Implementasi Pendidikan Karakter Pada anak-anak sekolah dasar
A. Pengertian pendidikan karakter
Pendidikan karakter adalah suatu system penanaman nilai-nilai karakter pada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen pemangku pendidikan harus dilbatkan, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran , pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktifitas atau kegaiatan kokurikuler dan lain-lain. akan tetepi realitas pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah masih kurang efektif karena sistim pendidikan di indnesia yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia yang multicultural. Seharusnya sisitem pendidikan di Indonesia melakukan pendekatan seperti pada zaman Wali Songo karena pada masa itu proses pendidikan dapat menyesuaikan terhadap kebudayaan lokal dan juga karakter masyarakat di setiap daerah masing-masing, sehingga masyarakat mudah menerima. Tapi jika pemerintah menilai metode tersebut sudah kuno, maka sistim pendidikan taman sisiwa gagasan ki hadjar dewantara bisa menjadi refrensi dalam memperbaiki system pendidikan saat ini yang mengacu pada praktek pembodohan siswa tersistematis.
B. Tujuan pendidikan karakter
Tujuan pendidikan karakter adalah penanaman nilai dalam diri anak dan pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Tujuan jangka panjangnya tidak lain adalah mendasarkan diri pada tanggapan aktif kontekstual individu atas impuls natural sosial yang diterimanya, yang pada gilirannya semakin mempertajam misi hidup yang akan diraih lewat proses pembentukan diri secara terus menerus. Penguatan pendidikan kakarter didasari beberapa proses refleksi dan interaksi secara terus menerus antara idealisme, pilihan sarana, dan hasil langsung yang dapat di evaluasi secara objektif. Penguatanyapun memiliki makna adanya hubungan antara penguatan perilaku melalui pembiasaan di sekolah dengan pembiasaan di rumah.
Pendidikan karakter juga bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik yang utuh dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi kelulusan, melalui pendidikan karakter juga diharapkan agar peserta didik mampu mandiri untuk meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga berwujud dalam perilaku sehari-hari.
C. Peran dan Fungsi Pendidikan Karakter
Mengingat bahwa bangsa Indonesia memiliki tiga tantangan besar yang harus dihadapi. Pertama, mendirikan suatu negara yang bersatu dan berdaulat. Kedua, membangun bangsa. Ketiga, membangun karakter anak bangsa. Ketiga tantangan tersebut secara jelas dan tampak dalam konsep dasar negara berbangsa dan pembangunan karakter.
Pada implementasinya upaya mendirikan negara cenderung lebih cepat dan mudah terwujud jika dibandingkan dengan upaya untuk membangun bangsa dan karakter. Di Indonesia pelaksanaan pendidikan karakter saat ini memang dirasakan mendesak. Gambaran situasi yang terjadi di masyarakat bahkan situasi dunia pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok dalam pengimplementasian pendidikan karakter di Indonesia, pendidikan karakter amat perlu dikembangkan mengingat semakin merosotnya moral generasi muda.
Fungi pendidikan karakter adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk bakat serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdasakan kehidupan berbangsa. Secara lebih khusus dan terperinci Kemendiknas (2011: 9-10) menyebutkan bahwa pendidikan karakter mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Pembentukan dan Pengembangan Potensi
Pendidikan karakter berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi manusia atau warga negara Indonesia agar berpikir baik, berhati baik dan berperilaku sesuai dengan falsafah hidup Pancasila.
b. Perbaikan dan Penguatan
Pendidikan karakter berfungsi untuk memperbaiki karakter manusia dan warga negara Indonesia yang bersifat negatif dan membentuk peran keluarga, satuan pendidikan masyarakat dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi manusia atau warga negara menuju bangsa yang berkarakter, maju, mandiri dan sejahtera.
c. Penyaringan
Pendidikan karakter bangsa berfungsi memilah nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang positif untuk menjadi karakter manusia dan warga negara Indonesia agar lebih bermanfaat.
D. Cara-cara Pembentukan Pendidikan Karakter
Cara membentuk karakter anak berkualitas yang dituturkan oleh Prof. Dr. Arief Rachman, M.Pd yang juga merupakan ketua harian komisi nasional Indonesia untuk UNESCO :
a. Orang Tua Harus Konsisten
Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter anak mulai dari yang dikatakan, tingkah laku dan juga pemikiran dalam pengelolaan rasa. Oleh karena itu, apabila orang tua ingin membangun atau membentuk karakter positif pada anak, maka harus dimulai dari usaha yang konsisten.
Dalam mendidik anak orang tua sebaiknya bersikap sesuai dengan aturan yang sedang dijalankan. Usahakan jangan pernah ada tarik ulur dengan aturan yang sudah ditetapkan agar anak mengerti dengan baik sikap tegas dalam hal tersebut sangat dibutuhkan.
b. Berkelanjutan Dalam Membangun Karakter Anak
Berkelanjutan ataupun berkesinambungan berkaitan sangat erat dengan sikap konsisten. Agar pembentukan karakter anak bisa terbentuk sangat baik, diperlukan sebuah struktur yang terus dan berkesinambungan dalam proses membimbing, mengasuh serta mendidik. Hal ini dikarenakan karakter anak akan mulai terbentuk dengan sendirinya, apabila orang tua mau mengajarkannya secara terus-menerus, agar pengetahuan yang didapatkan bisa diserap dengan baik.
c. Lakukan Dengan Konsekuen
Saat orang tua marah lalu anak menangis merupakan sebuah konsekuensi yang mesti diterima oleh tiap orang tua. Orang tua harus konsekuensi dalam memberikan hukuman yang mendidik serta memberinya pujian atau hadiah jika anak berbuat baik. Tujuannya agar anak benar-benar dapat mengetahui apa yang dianggap baik ataupun buruk.
E. Dasar Filosofi Implementasi Pendidikan Karakter
Karakter merupakan dorongan pilihan untuk menentukan yang terbaik dalam hidup. Setiap dorongan pilihan tersebut harus dilandansi dengan pancasila, karena bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, ras, bahasa, adat dan tradisi. Karakter yang berlandaskan falsafah pancasila merupakan aspek karakter yang harus dijiwai kelima sila dalam pancasila:
a. Bangsa yang Berketuhanan Yang Maha Esa
Manusia Indonesia adalah manusia yang taat menjalankan kewajiban agama masing-masing. Dalam hubungan antar manusia, karakter dicerminkan dengan saling menghormati, bekerja sama, dan berkebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama masing-masing, tidak memaksakan agama kepada orang lain dan juga tidak meremehkan kepercayaan orang lain.
b. Bangsa yang menjunjung kemanusiaan yang adil dan beradab
Karakter kemanusiaan tercermin dalam pengakuan atas kesamaan derajat, hak dan kewajiban, saling mengasihi, tenggang rasa, peduli, dan tidak semena-mena terhadap orang lain.
c. Bangsa yang mengedepankan persatuan dan kesatuan
Karakter kebangsaan seseorang tercermin dalam sikap menempatkan persatuan, kesatuan, rela berkorban demi tanah air Indonesia serta menjunjung tinggi bahasa Indonesia, memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa, dan cinta tanah air Indonesia.
d. Bangsa yang demokratis, menjunjung tinggi hukum dan hak asasi manusia
Karakter kerakyatan dari sikap yang bersahaja, karena sikap tenggang rasanya terhadap rakyat kecil yang menderita, selalu mengutamakan kepentingan masyarakat dan negara, berani mengambil keputusan yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan YME serta selalu dilandasi nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
e. Bangsa yang mengedepankan keadilan dan kesejahteraan
Dalam mencapai karakter bangsa yang berpancasila sebagaimana diatas, diperlukan karakter yang khusus.Secara psikologis, karakter individu dimaknai sebagai hasil keterpaduan empat bagian yaitu olah hati, olah pikir, olahraga, olah rasa dan karsa.
F. Implementasi Pendidikan Karakter Pada anak-anak sekolah dasar
Pendidikan karakter pada jenjang Sekolah Dasar dapat diimplementasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma dan nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan dan dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada aspek kognitif saja, tetapi juga menyentuh internalisasi dan pengalaman nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.
Beberapa mata pelajaran di Sekolah Dasar yang memasukan nilai-nilai karakter adalah Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN), akan tetapi pengembangan mata pelajaran tersebut saat ini masih kurang optimal. Misalnya saja pada mata pelajaran PKN yang diajarkan di Sekolah Dasar lebih banyak mentransferkan pengetahuan dan ketrampilan, tanpa disertai dengan internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam pengetahuan tersebut. Pendidikan Kewarganegaraan seharusnya lebih menekankan pada pembentukan karakter dengan membudayakan perilaku yang bersumber dari nilai-nilai luhur Pancasila. Dengan pembiasaan perilaku-perilaku yang sesuai dengan Pancasila, diharapkan akan terbentuk peserta didik yang mempunyai perilaku-perilaku positif.
Selain melalui pembelajaran di kelas pendidikan karakter juga untuk menghasilkan perilaku positif juga dapat di kembangkan melalui kegiatan eksta kurikuler. Kegiatan eksrtakurikuler merupakan kegiatan di luar pelajaran yang berguna untuk membantu pengembangan peseta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat. Melalui kegiatan eksrtakurikuler diharapkan dapat mengambangakan kemampuan dan rasa tanggung serta potensi dan prestasi pesrta didik.
Untuk mengembangkan pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran, di perlukan kreatifitas dan kecerdasan para guru. Selain itu juga guru harus memiliki komitmen untuk membangun karakter peserta didik. Paling tidak guru tersebut harus bisa menjadi panutan dalam bersikap, bertuturkata dan bertingkah laku. Guru harus bisa menjadi teladan bagi peserta didiknya.
Selain guru, orang tua peserta didik harus menjadi pembimbing dalam membentuk karakter anak, bahkan mempunyai peran utama. Sekolah yang menjalankan pendidikan karakter harus mempunyai rencana yang jelas tentang kegiatan yang dapat dilakukan bersama orang tua peserta didik agar pembentukan karakter anak dapat terwujud.











Tidak ada komentar:
Posting Komentar