujuan yang ingin dicapai.
2. Evaluasi Subsumatif/sumatif
Evaluasi subsumatif adalah penilaian yang dilalsanakan setelah beberapa satuan pelajaran diselesaikan, dilakukan pada perempat atau temfah semester. Sedangkan evaluasi sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan setiap akhir pengajaran atau suatu program atau sejumlah unit pelajaran tertentu. Evaluasi sumatif bermanfaat untuk menilai hasil pencapaian siswa terhadap tujuan suatu program pelajaran dalam suatu periode tertentu, seperti semester atau akhir tahun pelajaran. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian evaluasi sumatif :
- Siswa dinilai berhasil dalam mata pelajaran tertentu selama satu semester apabila nilai rapor mata pelajaran tersebut sekurang-kurangnya 6 (enam).
- Penilaian sumatif (subsumatif) dilakukan dengan mempergunakan tes hasil belajar, kuesioner ataupun cara lainnya yang sesuai dengan menilai ketiga ranah yakni kognitif, afektif, dan psikomotor.
- Hasil penilaian sumatif (subsumatif) dinyatakan dalam skala nilai 0 – 10.
3. Evaluasi Kokurikuler
Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran yang telah dijatahkan dalam struktur program, berupa penugasan-penugasan atau pekerjaan rumah yang menjadi pasangan kegiatan intrakurikuler.
Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di sekolah dengan penjatahan waktu sesuai dengan struktur program.
Evaluasi kokurikuler adalah kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal berikut:
- Penilaian kokurikuler terutama dilakukan terhadap hasil kegiatan kokurikuler yang antar lain berupa: kliping, lembar jawaban soal, laporan praktikum, karangan, kesimpulan atau ringkasan dari buku.
- Penilaian kokurikuler dilakukan setelah nsiswa selesai mengerjakan setiap tugas yang diberikan.
- Hasil penilaian kokurikuler dinyatakan dalam skala 0 – 10
- Penilaian dapat dilakukan perorangan
- Nilai kokurikuler diperhitungkan untuknilai rapor.
4. Evaluasi Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran, yang dilkukan di sekolah ataupun di luar sekolah. Kegiatan ini di maksudkan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran atau bidang pengembangan, menyalurkan bakat dan minat yang menunjang pencapaian tujuan instruksional.
2. Jenis – jenis Alat Evaluasi
1. Tes
• Tes Tertulis
- Tes bentuk uraian yaitu semua bentuk tes yang pertanyaannya membutuhkan jawaban dalam bentuk uraian.
- Tes Bentuk Objektif yaitu semua bentuk tes yang mengfharuskan siswa memilih di antara kemungkinan – kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberi jawaban singkat, atau mengisi jawaban pada kolom titik-titik yang disediakan.
• Tes Lisan (Oral tes
Tes lisan merupakan alat penilaian yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung untuk mengetahui kemampuan
Kemampuan berupa proses berfikir siswa dalam memecahkan suatu masalah, mempertanggungjawbkan pendapat, penggunaan bahasa, dan penguasaan materi pelajaran.
• Tes perbuatan (Ferformance Test)
Tes perbuatan adalah tes yang diberikan dalam bentuk tugas-tugas. Pelaksanaannya dalam bentuk penampilan atau perbuatan (praktek pengalaman lapangan, praktek lapangan kerja, praktek olah raga, praktek laboratorium, praltek kesenian, dan lain-laIn). Untuk melaksanakan tes perbuatan diperlukan dua jenis alat yaitu:
- lembaran tugas (kerja) yang berisi deskripsi mengenai instruksi (petunjuk) yang jelas sehingga siswa mengetahui secara tepat apa yang harus dilakukan.
- lembaran pengamatan yang digunakan untuk menilai tingkah laku siswa selama proses pelaksanaan tugas sampai kepada hasil yang dicapai.
3. Nontes
Ditinjau dari pelaksanaannya nontes berupa:
• Wawancara, yaitu komunikasi langsung antara yang mewawancarai dengan yang diwawancarai.
• Pengamatan (observasi), pengamatan lansung. Contohnya yaitu:
• Studi kasus ialah mempelajari individu dalam periode tertentu secar terus menerus untuk melihat perkembangannya.
• Skala penilaian (rating scale), merupakan salah satu alat penilaian yang menggunakan skala yang telah disusun dari ujung yang negatif sampai kepada ujung yang positif sehingga pada skala tersebut penilai tinggal membubuhi tanda cek saja (V).
Inventory merupakan alat penilaian yang menggunakan daftar pertanyaan yang disertai alternatif jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak punya pendapat(TPP), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).











Tidak ada komentar:
Posting Komentar