Akhir sebuah cerita
Oleh; asy’ari
Rintik hujan mengiringi langkah pagiku
Walau desiran angin tak begitu kencang aku tetap kedinginan terbius hawa
dingin yang kian tak berarti
Ketika itu pula datanglah pasienku yang siap untuk dikerjakan padaku setengah
panci yang isinya beras untuk dihancurkan menjadi tepung. Mungkin dia akan
membuat sesuatu seperti jajanan yang akan dihidangkan pada hari raya idulfitri
nanti.
Mungkin pekerjaan sampinganku ini tak begitu berarti bagi orang, tapi
pekerjaan itu bagiku seperti tambang emas yang buatku makan, atau uang saku
saat aku bersekolah tapi sebagian aku tabung saja, dan setelah banyak aku putar
uang itu untuk membeli jagung orang yang dijual padaku.
Dalam fikiranku ketika uang itu banyak nanti akan dijadikan biyaya untuk
sekolahku SMA, atau SMK, nanti biar nambah ringan terhadap orang tuaku saat aku
duduk dibangku sekolah menengah nanti.
Pekerjaan itu terus kutekuni biar apa yang aku mimpikan bisa jadi
kenyataan.
Walau pekerjaan itu begitu berat aku
jalani tapi kuluangkan waktu untuk belajar dan main gitar.
Karna bekerja tanpa belajar mimpiku takkan kesampayan juga.
Dan main gitar, main gitar adalah ilusi yang bisa membuat aku senang dan
santai.
Dan gitar adalah salah satu mainan kebanggaanku, dimana aku harus susah
payah membelinya.
Ketika aku belajar main gitar itu tak
ada satu orangpun yang menghargaiku kecuali Opick dan adeknya Shemy,
semua orang mencaciku karna main gitar gak berarti apa-apa kata mereka.
Tapi semua perkataan orang yang membuatku pesimis aku buang jauh-jauh
dan aku ganti dengan rasa semangat dan pantang umtukku menyerah.
Meski aku asik-asiknya bermain gitar atau ketika aku belajar, pasienku
membuyarkan semua konsentrasiku
Tapi semua itu harus kukerjakan walau pahit rasanya.
Bagiku semua harus kita pelajari tanpa terkecuali, pasti kalau kita
belajar sesuatu,pasti suatu saat nanti ada hikmahnya “Aku yakin hal itu” dalam
hatiku membisikkan kata itu.
Dan kalau aku melihat sesuatu yang baru dari teman-temanku, aku
tertantang untuk mencobanya walau semuanya harus merelakan yang aku punya,
dengan begitu aku dapat menimba ilmu dari sesuatu yang baru itu.
Hari idulfitri tinggal tiga hari lagi, dimana
anak-anak yang diberikan baju baru olehnya, topi baru, sarung baru, pokoknya
semua serba baru.
Aku yang Cuma melihat temanku bahagia aku turut bahagia,
Karna apa..?
Bila orang bahagia aku juga bahagia
Kana semua orang adalah saudara.
Aku tak perlu iri melihatnya, karna orang adalah saudaraku.
Bagai manahalnya aku aku yang punya saudara kandung, kalau saudaraku itu
senang pasti kakaknya ikut senang.
Hari-hari yang kujalani begitu pahit samahalnya dengan jamu meski
diaduk-aduk tetap saja pahit tapi menyehatkan.
Hari-hari ku juga begitu, meski begitu pahit
aku bisa tetap bisa membantu saudara-saudaraku yang membutuhkan jasak
Ku teringat pada mimpiku.
Aku sempat prustasi akan hal itu, bagaimana saya tidak prustasi..!
Ekonomiku tang semakin hari semakin menghimpitku, dimana sandang dan
pangan melonjak naik harganya.
Ya…. Aku sebagai rakyat kecil tidak bisa berbuat apa-apa,Cuma bisa
berharap kebijakan pemerintah dan dia tau apa yang dialami rakyat kecil seperti
aku.
Tapi embakku datang dengan beberapa kata dan Support yang bikain
aku bangkit kembali dari tidurku yang cukup curam itu.
Mananya Fika, dia yang membuatku seperti ini, yang bisa membangkitkanku.
“usahakan bagai mana kamu bisa mengejar mimpi itu
buatmu,walau terkadang mimpi itu belum tentu kebenarannya.
Kalau kita mau bekerja keras untuk meraih semua mimpi itu buatmu,
insyaallah pasti tercapai”.
Sungguh jantungku berdenyut lambat tapi keras mengingat perkataan yang
sungguh bisa membuatku hidup lagi.
*
* *
Perjalanan sunyi yang kutempuh sendiri
Membuatku terkadang terasa hampa bila daku mengingatnya.
Semua itu karna mimpiku yang semakin hari semakin aku yakin itu pasti
tercapai.
Kulihat teman-temanku di idul fitri ini begitu ceria,
Kulihat dari expresi mukanya yang begitu berbinar laksana langit yang
ditaburi bintang. Sungguh hatiku senang melihat semua yang ada di dunia fana ini.
*
* *
Idulfitri telah tiba dengan kumandangnya takbir
berserakan dimana-mana, dengan suara khasnya “Allahuakbar,
allahuakbar,allahuakbar laailaahaillallah hualla, allahuakbar walillaa ilham”
begitulah suara takbir yang senantiasa menghiasi malam idulfitri.
Dimana dimalam itu banyak orang keliaran pulang-pergi silaturrahmi
dengan sanak-saudara.
Malam itu adalah malam yang penuh kegembiraan, dimana orang yang
berpuasa telah menemukan hari kemenangannya, bahkan dimalam itu pula berbagai
macam petasan yang dimunculkan, dari saking gembiranya.
Tapi dimalam itu aku tidak ikut memeriahkan karna dari ekonomiku sangat
minim.
Kulihat teman-temanku riang-gembira layaknya seperti disurga yang penuh
air telaga bersimbah keharuman minyak hajar aswad.
Ke esokan harinya dimana mentari sudah agak
tinggi menyinari rumah-rumah yang berserakan dibawahnya.
Aku harus berangkat kemasjid untuk menunaikan shalat adulfitri.
Karna mesjidku tak jauh dari rumahku, aku tidak pelu mengeluarkan banyak
tenagaku.
Setelah shalat ‘id ungkapan-ungkapan maaf yang dikeluarkan banyak orang
yang ada didepannya termasuk aku “minal a’idzin walfaidzin moon maaf lahir
batin” begitulah suara yang dikeluarkan padaku mulai dari temen kelasku Zaiful,
Muzammil, sa’di, miftahul hingga temen-temenku yang lain.
“sama-sama” suara itu yang aku katakana sama teman-temanku.
*
* *
Tanggal 21-09-2010
Hari liburku sudah habis ditelan sang waktu, dimana aku yang harus
kembali duduk diatas bangku sekolahku.
Dan ketika itu pula masih banyak teman-temanku
yang minta maaf padaku, tapi lebih lebih banyak yang perempuan.
Setelah beberapa waktu kemudian, kutunggu-tunggu wanita yang telah aku
kagumi beberapa bulan yang lalu, dia belum muncul-muncul, aku gelisah
memikirkannya.
Setelah aku bertanya-tanya pada teman perempuannya yang biasa duduk
berkumpul dengannya. “apakah kamu lihat Vika”
kubertanya pada teman-temannya.
“gak tau….!! Sudah beberapa hari ini dia gak ada kabar” dia menawab
pertanyaanku.
Hati risau dan gelisah yang selalu menghantui
fikiranku, sampai-sampai jam pelajaranpun aku gak tau pak guruku menerangkan
apa tau-tau Cuma ada PR.
Setelah jam istirahat, tiba-tiba aku yang lagi duduk termenung,
kebingungan dan pemasaran.
Bagiku dia adalah peri cantik yang muncul tiba-tiba tanpa ku undang
bahkan dia menghilang tanpa kabar.
Setelah ku ingt-ingat dia menyelipkan surat pada tasku beberapa bulan
yang lalu, kucari dan kuambil danku baca
“ untuk Ary`
Sebelumnya maafkan diriku yang tak selayaknya memulai kata hati ini.
Rasanya aku tak bisa membendung
perasaan ini lagi.
Tak bisa kupungkiri…!
Kau mengingatkanku pada sosok Ali bin Abithalib
Dimana ia adalah pemimpin yang begitu dermawan
Dan bijaksana layaknya dirimu.
Sehingga aku tak kuat melihat tatapan matamu yang begitu meyakinkan
terhadapku.
Wahai Ary`
sahabatku…
Pernahkah kau melihat bidadari
Yang tak selayaknya turun ke bumi,
Pernahkah kau melihat merpati putih nan suci
Terapung-apung di udara hanya untukmu,
Dan pernahkah pula kau melihat bunga-bunga
mawar
Yang layu karna tidak dihiraukan olehmu.
Kuharap kau mengerti
Vika yang menanti jawabanmu 07-08-2010
Sungguh aku terkejut membacanya…?!
Tulisan yang terukir dengan indah telah kuabaikan tak terbaca
Setelah itu kumencarinya di sela-sela ruang
sekolahku mulai dari kelas-1 sampai kelas 3 MTs_ku, namun pencarianku sia-sia,
sama halnya dengan surat yang diberikan Vika padaku
*
* *
Satu minggu telah berlalu namun Vika yang kuharapkan dari minggu sebelumnya belum juga ada, lalu kuputusksn
untuk pulang dan bolos sekolah.
Dengan surat izin ini aku bisa
mencari Vika untuk beberapa hari.
Kutitipkan pada temanku Zammil “( mimink )” ku biasa memanggilnya, untuk memberikannya pada BK
nanti.
Kuberlari dengan beban yang sangat berat untuk aku jalani, dimana hati
harus runtuh berkeping-keping seperi air danau yang surut seketika.
Dengan tetesan air mata kucoba pergi dari rumah untuk menemukan sang
pujaan hati
*
* *
Kucoba jalani hari-hari tanpa teman dan sahabat.
Berjalan tanpa tujuan, dan memanjatkan kaki tanpa harapan.
Hanya dengan tas ransel yang yang berisi pakaian, dan satu buah gitar
ditanganku.
Kucoba jalani semua ini.
Ditengah perjalanan aku kehabisan uang, kucoba bertahan
walau perutku sudah memanggil-memanggil.
Dan kucoba memainkan gitar dan bernyanyi disela-sela rumah penduduk, dan
tak ada orang yang mau merelakan sepeser uangnya untukku.
Perutku terus memanggil-manggilku, tapi kucoba bertahan.
Setelah kulihat jam telah menunjukkan pada angka 03:24
Tinggal satu rumah didusun itu, rumahnya sangat indah dan kucoba
menindangkan lagu didepan rumahnya.
Cobalah dengarkan laguku
Suara hatiku memanggilmu
Sampai kapanku harus menunggu
Menunggu jawaban cintamu.
Ku ingin engkau tau hatiku
Betapa hatiku mencintaimu
Ku ingin engkau tau hatiku
Betapa besarnya citaku.
Semoga tuhan dating menyelamtkan
hatimu
Semoga bulun dating menyinari hatimu
Tembang itu kubawakan,
Tak sempat kulanjutjan orangnya dating dari balik daun pintunya, dia
menangis tersedu-sedu.
Ternyata yang datang itu adalah Vika yang ku cari-cari selama
ini.
Mungkin dia tidak mengenaliku, karna topi yang kupakai agak kutekan kebawah.
“ini mas..” dia menyodorkan uang padaku, tapi ku tidak terima uang itu
langsung aku pergi seakan aku masih tak percaya dia itu Vika.
Namun dia memanggilku kembali ingin memberikan uang padaku “mas-mas” da
memanggilku dan langkahku tercegat sampai disitu.
Sebelum dia sampai didepanku topiku dibuka, dan
aku berkeyakinan “kalau dia itu Vika pasti dia mengenaliku”
hatiku membisikkan hal itu.
Dan setelah ku buka dia tercengang melihatku lalu dia memelukku
erat-erat “kamu mas Ary` kan……??” dia bertanya sambil menangis
tersedu-sedu “ia aku Ary`, kamu Vita kan??” aku masih gak percaya hal
itu “ia mas ini aku” dia menjawab.
“berarti dia benar Vika, tak mungkin dia kenal aku kalau dia bukan
Vita. Akhirnyaaa….. aku menemukannya” hatiku berbisik.
Aku disuruh masuk kerumahnya
dan berbincang-bincang dengannya.
Taklama kemudian dia pingsan dengan bersimbah darah dihidungnya.
Kubawa kerumah sakit yang tak jauh dari rumahnya.
Setelah ku menunggu beberapa jam kemudian datang dokter yang
memeriksanya danku bertanya “gimana Vika dok, baik-baik aja
kan..???” ku bertanya pada dokter tapi dia masih belum menjawab pertanyaanku,
menyelang beberapa detik kemudian dokter memberitaukannya padaku “maaf dek..!
Vika tidak tertolong karna kanker yang sudah lama
dideritanya sudah tidak bisa diobati lagi” jawaban dokter itu seakan gaungan
harimau yang ingin mencengkramku dan akan membuatku mati.
Ku berteriak tak percaya “ ya tuhan….!! Kenapa aku masih dipertemukan,
kalau aku masih mau dipisahkan seperti ini, kenapa aku masih di ciptakan kalau
aku takkan tercipta untuknya.” Ku berseru pada tuhan seakan aku tak pantas lagi
hidup didunia ini, lalu ku jatuh pinsan dan tak ingat apa-apa lagi.
*
* *
Beberapa bulan telah berlalu kujalani hari-hari tanpa semangat.
Dan ku berjalan kesuatu tempat dimana aku pernah berdua dengan Vika disana dulu dan tak ada seorangpun pengganti Vika di
hatiku, dan ku bernyanyi.
Akhir sebuah cerita
Ketika hidupku
Tak berarti
lagi untukkumu
Di saat
diriku
Butuhkan
belai kasihmu
Kini semua
Harapanku
yang tlah sirna
Tinggallah
bayangn
Saat engkau
menutup mata
Kini semua tinggal kenangan
Hanya bulan dan bintang menemani malam
Tinggallah kini sebuah harapan
Yang tak akan mungkin datang
Ketika
semuanya harus berakhir
Terkubur
bersama bayangan kasihmu
Hancurlah sudah seberkas harapan
Terkubur bersama bayangan kasihmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar