HOS. Tjokroaminoto
1. Biografi
HOS. Tjokroaminoto termasuk salah satu tokoh yang sangat berperan dalam memperjuangkan bangsa dan agama dari penindasan kolonial belanda, sehingga di beri anugerah atau penghargaan oleh pemerintah indonesia sebagai pahlawannasional. HOS. Tjokroaminoto di lahirkan di desa bakur pada tanggal 16 Agustus 1882 bertepatan dengan ,meletusnya gunung krakatau, dan meninggal dunia pada tanggal 17 Desember 1934 di yogyakarta. Ia berasal dari keluarga terhormat, beragama dan masih keturunan jawa. Ia adalah anak kedua dari duabelas bersaudara, tertua dari mereka itu adalah RM.Oeman Djaman Tjokropawiro, sedangkan yang paling muda RA. Istiroh Mohammad Sobari, dan ayahnya bernama Raden Mas Tjokroamiseno. Sebagai Wedono Kleco. Dan kakeknya seorang bupati ponorogo beristrikan seorang putri dari susuhunan 11 Surakarta Tjokronegoro namanya. Tjokronegoro adalah anak dari kyai Kasan Besari, pengasuh pesantren Tegalsari.
Ia hidup di lingkungan pendidikan islam yang cukup, sehingga dapat dijadikan modal memperjuangkan bangsa, dan begitu juga pendidikan umumnya juga telah cukup, karena ia pernah mengenyam pendidikan model barat, sebagaimana lazimnya anak priyayi. Karena ia terkenal anak yang nakal, maka ia sering pindah sekolah. Pertama kali menamatkan sekolah rendah kemudian melanjutkan hingga sekolah OSVIA yakni sebuah lembaga sekolah yang khusus diperuntukan calon pegawai bumi putera, keberadaan Tjokroaminoto di lembaga tersebut dikarenakan ayahnya sebagai wedono. Adapun tempat lembaga itu berada di magelang tahun 1902. Pada masa tjokroaminoto, sifatnya wajib bagi anak berasal dari golongan priyayi menjadi pegawai pemerintah. Karena jabatan itu merupakan suatu simbol keelitan dalam masyarakat pribumi dan dipengaruhi politik barat.
Setamat sekolah OSVIA tjokroaminoto kemudian langsung bekerja sebagai juru tulis patih di Ngawi. Pekerjaan tersebut untuk memenuhi kewajibannya sebagai tamatan OSVIA, walau ia tidak suka bekerjasama dengan orang barat. Tiga tahun lamanya (1902-1905) ia menjadi juru tulis namun lantas ditinggalkanya karena tidak sesuai dengan kata hati dan lalu ia pergi ke Surabaya. Di Surabaya inilah Tjokroaminoto bekerja dalam suatu oerusahaan yang bernama firma cooy co, sambil melanjutkan studinya di Burgelijke Avendschool Afdelling Wertuigkundige, bahkan ia juga tertarik dalam dunia karang mengarangdan terlibat dalam dunia jurnalistik (1907-1920). Setelah berhasil menamatkan sekolahnya itu, dia bekerja kembali menjadi learning mechinnist,kemudian menjadi chemicher di pabrik gula selama dua tahun. Di situ ia sambil menyibukan diri mengorganisir pemuda-pemuda Indonesia dan sekaligus sebagai ketua cabang Sarekat Islam(SI) Jawa Timur (1911-1913). Di Surabaya inilah bakat dan kemampuan Tjokroaminoto memperlihatkan dirinya tumbuh mekar dan berkembang. Dari Surabaya inilah ia merintis perjuangan.
HOS. Tjokroaminoto menikah dengan Raden Suharsikin yang berasal dari putri Raden Mangoensoemu sebagai orang yang terhormat yang menjabat sebagai patih di ponorogo. Dari perkawinannya itu di karuniai putra lima orang yakni Sri Oetari (istri pertama Presiden Soekarno) Oetarjo alias Anwar Harsono, siti Islamiyah, dan Soejoedi. Setelah istri HOS. Tjokroaminoto yang pertama meninggal dunia, kemudian ia menikah lagi dengan seorang artis wayang orang.
HOS. Tjokroaminoto menerangkan bahwa agama islam adalah suatu anasir kebudayaan bangsa, anasir inilah yang akan memerdekaan rakyat Indonesia dari penindasan dan penganiayaan yang sekaligus menguasai kekayaan indonesia. ia mengemukakan perlunya Program Tandhim untuk menyusun kehidupan rakyat dalam bidang ekonomi yang berdasarkan islam. Ia berupaya mempersatukan umat islam di Indonesia sebagai suatu strategi politiknya terutama dalam bidang ekonomi yang di terapkan untuk melepaskan belenggu dari penjajahan kolonial belanda. Ia juga sebagai salah satu tokoh dan sebagai panutan umat di sekitarnya sehingga mendapat julukan De Ongekroonde Van Java ( raja jawa yang tidak di nobatkan).
2. Pemikirannya tentang Pendidikan Islam
Bangsa indonesia telah lama di jajah oleh bangsa Belanda, namun dalam waktu cukup lama ini kolonial Belanda tidak banyak berbuat kebaikan untuk indonesia khususnya dalam bidang pendidikan. Sisitem pendidikan yang di laksanakan oleh pemerintah belanda sangat tidak menguntungakn bagi bangsa Indonesia, karana pada dasarnya bertujuan untuk kepentingan kolonial, sehingga isi pendidikanya hanya sekedar pengetahuan dan kecakapanyang dapat membantu dan mempertahankan kekuasaan penjajah tersebut. Di samping itu juga usaha pendidikan yang dilakukan oleh misi Zending ada kecenderungan kearah penetrasi agama sebagai salah satu langkah untuk memperkuat penjajahan belanda, sehingga dari maksud yang terselubung itu telah menimbulkan rasa tidak senang bangsa indonesia. Akibatnya mayoritas bangsa Indonesia tidak banyak membaca dan menulis. Oleh karena itu mereka selalu ditemani oleh kebodohan dan keterbelakangan. Pemerintah kolonial Belanda selalu berusaha agar dapat hidup langgeng di daerah jajahannya. Untuk mewujudkan keadan yang demikian itu maka perlu disusun suatu strategi yang menurut bangsa indonesia sangat merugikan, yakni bangsa belanda sangat lamban dalam peningkatkan pendidikan bangsa indonesia. realitas inilah yang melahirkan pemikiran bahwa sarana tepat yang dapat membebaskanya adalah melalui pendidikan.
Dengan pendidikan akan mampun membebaskan manusia dari kungkungan yang melilitnya. Namun dalam proses tersebut harus di landasi oleh nilai-nilai islam, sehingga tetap dalam lingkaran bingkai iman dan islam. Oleh karena itu yang di jadikan HOS. Tjokroaminoto adalah trilogi pendidikan yakni setinggi-tingginya ilmu pengetahun dan sepandai-pandainya siasat hanya dapat terwujud apabila di landasi sebersih-bersih tauhid.
Perjuangan HOS. Tjokroaminoto tidak lepas dari problema rakyat terutama umat islam. Banyak ketimoangan dalam hubungan sosial dalam masyarakat kolonial sebagai hal yang tidak wajar dan menyinggung harga diri. Dengan menggunakan kekuatan pikiran, manusia mampu membuaka jalan menuju masa depan, oleh karena itu HOS. Tjokroaminoto juga berkeinginan mengadakan perbaikan termasuk dalam pemerintahan desa dan meningkatkan pendidikan.











Tidak ada komentar:
Posting Komentar